02

10.9K 654 30
                                    

Alexia menatap luar jendela dengan tatapan penuh kebingungan, Ada apa dengan orang tuanya hari ini "Sepertinya mereka salah minum obat."Gumam Alexia.

Alexia sedari tadi berfikir keras kenapa Arsen dan Emely berubah hingga tak sadar kalo ia sudah berada di area sekolahan.

"Nona, kita sudah sampai."Ucap Supir Alexia membuat Alexia tersadar dari lamunannya.

"O-Oh nanti jemput ya pak."Ucap Alexia yang di angguki oleh sang supir.

Alexia berjalan dengan teremenung memikirkan hal yang terjadi pagi ini "Argghhh, harusnya gue seneng dong kalo mereka berubah kok gue malah takut ya."Ucapnya entah pada siapa.

Xia kemudian masuk kedalam Kelasnya dengan pandangan kosong dan fikiran yang berkecamuk "Xiaaa."Teriak salah satu temanya.

tersadar dengan suara teriakan Alexia kemudian menoleh "Kenapa lu pagi-pagi sudah suram aja."Ucap Sahabat Alexia bernama Zafira  Vanesia.

"Bonyok gue."Ucap Alexia.

"Kenapa lagi dengan orang tua lo, Lo di tampar lagi ?"Tanya Vina Britadiraja yang juga salah satu sahabat Alexia.

Alexia mengangguk "Mereka aneh banget hari ini, kayak lembut banget sama gue jadi curiga."Ucap Alexia.

"Loh seharusnya lo seneng dong orang tua lo sudah sayang sama lo."Ucap Vina dengan raut muka kebingungan.

Alexia menatap Vina lekat "Hm, lo benar."Ucap Alexia berlirih.

Kring
kring
kring

Bel sekolah berbunyi menandakan pelajaran akan segera di mulai, Beberapa saat kemudian datanglah guru dan akan memluai pelajaranya.

disisi lain Arsen dam Emely sedang berada di mansionya sedang kedatangan ayah dan ibu dari Emely.

Mereka adalah Fahreza Dan Ratih Mereka adalah orang tua dari Emely dan sekarang mereka ada di kediaman Arsen.

"Mau apa kalian kesini."Tanya Arsen to the point.

Emely sedang menatap mereka yang membawa seseorang, "Oh iya kenalin dia Amanda Dia yang menlong Ayah dan Mama saat kemarin Kami hampir kecelakaan."Ucap Fahreza.

"Ayah kecelakaan ??."Tanya Emely.

"Iya, dan Amanda ini yang menolong Ayah."Ucap Fahreza.

Amanda yang di perkenalkan tersenyum manis seraya mencuri-curi pandang dengan Arsen, jangan kira Arsen tidak tahu akan hal itu ia sengaja diam karena ia agak risih dengan apa yang Amanda lakukan.

Emely menatap Amanda "Terus apa tujuan ayah membawa dia kesini ??"Tanya Emely.

"Jadi gini katanya dia baru saja di usir dari kontrakanya, nah karena tidak mungkin Ayah membawa dia ke paris untuk tinggal dengan kami jadi kami berharap kamu mau menampung dia dan Anaknya."Ucap Ratih dengan Senyum.

"Dia sudah beranak, terus kenapa dengan suaminya ??."Ucap Arsen bertanya.

Amanda memasang wajah Sedih "SuamiKu pergi meninggalkanku."Ucap Amanda dengan sendu dan pilu.

"Gak beres nih manusia." Batin Arsen dan Emely.

"Terus anaknya kemana ??"Tanya Emely.

"Anaku sedang sekolah sekarang, akan aku langsung suruh kesini."Ucap Amanda.

Arsen mengeryit kebingungan dari mana asal kepercayaan diri yang begitu besar, sebagai kepala rumah tangga Arsen belum menyetujui permintaan ayah mertuanya.

"ngomong-ngomong saya belum setuju anda tinggal disini."Ucap Arsen membuat amanda melunturkan senyumnya.

"Ma-ma'af."Lirih Amanda.

"Ayolah Arsen dia sudah menyelamatkan Ayah, Dan dia sudah ayah angkat jadi anak ayah."Ucap Fahreza.

"Saya tidak mau ada wanita yang asing tinggal satu atap di Rumah saya, nanti gimana omongan tetangga apalagi, dia seumuran dengan Istriku."Ucap Arsen.

"Arsen, dia bukan orang asing dia anak mama juga."Ucap Ratih mencoba menyakinkan Arsen.

"Tidak."

Fahreza memijat kepalanya pusing "Gini aja Sampe anaknya lulus sekolah dan setelah itu dia akan keluar dari sini."Ucap Fahreza bernegoisasi.

"Tidak."Ucap Arsen kekeh.

Ratih menatap Emely dengan tatapan meminta dan berharap Ia dapat membujuk Arsen, Emely yang melihat itu merasa Risih di tatap secara terus.

"Iya iyaaa, berhenti menatapku seperti itu."Ucap Emely.

"Mas, Sudah biarkan saja dia disini."Ucap Emely berbisik.

"Sayang, kan kita mau merubah alurnya kalo dia disini sama aja dong."Ucap Arsen.

"Kan ceritanya dia menggoda Arsen sayang, emangnya kamu mau tergoda hah."Ucap Emely.

"ya tidaklah Sayang, ya udah kalo itu maumu, Tapi kalo nanti dia nyiksa anak kita gimana sayang kita baru saja jadi orang tu loh."Ucao Arsen berbisik.

"Tinggal tendang apa susahnya."Ucap Emely yang di angguki oleh Arsen.

Arsen menghela nafas gusar "Gini, Saya kasih kamu tinggal disini sampai 6 Bulan dan kamu harus bisa mencari Rumah sendiri dalam waktu itu, saya tidak mau ada gosib yang aneh aneh dan juga aku tidak ingin Alexia marah karena hal ini kami baru saja memperbaiki masalah di dalam keluarga kami jadi Jangan buat masalah, atau kau akan ku buat kau jadi gelandangan Nona Amanda." Ucap Arsen.

"Ba-baiklah, aku tidka akan membuat masalah."Ucap Amanda begetar karena ketakutan.

"Bagus, Kurasa pembicaraan ini sudah selesai saya ada Rapat."Ucap Arsen.

Amanda tersenyum Ramah kemudian ikut berdiri "Terima kasih karena telah mengizinkan aku dan anaku tinggal disini aku janji aku akan segera mencari rumah untuk kami."Ucap Amanda menjulurkan tanganya.

Arsen melihat amanda menjulurka  tanganya hanya menatap datar "Maaf, saya sudah wudhu."Ucap Arsen kemudian pergi meninggalkan mereka.

"Baiklah, Emely ayah dan mama akan segera pergi ke paris."Ucap Fahreza memeluk Emely.

"Iya ayah jaga kesehatan mama juga."Ucap Emely melepas pelukan Fahreza dan memeluk Ratih.

dan akhirnya mereka berdua keluar meninggalkan Amanda dan Ratih "Akan ku kasih tahu kamarmu."Ucap Emely yang di balas anggukan oleh Amanda.

"Ini kamarmu, dan kamar anakmu ada di sampingmu."Ucap Emely kemudian meninggalkan Amanda untuk membereskan barangnya.

Amanda masuk ke dalam kamarnya "Tenang saja amanda, ini akan sementara nanti saatnya kamu akan sekamar dengan Arsen amanda."Ucap Amanda.

"Haah aku tidak sabar untuk merebut Mas Arsen."Gumam Amanda terkekeh geli memikirkan sesuatu.

bersambung...

Be a good parent ( End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang