Part 2 : Mistery

275 52 24
                                    

Hari ini Jimin disibukkan dengan laporan di kantornya. Maklum dia harus menyelesaikan semuanya, di kejar deadline karena dia sempat cuti seminggu karena mengurus pemakaman appanya

"Pulanglah sudah sore." Seorang wanita yang merupakan partner teamnya menegurnya

"Nanggung sunbae. Bentar lagi juga selesai." ucap Jimin tanpa memalingkan wajahnya dari layar komputernya

"Sudah jangan di dengarkan Mr. Oh yang marah-marah, harusnya dia memaklumimu. Kau khan masih dalam masa berduka. Pulanglah, dia tidak akan pernah membayar lemburmu."

Jimin tersenyum kepada seniornya itu
"Sunbae juga seharusnya cuti perutmu sudah membesar." ucap Jimin menatap perempuan yang berbadan dua itu

"Yeah, suamiku sengaja menghamili agar aku keluar dari pekerjaan ini." dia memegang pinggangnya karena terasa pegal dan sedikit nyeri

"Astaga bayi ini tidak membiarkan aku untuk duduk dan berjalan dengan tenang.." gerutunya sambil berjalan keluar

"Itu bayimu sendiri.." ucap Jimin lirih

"No, it's fucking sperm my husband!!" perempuan itu memaki sambil memijat pinggangnya

Okey, Jimin diam, karena tidak akan bisa menang jika melawan perempuan sensitif yang sedang hamil. Bisa-bisa dia memakannya

Lagian Jimin sudah biasa mendengar seniornya memaki-maki seperti itu kadang dia juga memaki Jimin yang tidak tahu apa-apa

Perempuan itu berlalu, "Aku pulang ya."

Jimin mengangguk, kemudian dia berbalik menatap Jimin dan menghampirinya

"Ng, Jimin..." perempuan itu tampak seperti galau ingin mengatakan atau tidak, seperti ragu-ragu

"Apa sunbae. Kalau ragu, tidak usah mengatakannya apa-apa."

"Aku tahu kau baru masa berduka, sepertinya aku tidak etis mengatakan ini.." Perempuan itu menyodorkan sebuah surat khabar dari Rusia dengan tulisan berbahasa inggris

"Suamiku sempat membantu kasus di Institute of Sciene tempat appamu mengajar disana.. Beritanya masih dalam penyelidikan sih.. Tapi.."

Jimin menatap koran yang dibawa seniornya. Seniornya memang bersuamikan seorang polisi. Mereka satu team. Jimin merasa senang kalau bersamanya karena informasinya selalu akurat, karena langsung dari sumbernya

"Aku melihat ada nama appamu disana."

"Kasus apa?"

"Baca sendiri deh. Aku pulang ya. Bayi ini sepertinya sudah kelaparan."

Jimin mengangguk dan membaca koran ditangannya

Jimin membaca huruf per huruf dengan seksama, sebelum sebuah pesan dari teman-temannya mengajak untuk makan malam bersama memecah konsentrasinya

Jimin sudah terlalu lelah di kantor ini, akhirnya dia mengiyakan ajakan teman-temannya untuk makan bersama


****


Jimin duduk tenang bersama sahabatnya Taehyung dan Jungkook menunggu kopi pesanan mereka datang

"Bagaimana dengan ibu tirimu?" Jungkook bertanya memecah keheningan karena dari tadi mereka bertiga sibuk dengan ponsel masing-masing

"Ya seperti itulah. Aku malas membahasnya."

"Apa kau masih tidak menyukainya?" gantian Taehyung bertanya

"Kau bisa bayangkan, umur kami hampir berdekatan, dan dia menikah dengan appaku yang umurnya jauh diatasnya. Memiliki anak pula, aku memiliki seorang adik! Harusnya aku yang memiliki anak!"

Scandal [Park Jimin's Secret Mission] ✓✓ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang