Langsung aj ya guys aku cerita tentang proses pendewasaan yang aku alamin. Aku dilahirkan sama dua orang yang sangat sederhana dan dipenuhi dengan keharmonisan.
Aku setiap pulang sekolah selalu mencari bunda untuk aku salimi.semua itu kini berubah,semenjak bunda meninggal.
Sebelum bunda meninggal aku merawatnya,dan aku diajarin selalu sama bunda. Diajarin mulai dari memasak kue dan berbagai makanan, melipat baju,cuci baju. Sekarang aku baru sadar kalo itu semua bunda ajarkan ke aku,agar aku bisa hidup mandiri jika bunda ngga ada.
Sudah 2 tahun ini ditinggal bunda,rasanya sangat kangen sekali.kini aku belajar dari sebuah kehilangan,kalo waktu ngga bisa dibeli. Dan andai ada mesin pemutar waktu aku ingin menggunakannya untuk bertemu bunda terus tanpa sedetik pun ngga melihatnya.
Semua yang bernyawa akan meninggal. aku selalu percaya rencana tuhan lebih baik untukku dimasa depan.
Jujur ini proses pendewasaan yang sangat berat yang aku alamin,harus kehilangan orang yang paling sayang kepada ku. Aku yakin juga ALLAH memberikan cobaan ini dan memberikan proses pendewasaan yang berat ini kepadaku tidak melebihi batas kemampuanku sebagai hamba. Aku kuat dan aku bisa.
Ngomong ngomong soal bunda,bunda meninggal disaat aku menginjak usia 15 tahun. Aku saat ini detik ini masih bisa bersyukur,bersyukur kenapa? Ya karen aku masih sempat berbhakti dimalam terakhir bunda meninggal. Aku menggendong bunda dari ruang belakang ke kamar depan,bunda memegang erat leherku dari depan.yang dulunya aku digendong bunda waktu kecil,kini berbalik aku yang menggendongnya dimalam terakhirnya. Tubuh bunda saat aku gendong sangat ringan banget. Aku ga tega liatnya.
Jika ada satu permintaan yang bakalan pasti terkabul,aku hanya ingin bertemu dengan bunda meskipun sebentar. Aku pengen ngomong satu kata (kangen). Aku pengen merasakan lagi hangat tangannya,omelannya,masakannya semuanyaaa. Aku kangen bunda,makasi bunda sudah melahirkanku,aku sangat bangga dilahirkan oleh bunda. Maaf bunda sekali lagi maaf rian blom bisa membanggakan bunda disana dengan lolos tes polri. Maaf bunda. Tapi rian ngga patah semangat,rian akan cobak taun depan tapi memilih bintara brimob.
KAMU SEDANG MEMBACA
proses
Non-Fictionhargailah sebuah proses,karena itulah kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Sesuai judulnya penulisan ini butuh proses ya guys,dan terus berlanjut alias update terus.