Enam Belas

2.2K 335 16
                                    

"AW!!" (Name) memejamkan matanya. Keningnya mengernyit menahan sakit.

Izana sendiri mendongak, menatap ke arah (Name). Tangannya masih setia menekan lebam di pergelangan kaki (Name).

Beberapa menit yang lalu (Name) berlatih menendang. Itu sudah kegiatan rutin (Name) selama sebulan ini. Namun gadis itu melakukan kesalahan pada gerakannya. Dan berakhir dengan cedera di pergelangan kakinya.

"Jangan ditekan!" Protes (Name) sembari menunduk, menatap Izana.

"Payah." Cibir Izana.

"Kalau seperti ini, aku rasa aku harus batalkan rencanaku." Izana menghela nafas.

(Name) menatap Izana dengan raut heran. "Rencana apa?"

"Aku berencana mengajakmu ke Tokyo. Lagipula besok weekend. Tapi kamu bodoh sekali malah melukai pergelangan kakimu." Cibir Izana.

"Tokyo!?" Tanya (Name) dengan mata berbinar. "Ayo pergi!"

"Kamu tuli? Kubilang kan rencananya aku batalkan." Ketus Izana.

"Sudah tidak sakit!" Dusta (Name). "Ayo ke Tokyo! Apa yang mau kita lakukan di sana? Kencan!?" Tanya (Name) antusias.

"Apa maksudmu kencan?" Cibir Izana sembari membuang muka, berusaha tidak terlihat salah tingkah. "Aku ingin mengajakmu bertemu seseorang sebenarnya."

(Name) memiringkan kepalanya sembari memasang raut wajah bingung. "Seseorang? Kenalanmu?"

"Begitulah." Jawab Izana. "Pikirkan saja kakimu. Kamu yakin bisa pergi besok."

(Name) tersenyum manis, "Aku tidak mungkin menyia nyiakan kesempatan untuk bersamamu. Besok pasti sudah sembuh."

Izana berusaha meredakan detak jantungnya. Pria itu berbalik membelakangi (Name).

"Naik. Kita pulang, agar kamu cukup istirahat." Izana melirik (Name).

"Eh? Aku masih bisa berjalan." Ucap (Name).

"Turuti ucapanku, (Name)." Sahut Izana.

Akhirnya (Name) tidak punya pilihan. Ia naik pada gendongan Izana dan melingkarkan tangannya pada leher Izana.

"Aku tidak berat?" Tanya (Name) cemas.

"Terlalu ringan. Kemana perginya semua makanan manis yang selalu kamu makan?" Ejek Izana.

Izana tersenyum tipis. Sebenarnya besok Izana ingin membawa (Name) mengunjungi makam Shinichiro besok. Entah mengapa tadi malam Izana bermimpi tentang pria itu.

Lalu mengingat (Name) saat ini adalah miliknya, Izana rasa tidak ada salahnya ia sedikit menceritakan dirinya pada (Name).
......

Sosok itu duduk di ruangan putih hampa itu sembari tersenyum lebar. Topi yang selalu ia pakai saat menemui (Name) saat ini ia pangku, membuat wajahnya terlihat jelas.

Ia menatap sosok (Name) dan Izana melalui layar di depannya.

"(Name), aku sangat baik kan padamu?" Gumamnya.

"Aku sengaja memasukan sosok Sano Shinichiro di mimpi Kurokawa Izana. Lalu aku pengaruhi pikirannya agar dia membawamu ke Tokyo besok."

Ia tertawa kecil, "Ya ampun, aku sampai memakai kekuatanku untuk membantumu, (Name)."

"Nah sisanya ada di tanganmu. Apakah kamu bisa menyusun teka tekinya dan memcari cara untuk menolong Izana."

"Apa kamu bisa menang?"
........

Yang ada di bayangan (Name) saat Izana bilang ingin membawanya menemui seseorang adalah teman atau mungkin Kisaki. Namun kini dirinya berdiri di depan makam dengan nama Sano Shinichiro.

Save You (Izana Kurokawa x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang