Dua Puluh Enam

2.6K 329 58
                                    

12 tahun setelahnya......

Restoran bergaya minimalis itu tampak dipenuhi oleh orang orang yang menyantap makanan dengan wajah berseri. Walau hanya restoran sederhana, nyatanya tempat ini selalu dipenuhi oleh pelanggan.

Pintu restoran terbuka diikuti bunyi lonceng yang sengaja dipasang sebagai pemberutahuan jika ada pelanggan yang baru datang.

Sosok jakung berkulit eksotis itu sukses mencuri banyak pasang mata yang di dominasi oleh kaum hawa. Surai putih dengan iris violet cantik itu sudah sangat sering menyihir orang orang di sekitarnya.

Sosok yang menjadi pusat perhatian sendiri tampak memasang wajah datar. Terkesan tidak peduli.

Langkahnya pasti mendekati wanita yang tampak sedang melayani pelanggan sembari tersenyum manis.

"Kena kamu."

Wanita tadi terkejut dan menoleh. "A-ah, Izana." Balas (Name) dengan gugup.

Izana memasang wajah kesal. Pria itu menarik tangan (Name), menyeret (Name) untuk masuk ke dalam ruangan yang bertuliskan nama (Name) sebagai pemilik restoran.

Sesampainya di dalam, Izana melipat tangan di depan dada dengan tatapan tajam ke arah (Name).

"Bukannya aku melarangmu untuk ikut melayani pelanggan?" Tanya Izana dengan suara tegas membuat (Name) menunduk.

"A-aku bosan. Kamu selalu sibuk, kalau tidak di dojo, kamu akan sibuk di bengkel. Jadi aku berusaha mencari kesibukan." Cicit (Name).

Izana mendekati (Name). Tangan pria itu terulur menyentuh perut (Name).

"Pikirkan kandunganmu, (Name)." Keluh Izana. "Bagaimana kalau kamu kelelahan lalu terjadi sesuatu pada bayinya?"

"Maaf."

Izana menghela nafas dan menuntun (Name) menuju sofa di pojok ruangan. Pria itu membantu (Name) untuk duduk sembari menyandarkan tubuh wanita itu pada dada bidangnya.

Dua tahun yang lalu Izana resmi melamar (Name). Setelahnya, sudah sejak empat bulan yang lalu (Name) mengandung.

Mereka menunggu cukup lama sehingga saat Izana tau (Name) mengandung anaknya, pria itu jadi semakin protektif.

Semuanya menemukan kebahagiaan mereka masing masing. Emma dan Draken menikah seminggu yang lalu. Izana meneruskan dojo milik keluarga Sano bersama Mikey. Selain itu keduanya juga membuka bengkel motor bersama.

Kakucho masih terus bersama Izana. Pria itu membantu di dojo yang selalu ramai.

Takemichi dan Hina saat ini sibuk mempersiapkan pernikahan mereka yang akan berlangsung kurang dari satu bulan lagi.

Izana sendiri masih sulit percaya dengan kehidupan yang ia jalani saat ini. Rasanya seperti mimpi menjalani hidup sebahagia ini.

Namun nyatanya (Name) benar benar dikirimkan untuk melepaskannya dari neraka yang menjeratnya selama ini.

"Oh iya, Emma mengundang kita makan malam di rumahnya malam ini." Suara (Name) membuat lamunan Izana buyar.

"Begitu? Kalau begitu, bukannya kita harus segera bersiap." Izana memilin surai (Name) sembari menatap wanita itu.

"Benar. Aku berencana membantu Emma juga. Dia mengundang yang lainnya juga. Oh, jangan lupa kabari Kakucho, dia harus datang." Celoteh (Name).

Izana tersenyum kecil. Ia mengecup singkat bibir (Name). "Siap, sayang."

(Name) tersenyum manis dengan pipi bersemu. Hatinya menghangat.
........

Pukul sembilan malam (Name) dan Izana baru tiba di rumah sederhana mereka. Hari ini lumayan melelahkan membuat (Name) menghela nafas pelan saat tubuhnya menyentuh sofa ruang keluarga.

Save You (Izana Kurokawa x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang