bab 1

990 74 13
                                    

Dihutan yang cukup sepi, seseorang terlihat berusaha mencari jalan keluar karna tersesat dan terpisah dari rombongan nya. Diri nya kini terus berjalan menyusuri jalan setapak dengan keadaan yang cukup lelah.

Sudah lebih dari 24 jam dia menyusuri hutan, berutung nya dia tak bertemu dengan hewan buas. Tubuh nya tak sanggup lagi berjalan, pandangan nya kabur. Dia haus, sangat membutuhkan air. Dari tadi tak menemukan setes air pun dihutan itu.

Diri nya tak sanggup lagi untuk berjalan, hingga dirinya terjatuh tak sadar kan diri.
Tak jauh dari tempat seseorang tadi tak sadarkan diri, rupa nya ada dua orang manusia yang tengah mencari kayu bakar, dan kedua nya terus mencari kayu tersebut hingga salah satu dari mereka berjapan mendekati orang tadi dan tak sengaja melihat nya.

"Ayah, kemari" panggil nya.

"Ada apa Marsya?" tanya sang Ayah, dan menghampiri nya.

"Lihat ayah, ada orang yang tergeletak" ujar nya pada ayah nya.

"Sebentar ayah cek dulu, masih hidup atau tidak" ucap sang Ayah, dan Marsya pun membiarkan ayah nya mengecek orang itu.

"Masih hidup Marsya, seperti nya dia tersesat. kita  harus menolong dia. Kamu bawa kayu kayu itu biar ayah yang menggendong anak ini" ucap Ayah Shinta.

"Iya ayah" Marsya pun membawa kayu kayu yang sudah dikumpulkan oleh nya dan sang ayah. Sedangkan ayah Marsyaa menggendong orang itu dan membawa nya pulang ke rumah mereka.

Kebetulan mereka membawa mobil, yang biasa digunakan memasuki hutan ini. Setelah mereka berjalan sejauh 1 kilo meter, mereka pun sampai dimobil mereka dan langsung saja Marsya menaruh kayu kayu nya dibak belakang dan sang ayah mendudukan orang itu di depan. Marsya pun membantu sang ayah dan dia duduk disebelah orang itu agar orang itu tak jatuh.

Dan Ayah Marsya pun masuk ke mobil dan segera melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang, 1 jam perjalanan mereka sampai dirumah dan Marsya langsung langsung turun lalu ayah nya menggendong orang tadi lalu menidurkan nya dikamar Marsya, Marsya pun mengambil air dan lap untuk membersihkan tubuh orang itu serta menggantikan baju orang itu.

Marsya pun telah selesai menggantikan baju orang itu, dia melihat tas orang itu dan mencari kartu nama orang itu, dia pun melihat dompet lalu membuka nya. Dan melihat ktp orang itu. Rupa nya orang itu bernama Alena, Marsya pun kembali memasukan ktp nya dan menaruh dompet nya kembali ke dalam tas.
Rupa nya sang ayah, telah memanggil dokter yang ada di desa mereka. Dan sang dokter pun langsung memeriksa keadaan Alena.

"Dia kelelahan dan kurang nya cairan. Ini saya infus satu botol, agar dapat memenuhi cairan yang kurang pada tubuh nya" ucap dokter dan memberika infusan pasa Alena.

"Iya dok, lakukan saja yang terbaik untuk anak itu" ucap Ayah nya Marsya.

Dan dokter pun melakukan tugas nya dengan baik, lalu dokter pun pamit pulang  karna harus memeriksa pasien yang lain.
Hari mulai gelap, Marsya dan keluarga nya tengah berkumpul diruang tengah. Dan saling bertukar cerita satu sama lain, sedangkan dikamar Marsya. Alena membuka mata nya secara perlahan. Hal yang dia lihat pertama kali adalah sebuah ruangan yang sangat asing untuk nya.

Alena pun, melihat lihat sekeliling dan melihat ditangan nya sudah terpasang selang infus yang tinggal sedikit, Dia pun duduk dan mencabut selang infusan dengan paksa. Alena memegangi kepala nya yang terasa pusing, lalu dia hendak turun namun sayang keseimbangan tubuh nya oleng dan hampir membuat nya terjatuh jika saja tak ada tangan yang menangkap tubuh nya.

Alena membuka mata nya dan melihat tatapan mata elang yang begitu indah serta wajah cantik seseorang yang membuat jantung nya berdegup tak menentu.

"Kamu harus banyak istrahat, jangan gerak dulu" ucap Marsya dan Alena masih terus memperhatikan nya tanpa berkedip.

Marsya yang menyadari jika Alena terus menatap nya pun merasa sedikit risih, dan langsung mengibaskan tangan nya didepan wajah Alena membuat Alen terkejut dan malu karna ketahuan terus menatap Marsya.

"M-maaf" ucap Alena membuat Marsya mengangguk saja.

"Kamu istrahat saja, aku ambilkan makan sama minum dulu untuk kamu" ucap Marsya dan pergi keluar kamar menuju dapur mengambil makanan untuk Alena.

Alena pun menuruti ucapan Marsya dan duduk dengan anteng nya di tepi ranjang, dia mencari ponsel nya di tas dan mengisi daya batre nya sambil menunggu Marsya kembali. Akhir nya Marsya pun kembali membawakan makanan serta air minum untuk Alena.
Marsya pun memberikan piring nya pada Alena dan Alena  pun memakan makanan nya dengan lahap karna dirinya memang sangat lapar, hanya sebentar makanan nya sudah habis tak tersisa. Marsya pun mengambilkan minum untuk Alena dan membawa piring ke dapur lalu mencuci nya.

Setelah itu Marsya kembali ke kamar nya dan memberikan obat untuk Alena, yang langsung diminun oleh Alena.

"Terima kasih, emm" ucap Alena sedikit terdiam.

"Marsya, namaku Marsya" ucap Marsya yang seolah ngerti apa yang buat Alena tak melanjutkan ucapan nya.

"Iya, terima kasih kak Marsya" ucap Alena dan meletakan gelas di meja samping tempat tidur.

"Iya sma sama Alena" ujar Marsya menyebut nama Alena membuat Alena sedikit bingung dibuat nya.

"Tau nama ku dari mana kak?"  tanya Alena penasaran. Pasal nya dia belum mengucapkan nama nya sejak tadi.

"Dari ktp kamu" jawab Marsya dan Alena pun mengangguk paham.

"Sebaik nya kamu istrahat kembali, sudah malam juga. Aku juga mau tidur, jadi bisa kah kamu geser ke sana sedikit?" lanjut Marsya dan meminta Alena menggeser tubuh nya agar diri nya bisa berbaring dengan nyaman.

"Ehh iya kak" Alena pun menggeser tubuh nya dan Marsya pun langsung merebahkan tubuh nya dan mulai memejamkan mata nya hingga terlelap.

Alena pun ikut merebahkan tubuh nya dan ikut terlelap juga. Mungkin epek obat yang ada obat tidur nya, jadi membuat nya langsung terlelap dengan mudah nya. Kedua nya sama sama terlelap dan tanpa sadar kini Marsya berada dalam pelukan Alena, membuat nya semakin nyaman dalam tidur nya.

Begitupun dengan Alena yang entah kenapa dalam mimpi nya merasa hangat saat dirinya membawa seseorang kedalam dekapan nya,Alena semakin memeluk Marsya dan tubuh kedua nya semakin rapat. Bahkan sekarang Marsya menaruh kepala nya di dada Alena membuat nya merasakan kenyamanan yang luar biasa, melebihi dari pelukan sang tunangan nya bahkan jauh lebih dari itu.
Marsya dan Alena sama sama merasakan kenyaman yang belum pernah kedua nya rasakan sebelum nya, sampai sampai kedua nya begitu menikmati nya hingga pagi menjelang kedua nya masih berpelukan, Sinar mentari pagi yang masuk melalui celah jendela pun tak mampu membangunkan kedua nya dari alam mimpi mereka. Senyaman itukah pelukan yang mereka rasakan sampai sampai enggan untuk membuka mata nya.

Alena (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang