bab 2

550 55 3
                                    

Pagi menjelang sinar matahari pagi masuk melalui celah celah jendela kamar, namun tak mampu membangun kan dua insan yang tengah menikmati kenyamana dan hangat nya pelukan yang mereka berdua rasakan sejak semalam. Kedua nya masih begelut dalam mimpi, seolah enggan membuka mata nya dan tak ingin kehilangan rasa nyaman itu.

Sampai suara ketukan pintu kamar membuat salah satu dari kedua merasa terusik dan membuka mata nya, siapa lagi kalo bukan Marsya yang membuka mata nya perlahan mendengar ketukan dipintu. Marsya membulatkan mata nya saat menyadari jika wajah nya terlalu dengan wajah Alena, sontak dirinya menjauh tubuh nya dari Alena dan Marsya menyingkir kan tangan Alena dari perut nya secara perlahan agar tak membangun kan Alena.

Marsya turun dari ranjang dan berjalan membuka pintu terlihat sang Bunda tengah berdiri disana dan telihat sudah rapi seperti ingin pergi, melihat anak semata wayang nya baru bangun sang Bunda pun tersenyum dan mengajak Marsya untuk duduk.

"Sya, Bunda sama Ayah mau pergi kondangan ke desa sebelah. Mungkin pulang nya larut malam" ucap Bunda memberitahu anak nya.

"Siapa yang hajatan Bun?"tanya Marsya yang tak tau jika didesa sebelah ada yang hajatan.

"Itu om Yanto, sodara jauh Ayah" jawab bunda.

"Ohh iya bund" ucap Marsya.

"Nanti kamu jangan masak ya, biar Bunda bawa makanan dari sana. Kalo untuk sarapan sama makan siang bunda udah masak tadi, Nanti kamu ajak anak itu makan ya sayang. Kamu juga dirumah hati hati ya. Bunda sama Ayah berangkat dulu." ujar Bunda.

"Iya Bunda sama Ayah hati hati ya dijalan nya" ucap Marsya menyalimi tangan kedua nya orang tua nya.

"Iya sayang, kamu juga ya. Baik baik dirumah" ujar Ayah, karna memang sang Ayah sangat menyayangi Marsya.

"Iya Ayah" ucap Marsya dan melihat kepergian kedua orang tua nya lalu menutup pintu dan kembali masuk ke kamar mengambil handuk beserta baju ganti. Gak mungkin jika dirinya berganti baju dikamar sedangkan di kamar ada Alena, ya meskipun Alena masih terlelap tetap saja Marsya merasa malu takut takut Alena terbangun dan mendapati dirinya nya yang sedang memakai baju.

Marsya pun keluar dari kamar dan masuk kedalam kamar mandi dan untuk membersihkan tubuh nya, Marsya pun sibuk membersihkan tubuh nya dan di kamar Alena baru saja membuka mata nya saat tak merasakan pelukan hangat.

Alena pun terkejut saat menyadari jika diri nya tidak berada di dalam kamar nya, dan dia pun baru teringat kalo diri nya tengah berada didalam kamar Marsya. Alena mengambil ponsel dan mencoba menghubungi Abang nya, namun tak dapat tersambung. Lalu dirinya mencoba menelfon kerumah nya, tapi nihil hasil nya sama tak ada yang menjawab telfon dari nya.

Alena pun berjalan keluar kamar dan langsung membuka pintu depan, hal pertama yang Alena lihat saat pintu terbuka adalah pemandangan desa yang begitu asri dan sejuk. Pemandangan yang langsung memperlihatkan pegunungan yang masih sangat lebat dan di jaga oleh penduduk disana.

Alena melihat rumah penduduk didesa sini masih banyak yang terbuat dari kayu jati, dan juga ada rumah panggung dan ada pula rumah gedung namun hanya bebrapa tak sebanyak rumah tradisional nya.

Alena pun teringat rumah Tante nya yang masih rumah panggung dan dia sangat suka tinggal di rumah Tante nya di kampung sana. Ada juga sawah dan perkebunan milik warga, yang kebetulan rumah Marsya langsung menghadap ke persawahan dan perkebunan disana.

Alena mendengar suara anak anak kecil dia pun berjalan ke halaman rumah dan melihat ada beberapa anak kecil yang sedang bermain bola dilapangan yang tak jauh dari rumah Marsya. Alena pun tersenyum dan menghampiri mereka, Alena melihat anak anak itu begitu ceria bermain bola dilapanagan yang basah dan banyak genangan air juga, karna seperti nya habis turun hujan semalam.

"Dek, kakak boleh ikut bermain gak?" tanya Alena pada anak anak itu.

"Boleh kok kak" jawab mereka kompak dan Alena a pun ikut bermain bola bersama mereka.

Alena sangat bahagia bermain sama anak anak kecil itu, dia bahkan sampai tertawa terbahak melihat salah satu anak kecil yang terjatuh saat hendak merebut bola dari nya. Alena pun membantu anak itu berdiri dan kembali bermain bersama tanpa memperdulikan baju nya yang sudah kotor terkena cipratan air dan tanah. Malah diri nya semakin bersemangat saat beberala anak remaja ikut bermain bersama mereka dan banyak ibu ibu dan anak remaja perempuan seusia dia dan mungkin ada juga yang seusia Marsya.

Lapangan yang tadi nya hanya ada Alena dan beberapa anak kecil jadi rame karna beberapa remaja yang ikut bergabung bermain bola, malah sekarang Alena dan pemuda disana bermain bola sedangkan anak anak kecil tadi sudah berdiri dipinggir lapangan. Alena sangat lihay menggocek bola dan dengan mudah nya mencetak gol dan membuat team nya bersorak gembira.

Sedangkan Marsya yang baru saja keluar dari kamar mandi, masuk ke kamar nya melihat disana tak ada Alena. Dia pun mencari keberadaan Alena namun tak menemukan dimana pun. Marsya pun melihat pintu yang terbuka dan diri nya langsung keluar berharap Alena berada di depan rumah nya, namun tak ada ada. Sampai dia melihat dilapangan yang ramai sama orang orang. Rasa penasaran pun hinggap di dirinya membuat dia pergi ke sana untuk melihat ada apa disana.

Diri nya membulatkan mata saat melihat Alena yang tengah bermain bola dan baju yang begitu kotor.

Marsya pun berdiri dipinggir lapangan dan terus melihat Alena yang tengah bermain bola, hingga Alena merasa jika dirinya ditatap begitu intent oleh seseorang dia pun berhenti dan mencari siapa yang menatap nya, sampai dirinya melihat sepasang mata elang yang begitu lembut menatap nya. Alena pun menggaruk belakang kepala nya yang tak gatal, dan berjalan mendekati Marsya sambil tersenyum kikuk.

Orang orang disekitar sana memperhatikan mereka berdua, bahkan anak remaja perempuan sedikit kecewa melihat itu, pesona Alena mampu membuat pemuda pemudi disana jatuh dalam pesona nya.

"Ehh kak Marsya" ucap Alena tersenyum kikuk pada Marsya.

Melihat Alena yang begitu kotor karna banyak terkena air dan lumpur Marsya pun hanya menghela nafas nya melihat itu.

"Ayok pulang, mandi terus makan" ajak Marsya lembut dan menarik tangan Alena membuat orang orang kecewa melihat itu.

"Yahh Marsya kok di ajak pulang sih cegan nya" ucap salah satu wanita seumuran sengan Marsya.

"Tau nih kak Marsya, main bawa pulang aja masih pengen lihat kakak ganteng main bola juga" lanjut seorang remaja yang menyebut Alena kakak ganteng.

Marsya pun berbalik dan menatap dua orang tadi yang berbicara pada nya.

"Dia itu baru sadar semalam, jadi harus istrahat. Dan baju nya juga kotor penuh lumpur harus mandi dan makan juga" ucap Marsya membuat kedua orang tadi paham. Dan Marsya kembali menarik Alena masuk kerumah nya.

"Kamu mandi aku tunggu di meja makan" ucap Marsya dan di angguki oleh Alena.

Tbc




Alena (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang