#18

2.7K 273 15
                                    

Im Nayeon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Im Nayeon

☆☆☆

Jimin membuka kedua matanya saat kesadaran mulai menghampirinya. Dia mengerang lemah, menghalau sinar mentari pagi dengan selimutnya.

Kesunyian tak wajar terasa aneh bagi Jimin yang masih berusaha mengumpulkan kembali nyawanya. Tak ada suara dengkuran yang begitu khas memenuhi kamar tersebut. Semuanya hening.

Jimin beranjak mendadak begitu menyadari dirinya sendirian, wajahnya panik. Tetapi begitu melirik jam dinding yang masih menunjukkan waktu dini hari, Jimin langsung rileks kembali.

Sekarang setelah Jimin benar-benar tersadar, ia bisa menangkap suara dengkuran yang samar-samar menggantung di udara. Pertama dengkuran lembut dan sehalus beledu dari boks bayi dan dengkuran seperti babi dari balik pintu kamar.

Jimin menguap, menempelkan kedua tangan di pipinya untuk mengusir kekakuan di wajahnya setelah bangun tidur. Dalam upayanya itu, ia mencoba mengingat kembali apa yang terjadi semalam.

Semalam, paska mereka pulang dari taman bermain dan kembali ke apartement, semuanya menjadi sangat canggung karena ciuman itu. Jungkook dan Jimin tidak lagi bicara. Jungkook juga memilih menghindari Jimin dengan tidur di ruang tengah tadi malam.

Dan berpikir tentang ciuman, Jimin menyentuh bibirnya yang masih terasa jelas sekali akan sentuhan bibir Jungkook. Jimin ingat akan tekstur lembut tapi dingin bibir Jungkook yang menciumnya, mengecupnya dengan tekanan yang sangat dalam. Terasa kenyal dan pas sekali di bibir mungilnya.

“Aish, apa yang aku pikirkan!” Jimin segera sadar dan langsung menepuk bibirnya dengan keras. “Aku pasti sudah gila!”

Jimin beranjak dari ranjang dan mendekati boks bayi milik Jungmin. Bayi itu ternyata sudah bangun. Dia menguap lebar ketika Jimin menyingkap kain tipis yang menyelubungi boks bayinya. Begitu menguap, mata Jungmin membuka perlahan dan Jimin menyambutnya dengan senyum lebar.

“Pagi, Jeon Jungmin.”

Jungmin menggeliat, tangannya bergerak-gerak di balik sapu tangan mungilnya. Jimin mengangkatnya dari dalam boks bayi lalu membawanya keluar dari kamar.

Begitu Jimin membuka pintu kamar, suara dengkuran semakin keras terdengar. Jimin melihat Jungkook telungkup di atas sofa panjang dengan masih berpakaian lengkap seperti yang dikenakan semalam. Wajah Jungkook miring ke arah televisi, tangan kanannya menggenggam remote AC dan tangan kirinya menggantung di atas kepalanya. Wajahnya terlihat sangat kelelahan, bagian bawah matanya bahkan sampai berkantung tebal.

Dia pasti tidak bisa tidur karena memikirkan ciuman itu.

Jungmin yang berada dalam dekapan Jimin otomatis mengangkat tangannya dan mengusap telinga mungilnya, mungkin geli mendengar dengkuran sang ayah. Wajahnya menggeleng-geleng gelisah di dada Jimin.

[ FREE ] B A B YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang