Chapter 01

297 35 0
                                    

1. Chapter 01: Kecelakaan

Segerombolan anak remaja sedang berkumpul di cafe.

Mereka adalah Zahra, Naila, Savina, Rafael, Darren, Vano, dan Reyhan.

"Gue diajak balapan sama Rio." ujar Zahra sambil main benda pipih.

"Jadi lo nolak atau terima?" tanya Vano.

"Terima, gue bukan orang yang pengecut," balas Zahra.

Mereka hanya mengangguk-ngangguk  kepala.

"Kapan balapan?" giliran Reyhan yang bertanya.

"20:30"

"Gue pulang dulu, bunda gue baru aja telpon. Dia nyuruh gue pulang," ujar Zahra.

Skip.

Zahra sudah berada didepan pagar.

"Mang tolong bukain pagarnya dong," ujar Zahra kepada Mang Ujang.

Walaupun Zahra suka balapan dan sering bolos dia memiliki sikap sopan santun, berIQ tinggi, selalu peringkat 1 disekolah atau di lomba ngaji, dan dia memakai jilbab dengan berpakaian tertutup.

Skip.z

"Assalamu'alaikum." salam Zahra.

"Wa'alaikumussalam." jawab salam seorang wanita paruh baya.

Dia adalah Kaila Saputri, bundanya Zahra.

"Sayang kamu udah pulang?" tanya Kaila kepada anaknya.

"Udah Bun," jawab Zahra.

"Bun, Rara mau mandi dulu ya." panggilan Rara adalah nama kesayangan keluarganya.

"Iya sayang,"

Setelah mendengar jawaban dari Kaila, dia langsung pergi ke kamar nya untuk mandi.

Skip sesudah mandi.

Zahra turun kebawah untuk berpamitan untuk keluar.

"Bun, Rara izin keluar ya," izin Zahra.

"Iya, hati-hati dijalan ya sayang," ujar Kaila kepada anaknya.

Kalian pasti bingung kemana ayah atau saudara nya Zahra, cuma ada bundanya aja. Jawabannya Ayahnya ada kerja diluar kota sedang kan saudara nya masih di rumah temannya.

Skip.

Naila
|Ra lo udah sampai di area balapan 
20:23

Udah|
20:24

"Assalamu'alaikum" salam Zahra.

"Wa'alaikumussalam," serempak mereka bertujuh.

"Si Rio udah ada?" tanya Zahra Sambil ngeliat kiri kanan.

"Blom keliatan," jawab Reyhan.

"Gue mau ke area balapan, pasti si Rio udah nungguin gue, nanti dia lumutan nungguin gue. Hahaha," tawa Zahra.

"Ra kok perasaan gue engga enak ya," khawatir Rival.

"Gue takut Lo dicelakain sama si Rio, Ra," timpalnya lagi.

"Lo tenang aja gue engga bakalan terluka, gue kan seorang queen rancing. Ga tau lah kalo dia gunakan cara yang licik, pasti lah gue yang kalah," santai Zahra.

"Kalo gue pergi, gue mohon tolong jagain keluarga gue dan gue minta maaf kalo gue banyak salah sama kalian," lanjutnya.

"Ra lo kok ngomong kayak gitu?" tanya Savina.

"Gue ngomong kayak gitu, karna kematian tidak mengenal usia dan tempat, sapa tau gue pergi kan," jawab Zahra.

"Udah lah, gue mau ke area balapan, balapan sebentar lagi mau dimulai,"

Skip.

"Lo engga akan menang kali ini, lo pasti bakalan kalah kali ini," sombong Rio.

"Jangan sombong dulu, kita engga tau siapa yang menang nantinya" balas Zahra.

"Ga tau lah kalo Lo pakai cara yang licik," smirk Zahra.


1...
2...
3...

Brumm
Brumm

Motor Rio melaju meninggalkan Zahra.

"Engga semudah itu Rio," smirk Zahra.

Motor Zahra melaju dengan kecepatan tinggi meninggalkan Rio.

"Dalam hitungan ke 3...2...1" ucap Rio.

Brukk

Ada mobil yang melaju ke arah Zahra sehingga mengakibatkan kecelakaan yang lumayan parah dan tubuh Zahra terlempar jauh mengakibatkan kepala Zahra terbentur sangat keras.

Skip.

Zahra dibawa ke rumah sakit .

Semua yang berada diluar ruangan.

"Yah gimana keadaan Rara yah," tanya Kaila kepada suaminya, Reno.

"Kita doain semoga dia baik-baik aja," Reno menenangkan Kaila supaya tidak khawatir.

Dokter baru saja keluar keruangan Zahra.

Kaila yang melihat Dokter keluar dari ruangan anaknya

"Doktek gimana keadaan anak saya, Dok?" tanya Kaila.

"Maaf sebelumnya... tetapi kepala pasien mengalami benturan di aspal sangatlah parah sehingga pasien... tidak bisa di selamatkan," jelas Dokter itu sambil menundukkan kepalanya.

"Dokter jangan bercanda ya, engga mungkin anak saya....hiks... Dokter pasti salah," ucap bundanya Zahra sambil menangis.

"Iya dokter adek saya engga mungkin pergi, adek saya itu kuat. Dok," ucap Arga.

"Maaf... saya tidak lagi bercanda dan bicara sembarangan. Kami sudah berusaha semampu kami dan menggunakan Segala cara untuk menyelamatkan pasien tapi hasilnya tetap sama. Hasilnya nihil... tidak ada lagi yang dapat kami lakukan, sekali lagi maaf saya permisi," jelas Dokter tersebut lalu pergi untuk mengecek keadaan pasien lain.

"Hiks.. Rara engga pergi kan yah," tangis bundanya Zahra.

"Sayang kita harus ikhlaskan dia ya, nanti dia sedih kalo kamu nangis terus," ucap Reno supaya menenangkan Kaila atas kepergian ankanya.

___________________

Hai semua
Cerita ini dari pikiran gue sendiri ya
Semoga kalian suka sama cerita ini
Jangan lupa vote dan komen ya

Transmigrasi ZahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang