[seven] Johann's Energy

74 12 12
                                    





❞𝑬𝒓𝒇𝒂𝒉𝒓𝒖𝒏𝒈𝒆𝒏 𝒗𝒆𝒓𝒆𝒓𝒃𝒆𝒏 𝒔𝒊𝒄𝒉 𝒏𝒊𝒄𝒉𝒕 - 𝒋𝒆𝒅𝒆𝒓 𝒎𝒖𝒔𝒔 𝒔𝒊𝒆 𝒂𝒍𝒍𝒆𝒊𝒏 𝒎𝒂𝒄𝒉𝒆𝒏❞
-𝑲𝒖𝒓𝒕 𝑻𝒖𝒄𝒉𝒐𝒍𝒐𝒔𝒌𝒚

































"Aku sedang mengajar. Kau menyuruhku datang kemari hanya untuk mengajari anak ini?"

Hans mengangguk tersenyum dalam. Ia mendorong tubuh kecil Johann ke hadapan Michael. Tentu Johann sedikit berjengit, melihat tubuh Michael yang tinggi membuatnya sedikit gemetar. Joseph yang melihat hal tersebut langsung menghampiri ketiganya dan menarik kembali Johann ke dekatnya. "Jangan mendorong dia, Hans! Kau ini kenapa?!"

Hans kembali merebut Johann, dan mendorongnya lagi pada Michael sampai badannya hampir tersungkur. Ia tertawa melihat Johann. Joseph benar-benar kesal melihat tingkah pria aneh yang lebih pendek darinya itu.

"Hei, sialan! Dia kesakitan!"

Bukan rekayasa, Hans tertawa semakin keras melihat Joseph yang kesal. Ia terus mendorong Johann dan terus pula Joseph menariknya kembali. Menurutnya, sikap Johann yang tak protes membuatnya kegelian, seperti anak ayam. "Pantas saja dia senang dirundung. Lihat, saat kudorong saja dia hanya diam. Karena kau selalu melindunginya, Joseph."

Joseph mendecih, "Langsung saja pada intinya! Kau mau mengajari Johann apa?"

Hans mengedikkan bahunya tak peduli. Ia duduk di meja panjang berhiaskan tempat lilin yang tak menyala. Dirinya menyalakan rokok dan menyilangkan kakinya santai. "Serahkan semuanya pada Michael."

Netra Joseph langsung menatap pada Michael dengan ekspresi kesalnya yang tak juga ia hilangkan. "Aku akan terus mengawasimu saat bersama adikku." Ucap Joseph tajam. Michael hanya menggaruk tengkuknya sambil melihat yang bertubuh kecil yang menatapnya harap.

"Kau dulu memintaku untuk melatih Walter, sekarang dia. Tak bisa kau menyewa pelatih? Kau banyak uang." Dengus Michael.

Yang merokok menghembuskan asapnya, "Kupikir tak ada pelatih sehebat kau, Michael. Ayolah. Sebelum kakak pemarahnya berubah pikiran." Hans cekikikan dan memberikan gestur pada Michael untuk pergi. Michael menghembuskan napasnya pasrah lalu segera menarik lengan Johann dan membawanya ke belakang markas. Joseph terus mengikuti mereka pergi.

Markas ini memang berada di perkampungan, jadi tak heran jika bangunan ini dikelilingi oleh hutan belantara. Di belakang markas terdapat timbangan badan, tinggi badan, dan alat pemukul. Michael mengukur tinggi badan dan berat badan Johann. Ia meminta Johann untuk berdiri di atas kotak besi berlapis alumunium dan mengecek angkanya.

"Tinggimu 1,76 cm, tapi berat badanmu hanya 56 kg."

Johann menatap bingung. Pikirnya, apakah salah memiliki berat badan 56 kg? Sementara Michael beralih menatap Joseph seakan meminta penjelasan; kau memberi makan apa anak ini sehingga berat badannya di bawa normal.

"Langsung saja pada intinya. Berapa berat badan yang normal?" Tanya Joseph.

"Tergantung. Itu tak pasti. Aku harus tahu kekuatan dia dulu. Johann, coba kau pukul sekuat tenaga benda ini." Titah Michael.

Sekilas, Johann menatap sang kakak dan berancang-ancang setelah sang kakak memberi anggukan. Dirinya mengepalkan tangan, berjalan mundur perlahan lalu berlari sekuat tenaga dan memukul benda menggantung itu.

"Ahk!" Johann memekik.

Mustahil bagi Joseph hanya berdiam diri. Ia langsung mengambil pergelangan tangan Johann, melihat warna merah yang sedikit demi sedikit semakin kontras. "Kau tak perlu terlalu keras, dia hanya mengukur kekuatanmu." Ujar Joseph sambil mengusap punggung tangan Johann. "Hei, tak ada cara lain yang lebih baik?!" Lagi, Joseph berteriak pada Michael.

from london to berlin [ateez]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang