[fourteen] Julian's Authority

53 5 1
                                    




"𝑴𝒊𝒕 𝑻𝒓𝒂𝒖𝒆𝒓 𝒖𝒏𝒅 𝑬𝒏𝒕𝒔𝒄𝒉𝒆𝒊𝒅𝒖𝒏𝒈 𝒊𝒎 𝑯𝒆𝒓𝒛𝒆𝒏, 𝒁𝒆𝒊𝒈𝒆𝒏 𝒘𝒊𝒓 𝒅𝒆𝒏 𝑾𝒊𝒍𝒍𝒆𝒏 𝒘𝒆𝒊𝒕𝒆𝒓𝒛𝒖𝒈𝒆𝒉𝒆𝒏"





















































Hans berjalan tergesa setelah menutup kencang pintu mobil miliknya. Kakinya melangkah ke arah rumah sakit terbaik di Berlin, mendatangi Severin yang terbaring lemah.

Tiga bulan lamanya Severin pergi bertugas dan berlatih guna mempersiapkan invasi udara besar-besaran yang akan dilakukan dalam waktu dekat. Tapi naas, Severin malah mengalami patah tulang di daerah abdomen dan luka-luka berat di sekujur tubuhnya.

Pagi tadi, Hans dihubungi oleh salah satu pengikutnya yang juga berasal dari ketentaraan, bahwa beberapa tentara angkata udara yang sedang berlatih mengalami luka berat karena paksaan latihan yang terlalu keras menyiksa. Dari situ, tanpa berpikir panjang, Hans langsung melesat ke Berlin mendatangi rumah sakit yang didiami oleh Severin.

Beberapa anggota lain sebenarnya ingin ikut menjenguk, terutama Michael, namun Hans melarangnya sebab keberadaan mereka yang mulai terancam.

Atau mungkin bahkan sangat terancam.

"Saya Hans von Ohain, ingin membesuk Tuan Severin Käsemann."

Perempuan yang berada di balik meja panjang tersebut sibuk menelpon, lalu kembali mengalihkan atensinya pada Hans memberitahu ruangan dan lantai berapa tempat Severin berbaring. "Tuan Severin Käsemann berada di lantai dua ruangan 15. Jam besuk mulai pukul 09.00 AM sampai pukul 03.00 PM. Silakan, tuan."

Tanpa memberi respon, Hans pergi secepat mungkin ke tempat tujuan. Juga tanpa basa-basi, Hans langsung membuka pintu ruang rawat Severin dengan tergesa. "Severin." Panggil Hans cepat.

Tak ada sahutan maupun jawaban dari mulut Severin. Yang terbaring hanya menatap kakinya yang diangkat digantung tinggi serta dililit perban yang sangat tebal. Wajahnya mungkin hampir mustahil untuk dikenali sebab Severin mendapatkan serangan ledakan saat pelatihan yang menyebabkan sedikit perubahan pada wajahnya. Perutnya dipasangkan alat besi yang menopang tubuh Severin agar tetap tegak dari kerusakan tulangnya. Hans melihat tangan Severin yang mengepal di sisi tubuhnya. Mengepal sampai buku tangan kasarnya memutih dan bergetar hebat.

"Severin." Sahut Hans lagi sambil membuka jas dan menyampirkannya pada salah satu kursi di samping tempat tidur Severin. "Bagaimana perasaanmu?"

"Kalian menungguku selama tiga bulan tetapi aku malah terbaring lemah di sini." Ucap Severin penuh sesal. Matanya tak jua menatap pada kawan satu kelompoknya. "Aku sudah mengacaukan semuanya. Jalankan saja rencana C."

Hans memberi tatapan bengisnya pada Severin yang putus asa. "Tidak."

Severin membulatkan matanya. Kini netranya bersibobrok sempurna dengan milik Hans. Untuk kedua kalinya dalam hidup Severin, Severin tak kuasa menahan air matanya dan lolos menangis. Dadanya terasa mencelos dan begitu kosong. Pikirannya hanya diliputi keputus-asaan yang mendominasi seluruh otaknya dan menggerogoti sampai ulu hati. Selama hidupnya, Severin tak pernah merasakan ketakutan sebesar ini juga sekacau ini. Rasa takut yang ia rasakan sekarang seribu kali lipat lebih besar dibanding saat Severin terjun di lapangan menjalankan tugas ketentaraan. Bagaimana bisa dirinya sudah melangkah sejauh ini bersama H.A.L.A. dan akhirnya mereka akan ditangkap dan dieksekusi juga.

Perjalanan Severin bersama Hans dan Michael saat membentuk kelompok ini sudah tak dapat dideskripsikan menggunakan apapun lagi, saking besarnya perjuangan menghabiskan darah dan keringat. Bahkan Severin rela membunuh keluarganya sendiri bersama Hans, karena keinginan akan tujuannya begitu kuat. Jika semua harus berakhir sampai sini, rasanya Severin tidak rela. Tidak akan pernah rela.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

from london to berlin [ateez]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang