Samudera Haksa Nagara
Pemuda dengan rambut blonde itu menyugar rambut yang sudah cukup panjangnya dengan tangan kanan nya, sembari menggerutu pelan, dan berkali kali menghela nafas malas.Sejujurnya ia sangat bosan mendengarkan ocehan wanita tua yang berdiri di depannya sambil mondar-mandir kecil sembari mengomel tiada henti itu. Tapi ia juga tidak bisa berbuat banyak, selain pura-pura mendengarkan nya dengan baik, meskipun pada kenyataan nya ia terus menggerutu tak jelas baik di dalam kepalanya maupun di dalam hatinya.
"Sam, Oma ngomong panjang lebar dari tadi kamu simak dengan baik nggak coba?" tuding wanita tua itu kepada pemuda yang duduk yang terus memainkan rambut gondrong nya itu.
"Iya, oma.." hanya itu jawaban yang bisa ia lontarkan. Ya memang ia bisa menjawab apa? Yang ada nanti semakin lama sesi di omelin nya kalo ia membantah.
"Oma udah capek banget sama kelakuan kamu, udah berapa kali coba dalam satu tahun ini kamu hitung? Oma di panggil sama Mr. Harry, gara-gara kamu bikin masalah terus, berapa kali oma harus ngurusin para orang tua yang anaknya luka-luka karena kamu? huh.." wanita tua itu menghela nafas lelah, cucunya yang satu ini benar-benar telah membuat kesabaran nya hampir habis.
Berulang kali membuat masalah dan berkelahi hampir setiap hari, membuat nya mendapatkan panggilan kesekolah juga hampir setiap hari. Membuat orang tua siswa lain yang berkelahi dengan cucunya juga berakhir meminta pertanggung jawaban karena anak mereka yang babak belur bahkan pernah ada yang sampai masuk rumah sakit.
"Kamu baru satu tahun lebih saja tinggal disini, tapi rasanya oma udah gak sanggup lagi ngurus kamu. Lusa, Oma pesankan tiket pesawat buat kamu pulang dan kembali tinggal bersama orang tuamu."
Ucapan akhir yang di lontar kan Omanya, membuat pemuda itu menegakkan tubuhnya.
"Oma.. But, youre promise--"Kalimat pemuda itu terpotong,
"Enggak, Sam. Oma gak lupa kok sama janji oma. Tapi oma juga capek kalo kamu terus menerus buat masalah, opa mu udah gak bisa lagi terus terusan ngelindungin kamu biar kamu enggak di keluarin dari sekolah mu." ujar wanita itu lembut sembari duduk di samping cucu nya."Tapi oma tau kan, i never look for trouble first, if they don't bother me first." pemuda itu menghela nafas gusar.
"I believe you, Sam, really. Tapi oma gak punya pilihan lagi, gak papa ya sayang? Kembali ke indonesia, lanjut kan sekolah mu di sana. Setelah lulus, kamu bisa balik lagi ke negara Impian mu ini untuk kembali mengejar mimpi kamu."
"Opa udah urus semua berkas-berkas yang kamu butuhkan, lusa kamu tinggal berangkat saja. Opa tidak bermaksud mengusir mu, Sam. Opa pasti kan janji kami akan kami tepati, kamu jangan terlalu khawatir." laki laki tua itu masuk membawa beberapa lembar berkas yang baru saja ia urus, lalu ikut duduk di samping cucunya.
"Di sekolah mu nanti di indonesia, jangan sering membuat masalah. Jangan sering meladeni anak-anak yang mengganggu mu. Jangan buat ayah mu sering marah ya. Opa tau kamu anak baik, opa juga paham kamu tidak pernah benar-benar sengaja membuat masalah. Salam kan salam kami nanti untuk ayah, bunda, dan adik mu." ujar nya lagi dengan lembut.
Ia dan istrinya sungguh sangat menyayangi cucunya ini, bahkan pada awalnya ialah yang memberikan ide agar cucunya tinggal bersama mereka dan melanjutkan sekolah SMA nya di Italy, negara di mana mereka tinggal, karena mereka menetap di sini. Tapi tidak bisa di pungki, mereka sudah cukup tua-- baru satu tahun lebih mengurus Samudera saja rasanya cukup membuat mereka lelah. Tidak, samudra tidak senakal itu. Ia tidak akan mengusik orang lain, kecuali orang lain yang mengusik nya terlebih dahulu.
Samudera sebenarnya anak yang baik, lumayan penurut juga, hanya sedikit gampang marah saja.
"Yasudah, kamu sekarang istirahat ya. Besok tidak usah kesekolah." ucap sang oma lagi, seraya mengelus rambut cucu kesayangan nya.
"Besok aku izin keluar buat beli kamera sama lensa baru, boleh kan? Sebelum benar-benar pulang ke indonesia." sebelum beranjak pemuda itu bertanya.
"Boleh, biar besok opa antar kamu kemanapun kamu mau." jawab sang opa dengan senyumnya.
Pemuda Sam itu mengangguk tanda setuju, setelahnya beranjak dari duduknya untuk masuk kekamar nya dan istirahat.
•••
samudera's starpack:
• black hair tie: wajib (selama rambut nya masih gondrong/panjang) di buat gelang di tangan biasanya, biar gampang kalo mau nguncir rambut.
• earphone: ini juga wajib di bawa. Sam gak begitu suka keramaian, jadi biasanya dia ketempat yang lebih tenang dan dengerin musik.
• Camera: ga wajib bgt sih, cuma kalo lagi jalan-jalan atau traveling wajib di bawa. Sam, suka motret soalnya.Samudera's hobby:
- renang: dari kecil sam memang suka renang, karena sudah di ajarkan renang dari balita. Dan sejak masuk sekolah dia suka ikut-ikut lomba renang yang di adakah sekolah, sampai pernah ke tingkat nasional.
- basket: dia suka basket, ya asik aja main basket kalo lagi sama temen temen nya, gak ada alasan khusus sih.
- Dance: he really love dance. Menurut sam, dance tuh bahasa lain buat dia bisa mengungkapkan emosi dan perasaannya.Selamat telah berkenalan dengan seorang Samudera, bagaimana first impression mu nih?
___
/semua gambar creadit: pinterest, kecuali foto hyunjin ya, dapet dari post ig/💛
©lianlee
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa & Samudera
Teen FictionKeduanya memiliki nama yang indah dengan arti yang sama luasnya. Keduanya juga memiliki paras yang bukan lagi 'hampir' sama, tapi memang sama. Tapi setiap manusia tidak mungkin memiliki kesamaan yang mutlak bukan? Pasti ada saja hal yang membedakan...