Tanggal 21 mei 2018, hari dimana pembagian siswa kelas 8. Iya… sekolah kesayanganku ini memiliki tradisi jika kenaikan kelas, siswa kelas tersebut akan diacak kembali. Tujuannya biar banyak temen katanya sih.
Satu tahun bersekolah di SMPN 3 pelita bangsa tak seburuk yang kubayangkan saat aku pertama menginjakkan kaki disini. Udara sejuk, dekat dari rumah, dan banyak jajanan ala street food korea hihi.
"alyaaaa kita sekelas lagi masaaa aaaa senangnya!!!"ujar rima,teman sekelas ku dari kelas 7
"yang bener? syukur deh,yuk kita liat kelasnya"ujarku
"cusss"ujar rima sambil menarik lenganku
Kami pun mulai berjalan sambil kebingungan mencari kelas yang akan kami tempati satu tahun kedepan. Aku berharap sekali kami akan memakai kelas bangunan baru karena itu letaknya di ujung dan dekat dengan kantin dan lapangan sepak bola
"eh bentar al, woi vin" rima memanggil seorang lelaki dengan perawakan agak pendek dan manis
"apa?" sahut lelaki itu dengan seseorang laki laki lagi disebelahnya
"lo kelas 8 apa?"
"8 E"sahut lelaki itu kembali
"heh sama dong, cus lah bareng" ajak rima pada lelaki itu dan lelaki hanya diam namun menurut saja. Agak irit bicara ya sepertinya, sariawan mungkin
karena penasaran,aku pun berbisik pada rima
"rim, dia siapa sih?"
"dia Ovin, temen gue dari SD dan kebetulan juga mama gue bestie an sama mama dia"
"oh gitu" ujarku singkat
Sebenarnya aku sudah tau orang itu,tapi belum tau namanya aja si. Karena kelas tujuh dulu kelas kami bersebelahan yang otomatis aku lumayan sering liat orang itu di depan kelas walaupun belum tau dia siapa.
***
Sudah seminggu bersekolah sebagai siswa kelas 8 membuat banyak perubahan pada diriku. Mulai dari pelajarannya yang makin susah seperti matematika yang angkanya sudah collab dengan huruf, banyak praktek, presentasi dan lain lain deh. Aku juga dipilih menjadi sekertaris kelas yang membuat tanganku cepat keriting lantaran disuruh bapa ibu guru nyatet dipapan tulis.
Tapi bodo amat ama penderitaan yang tadi tadi ada suatu hal yang spesial saat aku duduk di bangku kelas delapan.
akhirnya aku merasakan rasanya cinta pertama, aku naksir dengan salah satu cowok yang ada dikelas.
"Baim!!! Lo yang ambil pulpen gue kan??"ucapku marah
Iya, dia orangnya. Baim pradipa, orang yang kusukai sekaligus maling pulpen kelas 8E
"Dih pinjem bentar juga, pelit amat neng. Hati-hati lo kuburannya sempit nanti kalo meninggal" ucapnya
"Buset do'a lu ya, lagian lu sekolah apaan ga punya pulpen?" Ucapku marah. Lagian setiap hari masa ngambil pulpen orang terus. Dimakan tu pulpen kali ya?
"Ketinggalan elah al, gue kan tadi buru-buru berangkat" jawabnya, dan aku malas menanggapi lagi. Yang ada ngga kelar kelar nih adu bacot
"Woi woi ibu killer mau masuk kelas!!!!" teriak ketua kelas berlari dari luar kelas. Tapi kenapa ni perasaan aku ko gaenak. Pasti ni si ketua kelas drama lagi. Teman-temanku pun pada panik kembali ke tempat duduk dan…
"Tapi boong hahaha papale pale" lanjutnya sambil pargoy ga jelas
"Heh monyet sini lo!!!" Marah yoan sambil mengejar ketua kelas. Apa aku bilang pasti boongan itu. Ketua kelas kami memang hobi bikin drama yang berakhir digebukin kami para kaum hawa disini

KAMU SEDANG MEMBACA
SUATU TITIK
RandomAlya: "kabar baiknya adalah aku mencintainya seluas lautan tetapi kabar buruknya aku tak sanggup menyebrangi lautan itu sehingga aku berhenti di tepian" Alya tak pernah menyangka bahwa mencintai membuatnya serapuh ini Alya tidak disakiti oleh orang...