4

9 2 0
                                    

Happy reading!!!

“loh rim ngapain disini?” tanyaku

Wajar dong aku bingung. Karna di awal rima bilang kepadaku ingin daftar di SMA Cahaya Insan kan. Kok tiba tiba ada disini sama ovin dan mamanya lagi.

“gue ga keterima di SMA Cahaya Insan, rumah gue ga masuk zonasinya. Jadi kata ayah gue daftar disini aja” jawab rima dengan perasaan sedih. Aku paham perasaannya karna dia memang benar benar ingin masuk ke sekolah favorit itu.

“yang sabar ya rim disini ga kalah bagus juga kok dari Cahaya Insan” hiburku

“btw ovin ternyata beneran lanjut kesini ya” lanjutku

“move on ya kak, bisa yuk” ujar rima menyemangatiku

Gak semudah itu rim asal kamu tau. Bahkan ga harus ketemu akupun selalu menyukainya. Gimana kalo ketemu terus di sekolah.

***

Tibalah saatnya pengumuman dan syukurnya aku dan rima keterima yeay. Oh iya ovin juga keterima kok. Ovin dan rima satu jurusan yaitu ips, sedangkan aku ipa. Sedih si ga satu jurusan sama rima tapi aku juga lega aku tidak satu jurusan dengan ovin. Kalo satu jurusan juga bisa bisa ga bakalan bisa move on. Yuk al bisa yuk move on.

Kehidupanku di SMA tidak jauh berbeda dari SMP, hanya saja aku jarang berteman dengan rima dan berteman dengan dua orang ini.

“al nyontek pr biologi dungss” pinta naura

Naurahana, dia satu SMP denganku dulu namun berbeda kelas. Dan tidak disangka kami jadi bestie sekarang

“aku juga dong al, ayolah alya kan cantik”

Yang barusan itu nada, nada fitri alwani. Beda asal SMP, orangnya asik,barbar, kocak juga. Berbanding terbalik dengan dia ketika awal kenalan, kalemnya beuhh melebihi kalemnya putri bangsawan

“berani bayar berapa?” ucapku angkuh padahal bercanda 

“elah al berbaik hatilah pada kawanmu yang baik nan imut ini” ujar nada

“kalo lo mau kasih liat gue doain ovin jadi jodohlu dah” ucap manis naura yang membuat mataku langsung berbinar

Tuhkan, denger nama ovin disebut aja hatiku sudah berasa tak karuan. Gimana kalo nanti deket ya, bisa reflek mikir adat apa ga sih huhuhu.

“nih, jangan kasih liat siapa siapa selain lo berdua” ucapku luluh dengan bujukan mereka. Yaiyalah luluh soalnya mereka bawa bawa nama doi.

“muah lope u so mat” ujar naura

***

Waktu berlalu begitu cepat. Sudah tiga bulan aku bersekolah di SMA Mentari dan merasakan indahnya masa masa SMA seperti orang orang kelas yang asik, bestie yang kocak,dan banyak lagi deh. Namun satu hal ini tidak termasuk dalam masa indah tersebut. Aku masih gagal move on dari ovin. ya bagaimana mau move on

 Upacara bendera

“al doi lu tuh. Kece juga ya”

Kantin

“al al sebelah lo ada doi tuh”

musholla

“woi ovin tuh al, lagi wudhu buset kibasan rambutnya. Jangan liat al nanti lo pingsan”

Bagaimana ceritanya aku bisa move on yakan? Makin ketemu makin suka aja. Kira kira pakai pelet apa ya ovin jadi aku klepek klepek begini. Bahkan kemaren ada yang menyatakan cinta padaku aku tolak karna perasaanku masih setia kepada ovin.

Jika kamu tau vin sudah tiga tahun aku masih saja berharap bahwa kamu bisa membalas perasaanku ini. Namun apa daya, aku saja tidak maju ataupun mundur. Aku terlalu ciut untuk menyatakan cinta duluan. Bagaimana dia akan tahu perasaanku. Jadilah yang kulakukan hanya menunggu,menunggu dan terus menunggu.

***

“woi lo pada tau ga berita virus corona dari china??” ujar nada

Tak terasa ya, ini sudah hampir kenaikan kelas 11. Dan sekarang seluruh indonesia sedang digemparkan dengan kabar bahwa virus corona sudah memasuki indonesia.

“tau kok, barusan malam tadi liat beritanya, sumpah ko yang terpapar virusnya begitu ya? Agak takut” jawab ku

“beberapa sekolah di ibukota bahkan sudah diliburkan loh, kita kapan ya?” tanya naura

“dipikir pikir seru juga ya libur, duh semoga sekolah kita cepat menyusul juga deh” ujar nada

Dan benar saja besoknya lewat grup whatsapp, kepala sekolah memberikan perintah belajar dirumah selama dua minggu. Terkabul juga doa kami para murid yang mendambakan libur sekolah walau tetap belajar di rumah ya gapapa lah.

Setelah dua minggu belajar di rumah ternyata belajar dirumah atau daring tak segampang yang kupikirkan. Malah lebih rumit daripada belajar langsung ke sekolah. Dan lebih parahnya lagi belajar daringnya diperpanjang sampai waktu yang belum ditentukan.

Rasanya mau nangis jungkir balik teriak ah tau dah pokoknya. Aku tarik kata kata ku sebelumnya yang mendambakan libur sekolah namun daring. Aku suntuk sekali harus dirumah melulu. Gabisa main, dan yang paling penting gabisa liat doi karena sekolah diliburkan huhuhu.

***

Tibalah hari ini kenaikan kelas 11, dan pembelajaran masih secara daring. Tapi tidak dengan pertemanan kami

Whatsapp

Nadaa

Woi jalan jalan kuy sore

Naura 

Gue sih gas 

Alya 

Ayo lah,kmna dlu?

Naura 

Ke taman hunian raya aja ga siee?

Nadaa 

Eh bisa tu, lgi pngen ke taman juga

Naura 

Gas

Tiba juga akhirnya kami disini. Tamannya sejuk sekali sangat cocok untuk mengurangi rasa penatku seharian belajar daring. Banyak orang yang piknik, jalan santai, bahkan bersepeda. Agak nyesal tadi kenapa ga pakai sepeda aja kesini.

“ eh kek kenal gue tu orang bedua” celetuk nada

Mataku pun mengikuti kemana arah telunjuk nada menunjuk. Dan betapa terkejutnya aku saat melihat dua orang bersepeda itu.

“heh itu kan ovin doinya si monyet nih” lanjut nada sambil menunjukku

“eh iya ya, ngapain tu orang sepedaan disini? Mana sama cewe lagi” tanya naura kepada kami

“ini kan tempat umum monyet and for your information tu cewe namanya zila, mantan ovin zaman SD katanya temen gue yang pernah satu SD sama mereka” jawab nada

Oh jadi dia mantan ovin ya, cantik banget plis dan aku makin merasa kentang

“oh gitu ya” jawabku singkat

“eh al maap gue ngasih tau tadi. Udah mantanan juga ko mereka. Itu paling mereka sepedaan biasa aja. Yang sabar ya” ujar nada 

“hahaha gapapa kok” padahal mah dalam hati bunyi kretek

Padahal niatnya jalan jalan ke taman menenangkan pikiran yang berkecamuk beberapa hari ini eh malah bikin badmood sampai overthinking. Apa mereka balikan lagi ya? Mantannya cantik gitu mungkin ga si ovin bisa move on. Walau pikirku selalu begitu, aku tidak memutuskan untuk berhenti sampai sini. Aku akan terus memendam dan mencintai dalam diam.

To be continued

SUATU TITIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang