Kiran menatap wajahnya di depan cermin. Hari ini ia mengenakan blouse berwarna lavender dipadukan dengan rok span berwarna abu-abu yang terlihat cocok di tubuhnya yang mungil. Ditambah heels berwarna senada. Tak lupa blazer berwarna abu-abu yang menggantung di lengannya. Ia harus terlihat rapih di hari pertama kerja. Jangan sampai orang lain melihat celah dalam dirinya.
"ting!
Bunyi notifikasi ojek online yang dipesannya telah sampai. Kiran bergegas meraih tasnya kemudian menutup pintu rumah kontrakannya. Seharusnya hari ini ia menemani Ken di sekolah, tetapi karena jadwalnya bertepatan dengan hari pertama ia kerja, dengan berat hari Kiran harus merelakan moment dimana Ken akan memperkenalkan diri di depan teman-temannya. Untung saja, ada Kikan yang menemani Ken. Sepupu jauhnya itu memang sejak dulu menjadi baby sitternya Ken. Apalagi Kikan memiliki anak yang seumuran dengan Ken, dan juga bersekolah di tempat yang sama dengan Ken. Jadi setelah pulang kerja, Kiran akan mampir terlebih dahulu ke rumah Kikan untuk menjemput Ken. Kiran bersyukur sekali bahwa Ken tidak pernah rewel dan nakal. Sejak lahir entah kenapa Kiran merasa Ken sangat pengertian dengan keadaan mereka. Ken jarang menangis saat Kiran meninggalkannya untuk bekerja.
Butuh waktu tiga puluh menit untuk Kiran sampai di Bumi Wijaya Grup. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang real estate dan juga ekspor import, tempat kantor Kiran yang baru. Setelah sampai di gedung yang ditujunya, Kiran langsung menghampiri resepsionis yang langsung menyambut kedatangan Kiran dengan senyum ramah.
"Selamat pagi, Bu. Ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis tersebut.
Kiran tersenyum sembari melirik name tag resepsionis tersebut. Di sana tertulis nama Indah Anggraini.
"Pagi, mbk Indah. Saya mau bertemu dengan Bagian HRD di sini. Kemarin saya mendapat panggilan kerja melalui email untuk mengisi posisi sekretaris," jawab Kiran lugas.
"Oh Ibu Kirana Safira? Silahkan ibu ke lantai lima, karena Ibu Imelda sudah menunggu anda. Liftnya ada di sebelah kiri, bu" jelas Indah seraya menunjukkan kepada Kiran di mana letak lift.
"Terimakasih, Mbak," balas Kiran lalu melangkah menuju lift berada. Perempuan cantik itu kemudian menekan angka lima dimana ruangan HRD berada.
'Ting!'
Denting lift berbunyi menandakan Kiran sudah sampai di lantai yang dituju. Ia keluar dari lift dan tepat di depannya pintu ruangan HRD. Kiran kemudian mengetuk pintu tersebut sebanyak tiga kali, tak lama suara perempuan menyuruhnya untuk masuk ke dalam ruangan.
"Silahkan masuk!"
'cklek'
Kiran mendorong pintu tersebut dan langsung disambut seorang perempuan berbadan gemuk dengan wajah yang terlihat datar. Papan nama di atas meja bertuliskan HRD Recruitment, Imelda Putri.
"Silahkan duduk ibu Kirana," tawar Imelda dengan nada yang sama dengan ekspresi wajahnya. Datar. Untunglah Kiran bukan lagi pelamar yang baru saja melamar. Ia sudah sering bertemu dengan Kepala HRD Recruitment yang datar, sok galak, bahkan yang centil dan mesum pun sudah pernah ditemuinya.
"Selamat pagi, Bu Kirana. Nama saya Imelda," ucap Bu Imelda menjulurkan tangannya.
Kiran tersenyum menyambut tangan Bu Imelda,"Saya Kirana, Bu. Biasa dipanggil Kiran."
"Silahkan duduk. Dan Bu Kiran, selamat karena Ibu Kirana telah diterima kerja di perusahaan kami. Ini adalah surat perjanjian kontrak kerja, silahkan Ibu baca dulu sebelum ditanda tangani. Jika ada yang tidak jelas, silahkan ibu bertanya." Bu Imelda menyerahkan map berwarna biru muda pada Kiran. Perempuan itu kemudian mulai membaca dengan teliti isi kontrak kerja tersebut. Senyumnya tak dapat ditahan saat melihat nominal besaranya gaji yang akan diterimanya selama masa enam bulan percobaan. Namun wajahnya langsung terlihat keruh melihat jumlah penalti yang cukup besar yang harus dibayarnya jika ia keluar sebelum masa percobaan selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Love ( Selamanya Cinta )
RomanceKetika masa lalu itu datang kembali, hidup Kiran yang semula tenang menjadi berantakan. Pertemuannya dengan sang Mantan kekasih membuat Kiran selalu resah. Namun yang paling membuat dirinya sakit adalah laki-laki itu tidak mengingatnya sama sekali...