I CAN HEAR YOUR VOICE Episode 4 - 1

438 10 1
                                    

 
Soo-ha berlari menuju rumah Hye-sung. Soo-ha mencoba menelpon Hye-sung tapi tidak di angkat karena HYe-sung sedang menelpon pengirim sms itu, yang bunyi ringtone hpnya terdengar di dalam rumah. Hye-sung mengendap-endap keluar kamar, mengambil wajan, dan berdiri dengan waspada di depan ruang baju dekat dapur.

Soo-ha sampai di depan rumah Hye-sung. Mencoba membuka pintu, tapi terkunci.
Hye-sung berteriak, “Siapa disana? Cepak keluar! Saya telpon polisi sekarang!”
Teriakannya terdengar oleh Soo-ha, Soo-ha yang panik langsung menendang pintu.
Brak..
Soo-ha masuk, Hye-sung menanyakan mengapa Soo-ha ada di tempatnya.
“Aku takut, seseorang ada di ruangan itu.” batin Hye-sung.

Soo-ha menyuruh Hye-sung menunggu di luar. Kemudian Soo-ha perlahan membuka pintu ruangan itu dan menyalakan lampu. Tidak ada orang disana, hanya ada sebuah hp milik orang lain.

Episode 4
Remember Me in The Dark

Polisi datang ke rumah Hye-sung, “Kau menelpon polisi hanya karena telpon ini?”
Hye-sung menjawab iya. “Lalu siapa yang merusak pintu depan?” tanya pak polisi lagi. Hye-sung menunjuk Soo-ha yang mukanya babak belur.
“Jadi, dia mendapatkan luka akibat berkelahi dengan pencurinya?” tanya pak polisi lagi. Soo-ha menjawab bukan. “Lalu kenapa kau menelpon kami?” tanya pak polisi jengkel.
Hye-sung: “Karena telpon itu. Saya sering menerima sms dari hp itu sebelumnya. Tapi hp itu ada di rumah saya.”
Polisi: “aahh, jadi yang mendobrak pintu depan dan yang memukul pria ini bukan pencuri kan? Lalu mengapa kau menelpon kami?” (Aisshh ni pakpol, odong apa gimana ya, udah dijelasin 2x juga.)
Hye-sung: “Seseorang yang aku tidak kenal masuk ke dalam rumah dan meninggalkan ponselnya saatsaya tidak di rumah. Ini namanya pencurian. Menurut KUHP pasal 319, hukuman minimal 3 taun atau denda 500 ribu won. Itu akan dijatuhi apabila kita menemukan pencurinya dan membuatnya menerima hukuman.”
Soo-ha menatap pak polisi, “Wanita ini benar-benar gila. Ini menyakitkan.” Suara pakpol.
Pakpol: “Kami akan melakukan pelacakan pada pemilik ponsel ini dan menghubungimu secepatnya.”
Pakpol keluar. Hye-sung heran, kenapa polisi tidak menempatkan orang unutk berjaga dirumahnya.

Di luar para tetangga berkumpul dan menanyai pakpol, apakah di dalam ada pencuri. Pakpol bilang bukan apa-apa dan akan masuk ke mobil. Tiba-tiba Soo-ha datang mencegah dan bilang ada yang ingin Soo-ha katakan. “Aku tahu siapa pemilik ponsel itu.”

Hye-sung mencoba memperbaiki pintu depan. Tapi tidak bisa, Soo-ha datang memberitahu kalau harus ditarik dengan keras. Soo-ha melakukannya untuk Hye-sung.
Sambil menahan sakit, Soo-ha menasehati Hye-sung:”Kamu tidak pernah tahu apa yang mungkin terjadi hari ini, jadi jangan tinggal sendirian. Orang itu mungkin akan kembali lagi.”
Hye-sung dengan santai berkata, “Sekarang bukan saatnya untuk mengkhawatirkan aku. Katakan, kenapa kamu ada disini? Dan ada apa dengan wajahmu?”Soo-ha: “tidak apa-apa. Tinggalah dengan temanmu untuk beberapa saat. Jangan tinggal disini.”

Dan, bruk..Soo-ha jatuh ke depan menimpa Hye-sung, dan kemudian terduduk dipelukan Hye-sung. Hye-sung nya ketiban.
Hye-sung: “Hey, Gum, sadarlah.”
Ketika Hye-sung panik akan menelpon 911, terdengarlah suara dari sebelahnya… grook…grook… (Soo-ha mendengkur alias ngorok! HAHAHAHA)
Hye-sung bertanya apa Soo-ha tertidur, tapi tak di jawab Soo-ha. Soo-ha pun bermimpi:

Di rumah abu ayahnya, Pamannya menghampirinya dan berkata bahwa Soo-ha kecil akan tinggal bersama dia dan berbagi kamar dengan sepupunya. Si paman berkata dalam hatinya, “Kakak ipar, jika kamu pergi, seharusnya kau membawa anakmu. Mengapa kau pergi sendiri dan membuat orang lain kesulitan. Sangat sulit bagiku membesarkan 3 anak, bagaimana aku membesarkan satu lagi.”
Soo-ha kecil mundur.
Kemudian saat di taman hiburan, dia di antar oleh seorang ahjumma mencari-cari seseorang. Mencari pamannya, rupanya dia terpisah dari pamannya itu. Saat dia melihat pamannya, dia memanggilnya. Namun si paman tidak terlihat gembira, dia menerbangkan balonnya dan berkata dalam hatinya, “Kumohon..menghilanglah. aku tidak bisa pindah dengan membawamu.”
Soo-ha kecil lalu terdiam. Dan si paman berlalu pergi tanpa menghiraukan Soo-ha. Soo-ha kecil menatap langit, melihat 4 balon yang diterbangkan pamannya, ada 1 yang tersangkut pohon.

I Can Hear Your VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang