Mereka kembali dengan beberapa pelayan yang membawa jatah makanan untuk kelas 12 IPA 1. Para pelayan itu meletakkan makanan dan minuman di atas meja yang tersedia.
"Selamat menikmati para tuan muda dan nona muda." Ucap kepala pelayan lalu pergi diikuti pelayan lainnya.
"Hari ini jatah makannya lumayan enak. Ayam bakar ditambah sambel, dan minumannya es teh." Ucap Meli menatap makanan dan minumannya dengan tatapan binar.
"Idih, semuanya juga bakalan lu bilang enak kali Mel." Sinis Megan.
Meli menatap aneh ke arah Megan, "apaan sih lu, sensi amat kalo sama gue. Lo kalo emang ada masalah sama gue bilang." Ucap Meli yang sudah kesal.
"Udah gak usah berantem, gak baik lho berantem di depan rezeki." Nasehat wakil kelas yaitu Rev.
"Ok." Balas Meli singkat.
"Dasar caper, udah tau beda agama." Ucap Megan sekali lagi membuat Meli melotot tak terima dan langsung berdiri.
Brakk!!
"Maksud lo apa?" Tanya Meli setelah menggebrak meja.
"Gak usah gebrak meja juga tolol, dasar tukang caper, gak tau malu!" Megan berbicara dengan lebih keras.
Meli mengangkat sebelah alisnya. "Lo lagi ngomongin diri sendiri, hm?" Tanya Meli.
Brakk!!
"Cukup Mel, lo gak usah bikin keributan bisa gak sih?" Ucap Rev membuat suasana seketika hening.
Meli terkekeh sinis. "Gue? Dia kali. Ck! Percuma otak pinter tapi gak bisa bedain mana yang salah dan mana yang bener. Gue ke kelas duluan bye." Meli langsung meninggalkan area tempat duduk kelas 12 IPA 1.
Gladis tersenyum miring. "Sepertinya dia lumayan penting untuk keberlangsungan alur novel." Batin Gladis serasa memakan makanannya yang sudah hampir habis.
Tak lama kemudian Gladis berdiri membuat mereka langsung mengalihkan perhatian mereka ke Gladis. "Gue duluan ya, bye." Gladis langsung pergi dari sana.
******
Di ruang musik terdapat seorang gadis yang sedari tadi mengumpat tak jelas. "Sialan tuh si Megan, gue salah apa sih sama dia? Perasaan gue gak pernah buat kesalahan sama dia, jangankan buat kesalahan. Deket aja kagak, terus dia tau darimana lagi soal gue yang terlibat cinta beda agama." Celoteh Meli.
"Gak usah dipikirin kali Mel, masalah sepele gak usah dirumit-rumitkan. Mending kita happy happy aja yakan?!" Seru seseorang tiba-tiba yang tak lain adalah Gladis.
Meli menatap kaget ke arah Gladis. "Lo ngapain ke sini? Bukannya lo lagi makan ya." Heran Meli.
"Udah selesai makan nih gue." Balas Gladis mendudukkan bokongnya disebelah Meli.
"Ngapain sih lu ke sini, lu kan bestie nya si Megan kan? Udah sana pergi lo." Usir Meli.
Gladis terkekeh membuat Meli heran. "Lo gila?" Tanya Meli.
"Hahaha, enggak kok. Lagian gue sama Megan gak sedekat itu kali, kita deket juga cuma gara-gara tempat duduk yang deketan." Ucap Gladis.
"Gue kira si Gladis itu bestie-nya si Megan, Meissie, sama Viona." Gumam Meli pelan.
"Udah ah balik yok ke kelas, 5 menit lagi masuk lho Mel." Ajak Gladis diangguki Meli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsy's New World
Fantasy"𝐵𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛𝑦𝑎, 𝑑𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑏𝑢𝑡 𝑘𝑒𝑏𝑎ℎ𝑎𝑔𝑖𝑎𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎." -𝐴𝑟𝑠𝑦 𝐴𝑛𝑖𝑛𝑑𝑖𝑟𝑎. ****** Bagaimana jika seorang mama muda sekaligus CEO yang terkenal dengan kekejamannya dan ketegasannya tiba-tiba mati lalu bertransmi...