Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, Gladis memakai baju tidur berwarna pink dengan sebuah tas ransel di punggungnya.
"Tuan, apakah anda tidak jadi menjalankan misi?" Tanya sistem bingung.
"Tentu saja jadi, sekarang aku hanya perlu berbohong lalu pergi ke tempat itu." Balas Gladis.
"Lantas mengapa anda mengenakan piyama tidur? Seharusnya anda mengenakan OUTFIT mafia-mafia seperti tuan-tuan ku yang sebelumnya." Sistem tambah heran.
Gladis merotasikan matanya malas. "Sudahlah, nanti lo juga bakalan tau." Balas Gladis dan langsung keluar dari kamar menuju ruang keluarga.
Sesampainya di sana, tampak kedua orangtuanya tengah bermesraan dengan televisi yang menyala. "Mami, papi?!" Panggil Gladis.
Kedua paruh baya itu menoleh dengan sebelah alis yang terangkat. "Kamu mau kemana? Kok bawa tas besar kayak gitu." Tanya papi Gavin.
Gladis nyengir. "Gladis mau ke supermarket Pi." Balas Gladis.
"Kalau mau ke supermarket, terus kenapa bawa tas sebesar itu?" Tanya mami Geya curiga.
"Kan tasnya buat wadah jajanan mi, nanti Gladis mau beli yang banyak soalnya." Balas Gladis beralasan.
"Gak usah bawa tas kali, nanti juga dikasih kantung kresek yang gede." Ucap mami Geya.
"Ya gapapa mi, Gladis cuma males aja megang kantung kresek. Mending pake tas aja, lebih gampang." Balas Gladis.
"Kan kantung kreseknya bisa ditaruh dijok mobil." Kini papi Gavin yang menjawab.
"Gladis kan mau bawa motor Pi, udahlah Gladis berangkat ya bye." Gladis langsung berlari dan mengacuhkan seruan kedua orangtuanya.
Gladis berlari keluar dari gerbang mansion menuju sebuah motor yang disembunyikannya.
Gladis membeli motor ini menggunakan tabungannya, alasan mengapa ia tak memakai motor yang berada di dalam garasi adalah karena setiap kendaraan yang berada di sana terdapat sesuatu yang bisa mendeteksi lokasi.
Gadis itu menaiki motornya lalu melajukan motor itu menjauh dari sana menuju sebuah tempat keberhasilan misi pertamanya.
******
Setengah jam pun berlalu, kini Gladis sudah berada di sebuah hutan terlarang dengan rumor yang beredar bahwa jika ada orang yang berkunjung ke hutan ini, maka orang itu tidak akan kembali.
Gladis menghentikan motornya sejenak, tak lama kemudian gadis itu kembali melajukan motornya dengan pelan karena jalanan yang mulai menyempit dan tanpa pencahayaan.
"Serem juga hutan ini." Ucapnya pelan ketika mendengar suara burung hantu beserta raungan hewan buas.
Gladis memberhentikan motornya tepat di depan jalan yang becek, kotor, dan sempit dengan pohon-pohon yang menjulang tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsy's New World
Fantasy"𝐵𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛𝑦𝑎, 𝑑𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑏𝑢𝑡 𝑘𝑒𝑏𝑎ℎ𝑎𝑔𝑖𝑎𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎." -𝐴𝑟𝑠𝑦 𝐴𝑛𝑖𝑛𝑑𝑖𝑟𝑎. ****** Bagaimana jika seorang mama muda sekaligus CEO yang terkenal dengan kekejamannya dan ketegasannya tiba-tiba mati lalu bertransmi...