7.KELOMPOKAN

648 64 16
                                    

Tepat pukul 3 sore, semua orang sudah berkumpul di rumah Bristan. Mereka belum memulai diskusi mengenai materi agama yang akan mereka presentasikan Minggu depan.

"Tan, ada camilan gak?" Tanya Meli tak tau malu.

"Ih, gak tau malu banget sih lo di rumah orang? Pasti di rumah lo gak ada camilan kan, makanya lo minta-minta?" Tuding Megan.

Meli langsung menatap sinis ke arah Megan. "Matamu, yang namanya bertamu pasti bakalan dikasih camilan, makanya gue minta sebelum dikasih." Balas Meli ngegas.

"Idih, ngeles aja lu miskin." Hina Megan.

Meli merotasikan matanya malas sembari menatap Megan. "Kalo gue miskin emang kenapa? Masalah buat lo?" Tanya Meli dengan tampang menyebalkan di mata Megan.

"Awa--"

"Kalian berdua bisa gak sih jangan berantem sehari aja, bosen gue dengerin kalian berantem mulu." Ucap Rev membuat Meli dan Megan langsung diam dengan mata yang terus menatap sinis satu sama lain.

Diam-diam Putri berbisik pada Rev. "Jadi cowok peka-an dikit, Rev."

Rev tersenyum tipis. "Gue peka kok, cuma ya gue gak pengen ngasih harapan lebih ke mereka berdua." Balas Rev.

Bristan kembali dari dapur membawa aneka camilan dan minuman dingin, Meli dan Megan langsung mengambil dengan cepat apa yang dibawa oleh Bristan.

Mereka berdua memakan camilan dengan lahap, tiba-tiba Meli menatap intens ke arah Megan. Megan yang menyadarinya langsung bertanya.

"Ngapain lo menatap gue kayak gitu? Suka lo sama gue?" Tanya Megan.

"Gapapa, cuma heran aja. Perasaan tadi lo ngatain gue gak tau malu karena minta camilan, eh-- tapi kok elo ikutan makan ya? Heran gue." Ucap Meli membuat Megan emosi dan langsung melempar keripik singkong yang dimakannya.

"Apaan? Orang gue cuma pengen nyicip." Balas Megan tak mengaku.

"Halah bacot."

"Ehem, ada apa ini ribut-ribut?" Tanya seseorang yang tak lain adalah pemeran utama kita, yaitu Vernon.

Mereka mengalihkan pandangan ke arah Vernon yang berdiri dengan seragam sekolah yang melekat pada tubuhnya.

Mulut Meli terbuka lebar melihat ketampanan Vernon. "Ganteng banget." Lirihnya dengan tatapan yang tak pernah lepas dari Vernon.

"Gapapa bang, biasa lagi kerja kelompok. Jadinya berisik." Balas Bristan.

"Oh." Singkat Vernon dan langsung pergi meninggalkan ruang tamu, namun sebelum itu tatapannya berhenti ke arah Gladis yang sedang sibuk dengan handphonenya, namun tatapan itu hanya berlangsung sekitar 3 detik.

Setelah Vernon menghilang, Meli langsung heboh karena ketampanan pemeran utama. "Oh my God, dia tadi siapa? Ganteng banget, kan gue jadi pengen nikahin." Ucap Meli dengan wajah bersemu merah.

"Oh dia, dia Abang gue. Namanya Vernon, by the wat dia udah punya pawang. Jadi lo gak bisa nikahin dia." Balas Bristan membuat Meli kesal, namun tidak dengan Gladis yang kaget.

"Namanya tadi siapa, Tan?" Tanya Gladis, siapa tau ia salah dengar.

"Vernon."

"Nama lengkapnya?"

"Vernon Abhivandya Delmora." Balas Bristan membuat Gladis kembali kaget, perasaan di dalam novel tidak pernah dijelaskan jika pemeran utama memiliki seorang adik.

"Lo anak pungut?" Tanya Gladis membuat Bristan melototkan matanya tak terima.

"Heh, walaupun tampang gue gini. Jangan salah, gue itu anak kandung emak bapak gue ye!!" Seru Bristan membuat Gladis merotasikan matanya malas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arsy's New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang