Gadis Itu Telah Lama Mati

6 2 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(cr.pinterest)

.

.

.

.

.


Bagaimana perasaanmu sejauh ini? Apa yang kamu rasakan hari ini? Ada cerita apa hari ini? Kalo hari ini sedang merasa memiliki hari yang kurang baik, jangan khawatir ya masih ada hari esok kok untuk kembali membuat cerita yang lebih baik lagi. Dan kalo capek istirahat yaa.. Take your time :)

.

.

.

.

.

Langit sepertinya saat ini sedang berduka yaa.. Gelap dan siap mengeluarkan rintik air yang siap jatuh ke bumi. Dan di sudut kamar yang gelap itu juga ada seorang gadis yang tengah menumpahkan air matanya dengan suara yang menyayat hati. Namun sayangnya tidak ada orang yang memperdulikannya. Dia sendiri.

Bagai sebuah kaset rusak semua kenangan buruk itu terputar kembali menampilkan adegan demi adegan yang terlihat menyakitkan. Dikucilkan, dihina dan dicaci sepertinya sesuatu yang sudah biasa dia dapatkan. Tak ada air mata yang keluar saat dia perlakukan seperti itu oleh banyak orang, dia hanya menatap datar orang - orang di sekitarnya. Hatinya terlalu sering di patahkan hingga membuatnya terbiasa dengan semuanya.

Dia melangkahkan kakinya dengan pandangan yang kosong, kedua telinganya ia sumpal dengan earphone yang memutar musik yang cukup membuatnya tidak bisa mendengarkan suara lainnya.

Dia kembali ke tempat yang dinamakan rumah. Namun rumahnya terlihat dingin, tidak ada kehangatan yang terasa di dalam rumah itu. Suara kaca yang jatuh ke lantai berhasil menarik perhatiannya, terlihat dua orang paruh baya tengah beradu argumen. Benar - benar memuakkan. Gadis itu memilih untuk masuk ke dalam kamarnya yang redup, gelap , tak ada cahaya yang masuk.

Keesokan harinya gadis itu harus kembali ke rutinitas yang membosankan. Dia terpaksa harus bertemu kembali dengan orang - orang yang haus akan nilai dan popularitas.

"Bisa kau ajarkan ini kepadaku? Jujur aku kurang paham dengan materi ini." gadis itu membawa buku tulisnya ke salah satu bangku teman sekelasnya yang terkenal dengan kepintarannya, bahkan sering kali mendapatkan pujian dari banyak guru.

"Aku juga kurang paham. Kau bisa menanyakan itu ke guru saja nanti." ucapnya dengan nada yang kesal karena gadis itu mengganggu aktivitasnya.

Gadis itu kembali dengan langkah yang lunglai, bagaimana dia bisa menanyakan materi ini kepada sang guru sedangkan hari ini akan diadakan ulangan harian. Pasrah saja. Memangnya apa susahnya membantu teman dengan menjelaskan materi itu? Apakah jika kau mengajarinya akan membuat kepintaranmu menurun?

Elegi Si VirulenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang