Rumah Untuk Pulang

9 1 0
                                    

(cr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(cr.pinterest)

.

.

.

.

.

Bagaimana perasaanmu sejauh ini? Apa yang kamu rasakan hari ini? Ada cerita apa hari ini? Kalo hari ini sedang merasa memiliki hari yang kurang baik, jangan khawatir ya masih ada hari esok kok untuk kembali membuat cerita yang lebih baik lagi. Dan kalo capek istirahat yaa.. Take your time :)

.

.

.

.

.

Lelah setelah bertarung dengan cerita hari ini ingin rasanya pulang ke rumah dan menemukan kedamaian hingga rasa letih terhadap hidup ini perlahan membaik. Namun nyatanya tidak, tidak semua orang memiliki rumah yang hangat dan rumahku ini selalu menjadi tempat yang asing untuk aku pulang.

Setiap orang memiliki kesibukannya masing - masing tidak ada waktu untuk bercengkerama dan bersenda gurau bersama, terlalu dingin. Berbeda dengan rumah depan dan samping yang selalu terlihat hangat juga penuh dengan suara tawa lepas, berkumpul bersama untuk bertukar cerita tentang apa saja yang sudah dilalui hari ini ditemani sepiring kue juga teh hangat.

Rumahku ini terlalu redup dan dingin.

Ingin sekali aku bertukar cerita dengan mereka dan mengeluh tentang beratnya hari ini, tapi siapa yang mau mendengarkan? Mungkin yang setia mendengarkan cerita membosanku ini hanya setan - setan yang berada di dalam kamar juga nyamuk yang asyik beterbangan berdengung di dekat telingaku. Lelah ingin berhenti sejenak, tapi bukan keputusan yang bijak.

Setiap kali merasa terjatuh dan tersungkur kemudian pulang dengan langkah terseok-seok menahan sakit ingin sekali rasanya aku mendapatkan tatapan khawatir dari orang - orang di sekitarku dan bertanya,

"Apakah kau baik - baik saja?"

Namun sayangnya aku tidak pernah mendapatkan pertanyaan sederhana itu. Walaupun penuh luka dan lebam aku selalu dituntut untuk bisa menyembuhkannya sendiri, aku ingin ada orang yang mengulurkan tangannya dan membantuku untuk mengobati luka ini. Bisakah aku mendapatkannya?

Aku ingin mendapatkan pelukan yang hangat juga kata - kata yang menenangkan dari mereka ketika aku tengah menangisi semua kegagalanku dan menyalahkan diriku sendiri. Bisakah aku merasakannya?

Iri dengan mereka yang memiliki punya rumah hangat untuk pulang dan melepas penat.

Iri dengan mereka yang selalu mendapatkan pelukan hangat.

Iri dengan mereka yang selalu didengarkan keluh kesahnya.

Banyak tuntutan yang semesta berikan, namun mengapa semesta belum bisa memberikanku sebuah rumah yang hangat untuk aku pulang? Apakah suatu hari aku akan menemukan rumah yang bisa menampung semua rasa iriku ini? Aku ingin merasakan semuanya, walaupun aku harus merasakannya untuk yang pertama juga yang terakhir kalinya.

Saat ini rumah terbaik untuk aku pulang dari semua rasa sakit adalah diriku sendiri.

Aku yang akan mengobati luka dan lebam itu.

Aku yang akan menghapus air mata yang jatuh itu.

Aku yang akan memeluk diri ini setiap kali aku merasa terpuruk.

Aku yang akan menepuk kepalaku dan berkata,

"Terima kasih untuk hari ini. Kamu hebat! Besok harus lebih lebih lebih kuat lagi dari hari ini. Aku bangga! Jangan menjadi manusia jahat yaa.. Ayo jadi manusia yang bahagia! Dan maaf jika seringkali menambah rasa sakitnya. Ayo kita berjalan bersama hingga tujuan akhir!!!"

Memang benar adanya, jika tak semua rumah itu hangat dan nyaman untuk disinggahi tapi bukan menjadi alasan aku tidak akan pernah merasakan rumah yang hangat itu. Mungkin suatu hari nanti atau aku sendiri yang akan membangun rumah yang hangat untuk diriku sendiri, aku pasti bisa. Rumah yang akan melindungiku dari badai juga rasa sakit lainnya yang akan datang seiring berjalannya waktu. Dan aku akan mencoba untuk berdamai dengan diriku sendiri, walau aku tahu jika semuanya tidak akan semudah itu.


Tidak semua rumah itu ramah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak semua rumah itu ramah. Kadang kebahagiaan berasal dari dalam rumah, tapi kadang juga dalam rumah juga bisa mendatangkan kesedihan. Dan tidak semua rumah bisa menjadi tempat pulang disaat sedang hancur. Namun kadang ada rumah asing yang siap memberi kehangatan, walaupun untuk sementara sampai semuanya terasa lebih baik.


Terima kasih sudah membaca tulisan ini yaaa💜

Salam sayang,

-Y.K🧸

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Elegi Si VirulenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang