"Hah?".
.Aku membeku. Kalimat yang telah lama ku siapkan sebelumnya hilang begitu saja.
Lidahku kelu bukan main, apa sesulit itu untuk mengatakan 3 kata?
"Xel?"
Entah keberanian atau sikap kurang ajar dari mana, aku mendekatkan wajahku pada Renatta.
Menghapus jejak kami berdua dengan mencium pipinya agak lama.
Renatta tampak bingung, dengan mata yang berkedip lucu.
"Tetap jadi sahabatku. Meski kita mungkin bakal terpisah jauh, jangan pernah lupa bahwa aku pernah ada di cerita hidup kamu."
Aku memeluk tubuh Renatta, mendekap erat seolah takkan ada hari esok untuk kami bertemu kembali.
Air mataku mengalir begitu saja, tanpa izin merusak riasan wajahku.
"Aku akan pindah"
Deg!
Renatta melepaskan pelukan kami. Alisnya menukik mendengar perkataanku. Aku tau gadis itu kini tengah marah.
"Kenapa kamu baru bilang Axel?!"
Tentang apa Ren?
"Axel, kamu.."
"Sorry Ren, aku terlalu takut."
"Kita harusnya bisa punya waku berdua lebih banyak Xel, aku bakal rindu kamu"
Itu yang aku takutkan, Ren.
Renatta kembali memelukku. Tangisnya pecah begitu saja, kembali merangsangku untuk ikut menangis.
Malam itu, kami habiskan menangis berdua. Dengan para bintang yang mengamati sembari menertawakan diriku.
"Renatta maaf, aku menyembunyikan satu rahasia lagi darimu"
"Apa rahasia kamu akan pergi jauh kurang membuatku sakit, Axelia?!"
Aku menggeleng, tak pernah sedikitpun aku berniat menyakiti gadis kesayanganku ini.
Justru karena aku sayang kamu, aku menyembunyikan semuanya dari kamu Renatta.
-----------------------------------------------------------
Renatta pov.
Jika boleh jujur, aku membenci Axel.
Bahkan disaat gadis itu akan pergi meninggalkanku ke belahan bumi yang lain, gadis itu sempat-sempatnya membuatku ingin memukulnya.
Bagaimana bisa gadis itu menutupi semuanya kedalam satu kotak besar berisi berbagai macam benda yang tak asing di depanku?
Aku menyalakan ponsel lama milik Axel yang pertama menarik perhatianku saat ku buka kotak itu.
Hanya melihat wallpaper yang diisi foto kami berdua saja emosiku terpancing.
Aku memasukkan sandi yang sempat Axel berikan sebelum pergi, dan aku baru sadar jika itu adalah tanggal lahirku.
Tak ada yang menarik selain kotak pesan yang menampilkan banyak notifikasi dari satu nomor.
Nomor yang kurasa tak asing dimataku. Ini nomor Axel.
089873××××××
17/08/16
Teman baruku.., namanya Renatta.
Ku harap kami bisa berteman baik.10/04/17
Aku sekelas lagi dengan Renatta! Semoga kami bisa terus menjadi sahabat!
27/10/17
Teman kelompokku menyebalkan. Kenapa aku gak satu kelompok dengan Renatta saja si?
02/03/18
Renatta dekat sekali dengan Winy. Aku merasa terasingkan'(
21/07/18
Bunda Renatta baik. Dia menyuruhku memanggilnya dengan sebutan 'bunda'Aku tersenyum membaca tiap pesan yang hampir semua bubble chat terdapat namaku.
31/12/18
Tahun baru. Perasaan baru. Apa iya aku menyukai sahabatku sendiri?"Ternyata dia menulis diary-nya disini" aku tersenyum menemukan satu rahasia kecilnya.
Senyumku hanya bertahan sebentar, kemudian satu alisku terangkat kala mataku membaca satu bubble chat yang terasa sedikit.. ambigu?
19/01/19
Apa aku sakit? Rasanya benar-benar aneh saat Renatta memelukku. Seperti banyak kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutku.22/03/19
Renatta maaf. Sepertinya aku memang sedikit berbeda. Maaf karena kamu harus mempunyai teman sepertiku.Jantungku berdetak tak karuan. Aku harus bertanya langsung pada Axel. Tapi mataku memaksa terus membaca semua pesan itu hingga selesai.
15/06/19
Renatta.. andai kamu tau sulitnya aku menghindari kamu. Dan seenaknya kamu mendaftar di sekolah yang sama denganku?!23/10/19
Harusnya aku senang bisa tetap dekat dengan Renatta bahkan sampai d bangku SMA. Tapi rasanya sedikit sakit, Renatta memiliki banyak penggemar huhu31/01/20
Aku berterimakasih pada bunda, berkatnya aku bisa melihat wajah cantik Renatta dari jarak sedekat itu.
Aku takkan melupakan malam ini, dan maaf.. Renatta. Aku membuatmu sakit.09/04/20
Ku akui aku sedikit berbeda. Tapi ini nyata. Aku benci saat Renatta tertawa karena orang lain.14/02/21
Akhirnya aku berani ikut di barisan secret admirer mu hehe21/02/21
Andai kamu tau Ren.. Yang kamu kira dari Hanan, sebenernya dari aku. HeheAku mematung. Butuh waktu beberapa menit untuk memahami bubble chat ini.
Tanganku dengan cepat mengorek isi kotak berwarna biru tadi. Pikiranku berlari pada waktu dimana aku pamerkan bucket coklat putih pada Axel, kemudian hari dimana aku pamerkan kertas kuning yang ku kira dari Hanan.
Di tanganku sekarang, satu batang coklat putih-yang sepertinya sudah kadaluarsa, dibentuk menjadi mini bucket dengan mawar putih dan sticky note yang mulai usang.
Cokelat yang sama persis dengan bucket coklat besar satu tahun lalu.
Bedanya, yang ini ada nama pengirimnya.
Be happy w/ this choco!
-xelAku masih tak bisa mencerna dengan baik.
Bucket itu.. dari Axel?
Tapi kenapa gadis itu hanya diam saat ku kira itu dari Hanan?
15/04/21
Aku tau aku salah. Tapi ini diluar kendaliku. Aku sadar 100%. Bahwa aku menyukai Renatta. Lebih dari seorang teman.Cokelat yang ku pegang jatuh begitu saja. Terlalu sulit mempercayai kalimat terakhir dari bubble chat itu.
Aku membuka kotak pandora, dimana sahabat perempuanku ternyata diam-diam menyukaiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renaxelia ✔️
Fanfiction"Aku sayang kamu, Ren... ...lebih dari seorang teman." -------------------------------------------------- *DISCLAIMER!!🚨* - This a 💥FICTION💥 - Tidak diizinkan untuk yang baperan 🙏 - Jangan julid atau aku julidin balik 😏 (ngga ngga becanda) - Fi...