Tidak terasa waktu begitu cepat. Malam pertama mereka di penginapan telah tiba. Para maknae line menghabiskan malam bersama Saebom dengan beer sebagai pelengkap.
"Wah, beer ini terasa lebih menyegarkan dari biasanya" Ucap Dino, menatap kaleng beernya dengan dramatis.
"Kau benar. Tidak ada yang lebih menyegarkan selain menikmati beer dihari libur" Saut Seungkwan.
"Aku masih tidak menyangka bisa beristirahat sekaligus bermain seperti ini" Ucap Vernon tiba-tiba.
"Sejak setelah debut, jangankan berlibur, membayangkan untuk istirahat saja tidak sempat" Lanjutnya sambil terkekeh, mengingat kilas balik kegiatan mereka selama ini.
Mendengar kalimat Vernon, Saebom langsung menatap mereka bertiga dengan tatapan sedih.
"Maaf, karena telah memberi kalian begitu banyak pekerjaan"
Mereka semua reflek menggeleng cepat, tidak bermaksud membuat Saebom tersinggung.
"Mengapa Noona meminta maaf? Itu memang pekerjaan kami" Ucap Seungkwan.
"Hanya saja-- aku selalu merasa bersalah setiap melihat kalian pergi dan pulang bekerja dengan wajah kelelahan" Ucap Saebom sambil menunduk dan memainkan kaleng minumannya.
Karena Saebom yang mengatur jadwal mereka selama 6 tahun ini, ia jadi tahu seberapa padat pekerjaan mereka. Tapi ia tidak bisa berbuat banyak selain mengatur dengan baik jadwal yang ia terima agar mereka setidaknya bisa beristirahat sejenak.
Apalagi saat debut usia ketiga orang yang bersamanya saat ini pun masih sangat muda. Saebom saja lelah mengikuti kegiatan mereka. Bagaimana dengan mereka yang harus bernyanyi sambil menari hampir setiap hari?
"Tidak, Noona. Semua ini bukan salah siapapun. Inilah resiko pekerjaan kami. Lagipula Noona hanya menjalankan tugas sebagai seorang manager, bukan? Bahkan pekerjaan Noona lebih berat dari kami" Ucap Dino mencoba mengurangi rasa bersalah Saebom.
"Benar. Justru karenamu kita bisa berlibur seperti ini, Noona" Tambah Vernon.
"Yang seharusnya diapresiasi itu kerja keras kalian. Kalian berhasil mencapai titik ini"
"Dan itu semua berkatmu, Noona. Kau selalu menjaga dan tidak pernah berhenti menyemangati kami" Ucap Seungkwan.
Saebom hanya bisa tersenyum sebagai respon. Ia tidak tahu harus berkata apa karena dibuat terharu oleh para adiknya.
"Omong-omong, Noona. Apakah kau ingat saat pertama kali kita bertemu? Saat itu, hari ke-3 mu bekerja di agency" Tanya Dino yang tibatiba membawa topik masa lalu.
"Hari ketiga? Mengapa kita baru bertemu saat aku sudah 3 hari bekerja disana?" Tanya Saebom sambil berusaha mengingat.
"Saat itu Dino harus izin karena mengalami cedera, jadi Noona baru bertemu dengannya dihari ke 3" Bukan Dino, melainkan Seungkwan yang menjawab.
"Ah! Aku ingat. Saat kau ketakutan melihatku, kan?" Saebom menoleh ke arah Dino.
Dino mengangguk. "Aku ketakutan karena wajahmu sangat menyeramkan saat menatapku, Noona" Ucap Dino.
Mendengar ucapan Dino, tibatiba Seungkwan terlihat excited dengan tertawa sambil bertepuk tangan, seolah ia mengingat suatu hal yang seru.
"Hahaha. Jujur saja, Noona. Saat itu wajahmu sangat dingin dan menyeramkan. Aku yang melihat dari jauh saja sudah takut" Ucap Seungkwan lalu kembali melanjutkan tawanya.
"Benarkah? Padahal aku sudah berusaha mengatur wajahku seramah mungkin" Ucap Saebom sambil menyentuh-nyentuh wajahnya.
"Jika seperti itu kau sebut ramah, aku tidak akan pernah mau melihat wajah marahmu, Noona" Ucap Vernon menimpali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Holiday - Seventeen
FanficCerita yang terinspirasi dari Variety Show Seventeen - In The Soop dan murni hanya sebuah fiksi. Selamat membaca kisah persahabatan antara SVT dengan sang manager yang membuat hubungan mereka seperti sebuah keluarga. Dengan beberapa kisah romansa...