0.1

672 46 0
                                    

"Minhee, kamu udah sarapan kan?" Tanya Jaemin sebelum meninggalkan adiknya, ya hari ini hari Sabtu namun Jaemin harus tetap masuk kerja.

Boss-nya itu memang seperti iblis, tidak memberinya waktu libur selama seminggu ini, mana mesum.

"Sudah, kakak kenapa gak dirumah aja? Dihari libur gini, kakak ngapain masuk kerja?" Tanya Minhee sembari mengucek matanya, karena anak itu masih separuh sadar.

"Maaf ya Minhee karena kakak kamu jadi sendirian terus dirumah, kakak juga gak tau kapan liburnya nanti kakak tanya sama bos kakak ya." Jawab Jaemin tersenyum lembut, Minhee hanya menganggukkan kepalanya.

"Kalau begitu kakak kerja dulu ya, inget pintu jangan dikunci."

Jaemin mengambil tas kerjanya, kemudian keluar dari kosan-nya dengan hati-hati. Setelahnya ia berangkat ke perusahaan bernama Lee Crop itu dengan angkutan umum, ya inilah keseharian Jaemin selama kerja.

Jaemin melirik jam tangannya, sebentar lagi menunjukkan pukul 7, dimana waktunya dia untuk masuk kerja, kalau telat walaupun hanya 1 menit pasti boss-nya ini murka.

Untungnya Jaemin tiba sebelum jam 7, dengan cepat bergegas ke ruangannya, dan melihat berkas-berkas yang sudah menumpuk dimejanya.

"Kenapa sudah banyak saja, baru mau sarapan."

Jaemin membawa bekal dari rumahnya untuk ia sarapan, namun sayangnya berkasnya terlalu banyak. Bila ia tunda pasti akan semakin menumpuk nantinya.

Ketika Jaemin hendak menyusun berkasnya, pintu ruangannya terbuka begitu saja. Dan menampakkan sosok Lee Jeno berdiri dengan casual pakaian yang ia pakai sehari-hari.

"Jangan terburu-buru, sarapan saja dulu."

Ucapan yang dilontarkan oleh Jeno membuat Jaemin mengernyitkan kening heran, 'darimana orang ini tau?'

"Aku mendengar kamu berbicara sendiri Na Jaemin, ambil makan pagimu atau aku berubah pikiran?" Penegasan Jeno cukup membuat Jaemin tertegun.

Dengan cepat Jaemin mengeluarkan kotak bekalnya, dan ia duduk dikursinya lalu mulai menyantap bekalnya.

Namun sesaat dia terdiam, menatap Jeno yang berdiri di depannya sembari melipat tangan di dadanya, biasa pose andalan.

"Apa.. yang kau lakukan disini?"

Jaemin bertanya dengan nada pelan, kemudian Jeno terkekeh. "Jelas untuk menunggumu memberikan semangat pagiku manis."

Jaemin mengalihkan pandangannya, entah mengapa boss-nya ini makin aneh, menurutnya.

"Semangat pagi apa maksudmu?" Tanya Jaemin heran, lalu ia kembali menyantap bekalnya lagi sampai habis.

"Semangat darimu, Na Jaemin."

Setelah menghabiskan bekalnya, Jaemin pun menegak airnya. Kemudian menatap boss-nya dengan tatapan malas.

Mau tidak mau Jaemin membuat wajah manis dengan senyuman lembut, "Baiklah, semangat untuk hari ini tuan muda Jeno."

Jeno tersenyum kecil, namun ia menggelengkan kepalanya. "Bukan semangat itu yang aku mau."

Senyum Jaemin pun luntur, tau gitu dia tidak melakukan hal bodoh seperti itu.

Belum sempat lelaki bermarga Na itu berucap, ia dibungkam oleh sesuatu yang kenyal, dibibirnya.

Ya, Jeno menciumnya, tepat dibibir.

"Manis, terima kasih semangat paginya."

































Jaemin mengerjapkan matanya beberapa saat, apa ini sungguhan? Jeno menciumnya dibibir?!

"Dasar boss keparat mesum!"




























Jaemin telah merapihkan semua berkas yang akan ditanda-tangani Jeno, untungnya aja udah ditanda tangani sih.

Sekarang Jaemin hanya berkeliling dikantor, sesekali menegak kopi yang dia beli di kantin kantor.

Kini ia berada di halaman kantor, berada dilantai 5 jauh dari ruangannya, karena ruangannya berada di lantai 13.

Pikirannya jenuh, walau pekerjaannya tidak membebaninya. Hanya saja perlakuan Jeno padanya yang kurang ajar, untung masih bisa dimaafkan.

"Jaemin."

Jaemin menoleh begitu Haechan memanggilnya, "Mau ikut denganku?"

"Kemana?"

Haechan mengedipkan matanya, "Berjalan-jalan sebentar diarea luar kantor, dijamin tidak akan ada yang memarahi kita karena kerjaan kita yang bagus."

Jaemin bingung haruskah ia ikut atau tidak, karena ini pertama kalinya untuk 'bolos' selama kerja. Tapi hitung-hitung ia juga butuh hiburan, jadi -

"Ayo."

Entah apa yang ada dipikiran Na Jaemin, semoga saja boss-mu tidak macam-macam.


























tbc

Vomment?

Secretary NaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang