0.5

158 17 1
                                    

Seiring berjalannya waktu, dimana kini jarum pendek sudah menunjukkan angka 5 dan jarum panjang diangka 6, yang artinya waktunya pulang kerja.

Jaemin sudah merapihkan barangnya dan siap untuk pulang kerumahnya, Jaemin sedang menunggu lift bersama dengan pegawai-pegawai kantor lainnya.

Saat lift sudah tiba, mata Jaemin terbelalak saat melihat boss-nya yang hanya sendiri didalam sana dan kini sedang memanggilnya.

"Na Jaemin, Masuklah kesini."

Mendengar namanya terpanggil membuat Jaemin terdiam sejenak sebelum bergerak, kemudian Jaemin menatap pegawai-pegawai lainnya yang juga sedang menatapnya.

"Yang lain bisa menunggu lift selanjutnya, saya hanya mempersilahkan Jaemin untuk bersama saya."

Suara ricuh mulai terdengar, Jaemin masih berdiam diri ditempatnya. Hingga sebuah colekan dibahunya membuat Jaemin menoleh dan mendapati sahabatnya yang memintanya untuk masuk terlebih dahulu.

"Masuk aja Na, kapan lagi berduaan sama boss ganteng di lift." Bisik Haechan dengan tingkah tengilnya.

Jaemin memutar bola matanya malas, apa katanya? Berduaan dengan boss ganteng? Cih, ganteng iya mesum juga iya!

Akhirnya Jaemin memasuki lift tersebut, dan menekan tombol dimana lobby berada. Jaemin berdiri disamping Jeno dengan jarak beberapa jengkal, tanpa berbicara sedikitpun lelaki manis itu hanya memainkan kakinya dan menatap kearah lantai dimana ia berpijak, enggan menatap kearah bossnya yang menurutnya gila itu.

Jeno yang melihat tingkah Jaemin pun hanya diam sambil terkekeh pelan, sampai pria gagah itu mulai membuka percakapan terlebih dahulu. "Kenapa kau menghindariku hari ini?"

"Hah? Saya? Enggak kok, firasat bapak aja kali."

Jaemin menggelengkan kepalanya, menatap Jeno sekilas sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya kearah yang lain.

"Masa? Kalau gak ngindarin kok gamau ngomong sama saya?"

Mendengar pertanyaan absurd Jeno membuat Jaemin menghela nafas, melihat lift sudah tiba dilantai lobby akhirnya Jaemin berdiri disamping Jeno dengan mengangkat tangannya dan tersenyum simpul.

"Sudah jam pulang kerja, saya duluan ya pak Jeno."

Setelah berpamitan dengan Jeno, Jaemin keluar dari lift dan meninggalkan Jeno yang masih mendengus jengkel karena melihat tingkah sekretarisnya sebelum akhirnya ia mulai menjajarkan langkahnya dengan Jaemin.

"Kau tidak ingin kuantar pulang saja? Kau baru pulih hari ini, jangan kecapekan dulu Na."

Jaemin mengabaikan pertanyaan Jeno, justru pemuda berparas manis itu menyumbatkan earphonenya ke dalam dua telinganya dan mempercepat langkahnya menghindari Jeno yang berada dibelakangnya.

Jeno yang tertinggal pun akhirnya kembali melangkah lebih cepat, namun langkahnya terhenti karena ponselnya berdering. Jeno menyerogoh ponselnya yang berada di saku celananya, kemudian ia melihat nama 'Mark' tertera disana.

Jeno mengangkat panggilan tersebut, "Halo, Ada apa?"

"Bisakah kau kemari sebentar? Ada yang ingin ku diskusikan denganmu."

Jeno mendengus, kemudian menatap punggung Jaemin yang sudah menghilang dari pandangannya. Alhasil pemuda tegap itu memutar balikkan badannya menuju parkiran mobil dimana mobilnya berada.

"Baiklah, sebentar."

Panggilan terputus begitu saja, Jeno mengeluarkan kunci mobil dan membuka pintu mobilnya sebelum mengunci mobilnya kembali. Pemuda tersebut menyalakkan mobilnya dan meninggalkan parkiran kantor untuk menghampiri saudara kandungnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secretary NaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang