Selamat membaca😽
Selama di perjalanan, hening masih menjadi suasana yang menemani Braga dan Kaira saat ini. Tetapi beberapa detik kemudian Kaira menepuk pundak Braga.
"Ga, tolong berhenti disini" pinta Kaira dan Braga pun menuruti. Kaira turun dari motor Braga, melepas helm dan diberikan ke Braga.
"Rumah lo ganti di kantor kecamatan Ra?" pertanyaan konyol yang membuat Kaira tertawa kecil, ternyata wajah yang sudah babak belur tidak menghilangkan tingkah menyebalkan seorang Braga.
"Enggak lah, kamu gak liat disana ada yang jual nasi goreng?" tunjuk Kaira ke arah penjual nasi goreng di depan kecamatan posisi sebelum mereka berhenti sekarang.
"Lah, bukannya lo udah makan?"
"Buat yang di rumah, bentar tunggu sini" sebelum Kaira melangkah pergi sudah ditahan dengan suara Braga.
"Buat bokap lo?" kembali ke posisinya dan menatap Braga.
"Bi Rumi sama Mang Ucup" selepas membalas pertanyaan Braga, Kaira pergi meninggalkan Braga yang duduk di jok motornya.
******
Motor Braga sudah sampai didepan rumah Kaira. Kaira turun dari motor Braga dan melepas helm milik Braga tapi masih tetap dalam genggamannya.
"Makasih ya Ga, maafin Reygan yang kurang ajar mukulin kamu tadi"
Braga tersenyum.
"Santai aja, lagian gue salut sama dia bisa gerak cepat ngelindungin lo""Gerak cepat apanya, aku udah dipukul dia baru dateng" ujar Kaira tanda tidak terima. Braga tertawa kecil.
"Ya seenggaknya dia udah berusaha Ra, daripada enggak sama sekali kan?" benar juga pikir Kaira. Ia juga baru ingat kejadian tadi Reygan tiba tiba datang, ah mungkin dia kebetulan lewat, Kaira hanya tidak ingin berharap terlalu indah untuk seorang Reygan.
"Aku obatin dulu ya luka kamu" Kaira mengganti topik. Lagipula luka robek disebelah bibir Braga untuk saat ini lebih penting untuk diobati.
"Sebelumnya makasih tawarannya, tapi gue bisa obatin sendiri Ra lagian lo kayak pacar orang orang aja sok sok an ngobatin gue" mendapat penuturan dari Braga seketika wajah Kaira berubah memberikan ekspresi jengah.
"Efek jomblo jadi kayak kamu gini"
"Kayak lo udah punya aja Ra" Braga tidak terima dengan ucapan Kaira.
"Udah ah, aku masuk dulu" Kaira membalikkan tubuhnya untuk segera pergi dari hadapan Braga.
"Eh,Ra,Ra" panggil Braga yang membuat Kaira kembali memutar tubuhnya menghadap Braga.
"Apa?"
"Itu, helm gue mau lo jual?" tatapan Kaira yang ke arah tangan kanannya dan benar ia masih setia membawa helm Braga. Kaira pun menghampiri Braga dan menyodorkan helmnya ke arah Braga.
"Nih, makasih ya helmnya kegedean" ujar Kaira dengan nada jutek. Braga menerima helm itu. Kaira pun kembali memutar tubuhnya untuk segera meninggalkan Braga.
"Eh Ra" panggil Braga lagi dan hal itu membuat Kaira kesal.
"Apa lagi?"
"Sebenarnya gue mau bilang maaf ya, karena sate yang gue bawa dari tadi gak bisa gue kasih ke lo,ya karena ini buat Bunda" Kaira menghela nafas sabar menahan emosinya dan tersenyum paksa menatap Braga.
"Ya kalau gitu gak usah bilang Ga!" Braga malah memamerkan deretan gigi putih alias cengengesan. Kaira kembali memutar tubuhnya meninggalkan Braga, ia berharap kali ini Braga tidak memanggil namanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINGGAH UNTUK PULANG
Teen Fiction"Tempat pulangnya tak teringinkan, keinginannya jadi tempat pulang yang diharapkan" Ini tentang Kaira Ainaya, yang tak pernah mendapatkan rumah yang benar rumah. Banyak orang yang membencinya termasuk keluarganya sendiri. Mendapatkan kekerasan dari...