The 13th Stairs - Chapter 4

1.3K 168 62
                                    


"Ketika apa yang kamu minta, tak sesuai yang kamu inginkan. Maka berhati-hatilah dalam membuat harapan"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


"Hei!! Cepat pegangi dia!!"

"Lepas!!"

Dia meronta. Mencoba melepaskan tangan yang memegangnya erat.

"Kamu terlalu sombong hanya karena kamu pintar!! Sekarang kamu rasakan akibat sombongnya dirimu."

'buagh!'

Dia jatuh. Tersungkur setelah dipukuli beberapa siswa.

Mereka sekelas. Tapi tidak main bersama. Dia dikucilkan, untuk alasan yang tidak jelas.

"Loser!!"

Ditinggal begitu saja setelah ia babak belur. Hidupnya terasa seperti di neraka..

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Belajarlah dengan giat! Kalian pasti bisa mencapai nilai yang lebih baik!"

Sang guru tersenyum. Berjalan keluar dari kelas. Menyapa beberapa siswa yang menyapanya.

"Ada apa?"

Dia berhenti. Membalik badannya. Tersenyum menatap anak didiknya yang membawa beberapa berkas ditangannya.

"Emm pak, bisakah saya ikut program beasiswa keluar negri?"

Dia tersenyum. Menatap anak didiknya dengan senyum hangat.

"Tentu saja bisa. Apalagi kamu murid berprestasi. Kamu sudah bawa berkasnya kan?"

Murid tadi mengangguk. Menyerahkan berkas dan berlalu. Hatinya senang, meski cuma sedikit.

Berjalan kembali ke kamar asramanya. Memasuki kamarnya di ujung lantai 5. Mengabaikan beberapa tatapan sinis ke arahnya. Memangnya dia seburuk itu?

Entahlah, dia hanya diam. Bersikap biasa saja sampai di depan kamarnya. Mengabaikan tetangganya yang juga abai terhadapnya. Dia pernah mencoba menyapa, namun tetangganya hanya menatapnya.

Yah mungkin takdirnya tidak punya teman. Miris.

Dia masuk ke dalam kamarnya. Merebahkan tubuhnya yang sakit. Banyak lebam dibalik seragam yang ia kenakan. Melepas kacamatanya, lalu menghela napas berat. Dia sendiri. Di kamar nomor 553 di ujung lantai 5, dia selalu sendiri...

Melempar name tag nya sembarang ke atas meja. Dia tersenyum pedih, satu hari terlewati lagi.

"Huening Kai...kamu luar biasa."

Mencoba berbicara pada dirinya sendiri. Dia Huening Kai. Si murid pendiam yang lemah dan tertindas. Si cerdas yang tak bisa bersuara ketika dia disakiti.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Yak!! Apa kamu buta!!! Apa kacamata mu tak bisa membuatmu melihat dengan jelas?!??"

The 13th stairs (End ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang