Kebencian

169 13 0
                                    

"Yang Mulia Raja, putri keluarga Bífarnly telah tiba," seorang prajurit menghadap pada Johan.

"Bawa dia kehadapanku," perintahnya kemudian tersenyum.

Jeno menoleh pada ayahnya, "Siapa keluarga Bífarnly, ayah?" tanyanya bingung, sebab dia tidak pernah mendengar nama keluarga itu sebelumnya.

"Edward Bífarnly dan Elia Bífarnly, mereka bekerja di kementerian dan berkhianat pada kerajaan. Mereka membelot pada kerajaan lawan dan menyebarkan strategi perang serta rahasia ekonomi dan politik kerajaan kita," jelas Johan tanpa menoleh pada anaknya.

"Lalu dimana mereka sekarang?" tanya Jeno lagi.

Johan tertawa kecil, "Tujuh tahun yang lalu, mereka dipenggal dihadapan seluruh rakyat Lethifedora. Pengkhianat harus dihukum setimpal."

Setelahnya Jeno tidak bertanya apapun, dia kembali menyamankan tubuhnya di singgasananya di samping kanan ayahnya, sementara ibunya duduk di samping kiri ayahnya.

Setelahnya Jeno tidak bertanya apapun, dia kembali menyamankan tubuhnya di singgasananya di samping kanan ayahnya, sementara ibunya duduk di samping kiri ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pintu terbuka, beberapa prajurit masuk dan berbaris rapi di belakang, hingga dua prajurit terakhir datang beserta seorang gadis dengan kondisi kacau. Kepala gadis itu ditutupi kain, tangan serta kakinya diikat oleh rantai yang dapat Jeno lihat dari sini bahwa pergelangan tangan serta kaki gadis itu memerah. Tentunya ini bukan pemandangan baru bagi Jeno, dia sudah sering melihat seperti ini.

Elora didorong hingga dia jatuh terjerembab ke lantai, menimbulkan bunyi yang sangat kuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Elora didorong hingga dia jatuh terjerembab ke lantai, menimbulkan bunyi yang sangat kuat.

"Berlututlah pada Raja!" perintah salah satu prajurit padanya.

Elora tidak menurut, hingga membuat prajurit itu terpaksa membuat gadis itu berlutut. Perlakuan prajurit sangat kasar sekali.

"Lepas penutupnya," perintah Johan.

Prajurit itu melepas penutup kain di kepala Elora. Elora tak kunjung mengangkat kepalanya, rambutnya berantakan hingga menghalangi wajahnya.

"Angkat kepalamu!" perintah Johan karena Elora masih menunduk, enggan untuk melihatnya.

Perlahan Elora mengangkat kepalanya. Seketika dia dan Jeno sama-sama terkejut. Elora maupun Jeno menatap satu sama lain dengan tatapan yang benar-benar terkejut, gadis itu dapat melihat mahkota yang berada di atas kepala Jeno.

REVENGE | Jeno 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang