Himesama ka?

2 1 0
                                    

Author's POV

"Hadeh, sekolah lagi sekolah lagi. Kalau bukan karena masa depan, aku tidak sudi ada di tempat ini"

Kata si gadis pendek dengan Surai hijau mint nya yang kini berada di gerbang sekolah. Dia melihat didepannya dengan tatapan jijik serta lelah. Mau tidak mau ia melangkah maju menuju ke kelasnya

~

Kini, si gadis hijau mint itu menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak? Sosoknya yang ideal itulah yang menarik perhatian dirinya. Kalau dulu ia tebar pesona, kali ini ia jijik dengan tatapan orang-orang yang memperlihatkannya. Tetapi mau tidak mau, Iva hanya memasang muka datar saja serta waspada dengan sekitarnya.

~

"Kalian liat si pendek itu?"

"Hah, si pendek?"

"Banyak siswa pendek di sekolah ini"

"Yang hijau mint itu"

"Oh"

"Sok banget ew!"

"Mentang-mentang cantik, badannya bagus giliran di sapa malah diam doank"

"Maunya aja dia yang ngajak ngobrol, bukan diajak"

"Kalau gw mah udah pamer tebar pesona kemana-mana"

"Apalagi diliatin para cowok juga AAAA" *teriak histeris*

"Halah harusnya aku yang ada di posisi dia"

"Gak tau tuh. Gak bersyukur banget sama pemberian Tuhan"

"Orang kek gitu keliatan kek pernah anu gak sih?"

"Iya, diliat dari seragam sekolahnya"

"Buah dadanya itu lho menonjol banget"

"Oh, eh iya yah"

"Sus"

Bla bla bla dan seterunya. Iva sebenarnya lebih ke ingin muntah mendengar kalimat-kalimat yang barusan dia dengar.

Seketika ia terdiam dan memikirkan sesuatu

"Mereka ada benarnya sih, hahahahaha. Ya tapi tidak sampai main juga, aku masih dibawah umur. Aku melakukan itu hanya untuk mencapai tujuan ku saja." Monolog nya dalam hati

~

"Hmm? Oh kau. Kau kecil sekali"

Iva hanya menatap orang yang mengajaknya bicara

"Ya benar juga sih kata orang-orang, kau cantik. Tapi tidak secantik diriku"

Ya bagus, ambil saja gelar primadona ini. Lagipula kau tidak tau orang cantik dan terkenal itu sebenarnya merepotkan. Membuat orang derita

"Jadi?"

"Oh tidak, aku hanya ingin menduga kalau kau pasti menggunakan skincare mahal"

Oh, si tukang pamer. Menjijikkan. Aku lebih suka berteman dengan si berandalan

"Ahahahaha. Aku tidak sekaya yang kau kira. Aku hanya menggunakan skincare harga rata-rata saja nona, itupun tidak banyak. Semuanya sudah begini sejak lama"

"Kau pasti bohong kan? Ngaku!"

"Wow dramatis sekali. Aku sudah jujur lho denganmu. Lagian kebanyakan bahan kimia bisa merusak wajah" - Iva

"Hmp, baiklah baik. Ngomong-Ngomong bagaimana kalau kita sesekali jalan bareng denganku dan teman-teman ku" katanya

"Hmm baik, tapi jangan sekarang. Aku hanya ingin sendiri" kataku lalu meninggalkan dia sendiri

"Oh, Ngomong-Ngomong kau...."

"Winny"

"Ah Winny, aku akan ingat itu" kata Iva lalu benar-benar meninggalkan gadis bernama Winny itu sendirian

"Heh, lumayan jadi bahan referensi komik" monolog Iva dalam hati

~

Iva's POV
Rata-rata orang bilang kalau aku anak orang kaya padahal mah..... Ya..... Ibuku kerja freelance sih. Aku juga kadang buka Commission art (komik lebih tepatnya).

Berbagai Macam Cerita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang