Melawanmu waktu itu....

3 1 0
                                    

Kira's POV

Aku melihat seorang gadis yang hendak menuju ruang kelasnya. Ya, dia satu kelas denganku tetapi belum menyapa satu sama lain walaupun sudah satu bulan sejak bersekolah disini. Aku hanya berinteraksi dengan kakak kembarnya saja

Huft kalau diingat-ingat, melawanmu sebenarnya tidak ada gunanya dari awal, hanya membuang-buang waktu. Kau tau kan kalo itu seri? Kita sama-sama kuat waktu itu.

Huft sudahlah, aku sapa aja disini

~

Author's POV

"Mengapa kau bertarung?"

"Aku tidak ingin menjadi lemah! Aku tidak ingin seperti dulu yang lemah dan ditindas.... Kau sendiri?"

~

Sekolah SMP yang satu ini sangat berbeda dengan sekolah yang lain. Sekolah ini terlihat sangat kumuh seperti bekas, tapi kenyataannya sekolah itu masih ditempati untuk belajar, yang membedakannya ialah sekolah ini rata-rata ditempati oleh berandalan muda sekitar usia 13 - 15 tahun. Kira Takahashi dan Chrisella Aka adalah salah satu alumnus di sekolah ini

~

Kebiasaan sekolah ini ialah berkelahi dari pagi hingga selesai sekolah (namanya sekolah berandalan), kecuali saat bell berbunyi untuk belajar.

Mengapa para guru diam saja ketika para siswanya berkelahi?

Sekolah ini memang sudah lama dibangun sebagai sekolah berandalan. Guru-guru disini juga sebagian besar alumnus sekolah tersebut.

Walaupun sekolah berandalan, mereka masih menghormati guru serta tidak menghajar mereka.

Satu lagi, sekolah ini hanya ditempati oleh para siswa perempuan saja, begitu juga dengan guru nya yang semuanya wanita. Sekolah ini punya cabang yang khusus ditempati oleh siswa laki-laki serta guru nya yang juga semuanya pria.

~

Terlihat Sela yang sedang sibuk menghajar habis semua anggota geng yang ada di hadapannya

Namun, ada yang lebih menggangu penglihatannya. Ia melihat seorang gadis berambut coklat muda bergradasi coklat tua menatapnya seakan-akan ingin menantangnya bertarung

"Apa liat-liat? Mau by one denganku?" Tanya Sela

"Maaf nona, aku tidak punya waktu untuk meladeni berandalan sepertimu. Kau berkelahi hanya untuk terlihat kuat kan? Kalau kau ingin berkelahi, tantang saja penguasa di sekolah ini" jawab gadis rambut coklat bernama Kira ini

"Dan satu lagi, aku tidak akan membuang-buang waktu ku untuk perkelahian yang tidak jelas tujuannya. Aku permisi" kata Kira yang hendak meninggalkan Sela

"Sopan sekali. Kau tidak lihat sekitarmu? Mereka semuanya berkelahi, bertarung satu sama lain." kata Sela

"Siapa bilang aku tidak bisa bertarung" - Kira

Baru saja dibicarakan, beberapa orang pun datang menghampiri mereka. Kelihatan sekali kalau orang-orang ini menantang mereka berdua bertarung

"Panjang umur. Watch and learn" kata Kira lalu memajui mereka semua

Sela pun hanya bisa bengong dengan pertarungan tersebut. Mungkin ada rasa kagum, tetapi yang terlihat saat ini adalah rasa iri dengan Kita yang mengalahkannya dengan beberapa pukulan saja

"Dah"

"Mengapa kau hanya menghajarnya seperti itu? Kau bisa lakukan yang lebih agar mereka menderita" - Sela

"Musuh sudah kalah, mereka sudah tidak bisa apa-apa selain tergeletak untuk saat ini. Ingat, Kita mungkin petarung tapi kita bukan pembunuh. Kalau kau ingin menjadi pembunuh mending keluar dari sini. Dah, buang-buang waktu saja aku ada disini" kata Kira yang juga spontan menggunakan jari telunjuknya untuk menunjuk Sela serta jalan menuju keluar.

"Aku ingin menantangmu bertarung sebelum kelulusan" - Sela

"Baik, tapi tunggu aku sampai lulus sekolah SMA impian ku dulu. Apa gunanya kita bertarung tapi tidak lulus seleksi jenjang pendidikan selanjutnya" - Kira

~

Dua tahun kemudian

Mereka sekarang berada di kelas tiga dan sebentar lagi akan lulus. Kini, mereka berada di auditorium sekolah untuk bertarung satu sama lain sebelum hari kelulusan tiba

"Apa kau sudah mendapatkan posisi puncak?" Tanya Kira

"Aku hanya mentok di Empat Ratu Surgawi. Kau, apa kau sudah lulus masuk SMA impian mu?" - Sela

"Aku lulus. Kau tidak akan sanggup mengerjakan tes nya. Aku lebih memilih untuk menjalankan tes daripada membuang-buang uangku. Aku hanya ingin hemat. Haruskah kita mulai?" - Kira

Sela pun langsung memajui Kira. Kira memukul pipi Sela dengan keras serta menendang perutnya dengan lutut kirinya. Sela memang terpental tapi ia langsung bangkit dan berlari kearah Kira dan melayangkan tinjunya tetapi Kira menyilangkan tangannya untuk menghindari serangan Sela

~

Pertarungan itu terus berlanjut, keduanya telah babak belur tetapi mereka masih belum lelah.

"Ini sia-sia, kita seri" - Kira

"Belum. Jangan menyudahi perkelahian ini" kata Sela lalu kembali melayangkan tinjunya ke Kira, kali ini ia tepat sasaran. Tidak mau kalah, Kira juga melayangkan tinju serta tendangannya ke Sela, membuat gadis tersebut pun seketika jatuh untuk kesekian kalinya. Tidak ingin kesempatan itu hilang, Kira pun langsung menahan Sela dengan mendudukinya

"Seharusnya aku menduduki mu daritadi untuk menyudahi ini. Mengaku kalah saja. Kita bertarung sebagai pribadi kan? Bukan sebagai nama penguasa tertinggi" - Kira

"Ck" - Sela

"Baik, aku anggap kau menerima kekalahan mu"  kata Kira lalu berdiri dan mendekati pintu auditorium

"Kau, mengapa kau bertarung?" Kata Sela yang berusaha berdiri

"Aku tidak ingin menjadi lemah! Aku tidak ingin seperti dulu yang lemah dan  ditindas oleh sekelompok orang SOK BERKUASA. AKU BERSUMPAH AKAN MEMBALAS DENDAMKU, AKU AKAN MENGHAJAR MEREKA SAMPAI MEREKA MAMPUS. Huft, Kau sendiri?"

"Aku tinggal di sekitar sini, mau tidak mau aku belajar bertarung melalui saudara kembar ku. Kata mereka jaga-jaga kalo ada orang macam-macam denganku. Aku harap kau menjadi pembunuh atau penyiksa" kata Kira lalu meninggalkan Sela di auditorium sendirian

"Jangan berharap, aku akan tetap melakukannya. Aku sudah bertekad" kata Sela lalu juga ikut meninggalkan auditorium

~

Satu tahun kemudian

Mereka kembali di pertemukan di salah satu sekolah bergengsi. Mereka bertemu tepat di depan kelas mereka

"Owh, Halo. Kau juga sekolah disini?" Sapa Kira untuk gadis rambut merah bernama Sella

"Tch" tanpa menjawab pertanyaan Kira, Sella berbalik dan meninggalkannya sendirian

"Benci reuni yah? Ok aku mengerti" Katanya lalu mengikuti Sela masuk ke ruang kelasnya

Berbagai Macam Cerita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang