part 6

584 5 0
                                    


BOOM! Pak Dokter mencium bibir saya, saya membalas ciumannya. Kami berdua terbakar nafsu.

Kaki saya yang selama tadi periksa dalam keadaan rapat, langsung dibuka sehingga ia memeluk saya dengan hangat sambil berciuman. Lalu tersadar bahwa ya kami masih diruang periksa! Yang dimana suster bisa saja masuk. Ia melepas ciuman kami, berjalan ke arah pintu dan langsung mengunci pintu tersebut. Langsung berlari lagi ke saya dan melanjutkan ciuman kami. Terlanjur nafsu, kami bercinta. Ruang periksa itu menjadi saksi keriuhan desah-desah kami menuju orgasme. Singkat cerita setelah bercinta, saya berkata, “ini salah. Harusnya kita nggak begini. Saya ngga pernah bercinta sama murid saya.” Pak Dokter juga berkata, “saya juga nggak pernah bercinta dengan pasien saya. Ini memang salah. Gak akan terjadi lagi.” Saya berkata, “ok ini pertama dan terakhir ya. Jangan terjadi lagi”

Tentunya itu hanya dimulut saja, keesokan harinya kami melakukannya lagi, lagi dan lagi. Hingga menjelang ia akan berangkat ke Jepang. Kami berdua berjanji bahwa hubungan ini akan berhenti setelah ia berangkat ke Jepang. Saya pun menyetop segala kontak. Baik whats app ataupun email.

Sebulan ia di Jepang, ia menelepon saya, menanyakan kenapa saya memblokirnya di whats app? Saya bilang, “supaya memang kita berhenti. We can never stop this until one of us did.” Pak Dokter bilang ia kangen sekedar ngobrol-ngobrol dengan saya. Saya jawab, “Aku nggak bisa. Gak adil buat istri kamu, suami aku, anak-anak kita”. Pak Dokter membenarkan, “Iya kamu benar. Baik saya nggak akan ganggu kamu lagi”

Seminggu setelahnya, Pak Bos di perusahaan saya bekerja memanggil saya.

Pak Bos: “kira-kira gimana kalau kamu sementara saya tempatkan di parent company kita di Tokyo?”

Saya: “untuk berapa lama Pak?”

Pak Bos: “kira-kira untuk 6 bulan kedepan. Disana sedang butuh orang didivisi globalnya. Kamu bisa bantu?”

Saya: “tapi pak, saya kan pegawai perempuan, anak dan suami saya berarti harus ditinggal pak? Apa saya tidak bisa bawa mereka kesana?”

Pak Bos: “begini, kalau kerja kamu oke selama 6 bulan itu akan diperpanjang selama 2 tahun. Nah disitu baru kamu bisa bawa keluarga. Coba kamu pikirkan dulu dan bicarakan dengan keluargamu. Saya butuh jawaban akhir minggu ini.”

Saya: “baik pak”

Pak Bos: “Misalkan kamu sudah ok, tinggal urus visa paling sehari juga approved. Terus kamu berangkat minggu depan”

Saya berusaha mencerna kata-kata bos saya sambil pikiran saya bermain nakal. Tokyo kah….??

Tempat Pak Dokter mengenyam studinya. OH NO!

Ketika saya bicarakan dengan Suami, beliau menyambut baik tawaran Pak Bos saya. “Kesempatan seperti ini kamu bisa maju karirnya. Ayah dukung kamu!” kata suamiku.

Saya berangkat ke Jepang, sampai di Haneda, menuju apato yang sudah disewakan untuk saya dari kantor. Di daerah Odaiba, tepat 2 pemberhentian monorail disana adalah fune no kagakukan station. Tempat tinggal Pak Dokter. Sungguh kutersiksa! Ingin ku kontak dirinya dan bilang, “hey, I’m in Tokyo too! Let’s meet up!” TAPI APA AKU SUDAH GILA!

Sama-sama SelingkuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang