part 7

506 3 0
                                    


Seminggu di Odaiba, aku berusaha mengalihkan pikiranku dari Pak Dokter. Berusaha adaptasi, cari-cari supermarket murah untuk belanja kebutuhan sehari-hari. Keliling ke daiso mencari barang untuk mengisi apato. Dan ku tak berhenti berdoa ke Tuhan, “Tolong jangan pertemukan aku dengannya sungguh kuminta tolong. Biarkan kami menjalani jalan kami masing-masing”

Tapi sepertinya Tuhan tak mendengar doaku. Ketika aku sedang lunch disekitar Odaiba disalah satu resto halal, suara tak asing menyapaku. “Bu Guru? Kamu disini? Gimana bisa?” Sapanya keheranan. Salahnya lagi, aku sedang makan sendirian dan ia menawari untuk duduk gabung denganku. Aku tak menolak. Lalu kami bercerita A sampai Z.

Ia mengajakku mampir ke apatonya untuk mengambil indomie (makanan langka dambaan ketika diluar negeri) receh emang indomie doank loh!

Mampir ke apatonya dan dalam sekejap kami kembali bercinta. Sekali.. dua kali.. sampai 3000. Segininya jalan kami berdua selingkuh sampai keluar negeri. Yang bebas sebebas-bebasnya. Tidak ada suami dan istri yang akan mengecek keberadaan kami. Ya paling kami masing-masing berteleponan skype dengan keluarga dimalam hari ketika sudah selesai aktifitas. Kami berdua ganti-gantian tempat, kadang Pak Dokter menginap di apato saya, kadang saya di apato Pak Dokter. Sampai sebulan kami seperti itu, Pak Dokter bilang, tinggal di apato dia saja, supaya tidak perlu bolak balik setiap hari. Dia juga bilang dia kesepian kalau nggak ada saya. Saya menurut, asalkan ketika keluarga menelpon ya dia tidak boleh terlihat di camera saat video call. Jadi ada 1 kamar yang kalau sedang video call, kami sebut kamar itu gudang. Sebagai tempat ngumpet.

4 bulan tinggal bersama ya layaknya suami istri, kami jadi mengenal jauh satu sama lain. Berusaha paham satu sama lain. Hingga suatu hari, di jam 6 subuh.

“TINGTONG” bel berbunyi di pintu Pak Dokter. Saya yang pertama mendengarnya, Pak Dokter masih meringkuk di tidurnya. Bel tersebut di pencet berkali-kali. Saya membangunkan Pak Dokter. Ia sulit bangun kalau sudah tau ini hari Sabtu. Berarti tidak ada kuliah, saya juga libur kerja. Dan sejujurnya kami baru selesai bercinta jam 3 dini hari tadi. Baru tidur 3 jam sudah dibel berkali-kali.

Akhirnya setelah 4x bunyi bel. Pak Dokter bangun dan memakai baju lalu mengintip dipintu siapa yang nge-bel rumahnya sepagi ini.

TAK LAIN TAK BUKAN adalah SANG ISTRI!

Sama-sama SelingkuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang