28 : Death Case

13.7K 946 228
                                    

"Yah!! Baterainya lemah."

Anna mengerucutkan bibirnya melihat tanda peringatan baterai tab nya sudah melemah. Ia meletakkan benda persegi itu ke ranjang dengan wajah masam.

"Charger nya dimana yah?" Anna tampak berpikir. "Kalau nunggu Dexter pulang buat nge-charger pasti bakalan lama ntar tab nya keburu mati lagi. Aku cari aja deh, siapa tau ada di ruang kerja Dexter atau di mana gitu."

Anna turun dari ranjang. Kakinya melangkah keluar kamar menuju ruang kerja Dexter. Entahlah. Anna juga tidak tau dimana ruangan itu. Jadi, ia mengecek satu persatu pintu yang ada. Mulai dari pintu pertama yang ia buka ternyata itu adalah ruang gym. Berbagai alat-alat gym tertata cukup lengkap di sana. Pantas saja tubuh Dexter berbentuk macho, rupanya pria itu sering melatih otot-ototnya agar tetap terjaga keindahan postur tubuhnya. Tidak heran sih.

Pintu kedua merupakan sebuah kamar. Entah kamar siapa, tetapi terlihat tidak pernah dipakai. Seprai ranjang itu terlihat sangat rapi. Mungkin itu adalah kamar tamu. Pintu selanjutnya adalah ruang perpustakaan. Anna pernah masuk ke sana.

Pintu keempat, akhirnya Anna menemukan tujuannya di sana. Ruang kerja Dexter. Tanpa ba bi bu lagi, Anna langsung masuk saja ke dalam sana. Tanpa ada keraguan sedikit pun. Tanpa memikirkan konsekuensi apa yang akan ia dapatkan karena telah lancang masuk ke dalam ruang pribadi Dexter.

Anna mulai mengelilingi ruangan itu sembari mencari-cari charger untuk tab nya. Ia membuka satu persatu laci dan lemari di ruangan itu. Hingga Anna sampai pada laci meja kerja Dexter.

Anna cukup terkejut saat melihat figura foto dirinya di atas meja kerja Dexter dipajang begitu cantik. Entah kapan foto itu diambil Anna tidak tahu. Rasanya, dirinya tidak pernah berfoto dengan pose seperti di figura ini. Foto itu tampak seperti gambar yang diambil diam-diam.

"Cantik juga aku di sini," ucapnya narsis. "Kenapa Dexter memiliki fotoku di ruang kerjanya? Pria ini benar-benar tidak bisa ditebak." Anna mengembalikan letak figura foto itu ke tempatnya semula. Kemudian ia membuka laci meja itu satu persatu.

Namun, Anna tidak menemukan charger sama sekali di sana. Yang ia temukan hanya setumpuk kertas dengan tulisan yang tidak Anna mengerti isinya. Dokumen tanah, persenjataan, mansion, pulau, dan masih banyak lagi. Dokumen-dokumen itu membuat Anna pusing melihatnya.

Kini Anna beralih ke lemari besar di samping meja kerja itu. Tepatnya di sudut ruangan. Lemari hitam pekat itu mengundang Anna untuk membukanya. Anna berpikiran siapa tahu di sana ada benda yang ia cari. Tidak ada salahnya kan mengecek?

Begitu dibukanya lemari itu, Anna kembali melihat setumpuk berkas yang masing-masingnya diberi map dan tersusun rapi di dalam sana. Setiap map diberi nama judulnya masing-masing. Ada sebuah judul map yang menarik perhatian Anna.

Calasva Nachloe . Death Case

"Calasva? Rasanya nama ini tidak asing." Anna menjadi teringat waktu Rihana menceritakan sebuah cerita saat keluarga Alderizond diserang dan berhasil membunuh Nyonya Alderizond. Namanya adalah Calasva.

"Ah iya! Dia adalah ibu kandung Dexter!" seru Anna berhasil mengingat.

Anna membuka map itu. Keningnya seketika berkerut saat melihat ada foto kedua orangtuanya di dalam sana.

Adamos Smith, seorang kepala CIA yang memimpin markas CIA di pusat Kota Inggris diduga terlibat kasus pembunuhan istri dari pengusaha kelas atas dunia, Darenzo Alderizond. Istrinya Calasva N. Alderizond diduga tewas mengenaskan terkena tembakan. Diduga istrinya Smith, Isabella Smith juga terlibat dalam kasus pembunuhan tersebut. Kejadian pembunuhan pada korban terjadi di mansion tempat tinggal korban di Inggris. Calasva meninggal karena terjatuh dari atap mansionnya. Pihak keluarga mengatakan bahwa ia didorong oleh Adamos Smith hingga terjatuh dan perutnya tertusuk ranting pohon.

Heartless [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang