[4/10]

781 107 3
                                    

Tidak apa-apa kan ...

•———||———•

“Selamat pagi tuan putri,” sapa Solar dengan senyum manisnya.

[Name] mengalihkan pandangannya dari buku yang ia baca, melihat Solar yang sudah berdiri didepan mejanya. “Selamat pagi,” sapa [Name] balik, tak lupa senyum juga ia pancarkan di wajahnya.

Solar menaruh tasnya di kursinya, lalu menghampiri [Name] dan duduk di kursi kosong disebelah [Name].

“Padahal tadi aku ingin menjemputmu, tapi kau sudah pergi ke sekolah duluan,” ucap Solar.

[Name] mengangguk-angguk sebagai respon. “Sebaiknya, lain kali jika ingin menjemput ku, beritahu dulu.”

Solar menyetujui perkataan [Name].

“Oh, ya, [Name],” panggil Solar.

“Ya?”

“Sepertinya, kita belum pernah kencan semenjak pacaran, ya?” tanya Solar, yang ditanya pun mengangguk.

Solar tersenyum menyeringai. “Bagaimana jika kita kencan malam ini? Mumpung besok juga hari libur, kan?”

[Name] nampak berpikir sejenak. “Baiklah. Malam ini aku juga tidak ada urusan apapun. Kalau begitu, kita kencan dimana?”

“Cafe Kokotiam.”

•———||———•

Karena tidak ingin membuat sang kekasih menunggu, [Name] datang 15 menit lebih awal dari perjanjian mereka. Sambil menunggu, [Name] memesan minuman lebih dulu.

Namun, sudah beberapa waktu berlalu, Solar belum datang. [Name] pikir, tidak masalah jika Solar datang sedikit terlambat karena dia juga datang terlalu cepat, tetapi sudah satu jam berlalu dan Solar belum datang juga. Bahkan, cafe Kokotiam sudah mau tutup.

Akhirnya, dengan perasaan marah dan kecewa [Name] keluar dari cafe tersebut. Perlu diketahui, [Name] adalah seseorang yang tidak suka menunggu.

Baru saja [Name] ingin menelepon Solar, tiba-tiba seorang laki-laki datang menghampirinya sembari ngos-ngosan karena berlari. Rupanya ia adalah Solar.

“Solar?”

“[Name]! Maaf, aku terlambat, tadi ... aku--” baru saja ingin menjelaskan, [Name] pergi lebih dulu.

Namun, Solar langsung mencekal tangan [Name] untuk mencegahnya.

[Name] menatap Solar dengan tajam. “Ck. Lepas!”

Solar hanya diam saja dan tak kunjung melepaskan tangan [Name].

“Dengar ti--”

“Baiklah, kita batalkan saja date hari ini,” ucap Solar, yang membuat [Name] terkejut keheranan.

“Hah?” tanya [Name] sembari mengangkat sebelah alisnya.

“Sebagai gantinya, ayo kita ke pasar malam dekat sini,” ucap Solar, lantas pergi sambil menarik tangan [Name].

Sementara [Name] hanya ikut saja. Terkadang [Name] juga melihat ke arah tangannya yang digenggam oleh Solar, ia pun tersenyum.

Omong-omong soal keberadaan motor Solar, ia sengaja memarkirkannya di parkiran pasar malam itu. Kebetulan letaknya juga tak terlalu jauh dari cafe Kokotiam.

•———||———•

Bonus :

[Name] dan Solar sedang duduk di sebuah bangku panjang. Mereka mengistirahatkan diri di sana setelah memainkan beberapa wahana di pasar malam itu.

“Solar,” panggil [Name].

“Hm?” deham Solar.

“Kenapa kau bisa terlambat tadi? Aku bahkan sudah menunggu satu jam, lho,” ucap [Name].

“Ah, itu ...”

Solar pun mulai bercerita. Sebenarnya, Solar disuruh memasak makan malam oleh kakaknya yang kebetulan tidak bisa memasak waktu itu karena mengerjakan tugasnya.

Namun, karena Solar terlalu sibuk memainkan handphonenya, ia tidak memperhatikan makanan yang mulai gosong. Hingga pada akhirnya, kompor malah meledak dan hampir membuat kebakaran. Untung saja, kakaknya langsung sigap memadamkan api.

Lalu kemudian, Solar dihukum untuk membersihkan dapur yang berantakan karena ulahnya sendiri.

“Padahal, niatnya setelah aku memasak aku akan langsung keluar. Tapi malah disuruh bersih-bersih dulu,” lanjut Solar.

Sedangkan [Name] tertawa mendengar cerita Solar.

“Pfftt ... Hahahaha! Lagipula, mengapa kau bermain handphone di dapur? Bukankah itu berbahaya?” tanya [Name], tersirat kekhawatiran di wajahnya.

“Ah ... Iya, aku akan lebih berhati-hati.”

“Oh, kau tidak terluka, kan?”

Solar menggeleng lalu tersenyum. “Tidak, kok.”

“Omong-omong, apakah wajahmu juga gosong saat kompornya meledak? Pasti lucu, hahahaha!” [Name] kembali tertawa, sementara Solar menatapnya masam.

•———||———•

... jika aku terlambat? Yang penting kau masih bisa tertawa ketika bersamaku.

My Cool Darling || BoBoiBoy SolarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang