1. Daegu Saram

2.4K 337 14
                                    

~Happy Reading~

~Vote & Comment~

~Rawan Typo~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Daegu.

Brughhh...

Lagi, untuk kesekian kalinya terdengar kerusuhan disalah satu rumah sederhana. Rumah yang diisi oleh sepasang suami istri dan juga kedua anak gadis mereka.

"Appa keterlaluan!"pekik seorang remaja 18 tahun dengan logat satoori nya.

"Mwo? Appa keterlaluan? Gesaekki berani sekali kau membentak appamu huh?!"marah seorang pria paruh baya itu menarik kerah baju anaknya sendiri dengan kasar.

"Dengar saekki ya, kau seharusnya bersyukur karena aku telah menampungmu dan umma mu yang tuli itu!"murkanya dengan nafas memburu

"Geurae, kalau begitu kenapa appa tidak melepaskan umma?! Kenapa appa selalu saja menyakiti umma?!"pekik remaja itu dengan mata memerahnya karena ia benar-benar menahan tangisnya.

"Eonnie~"tangis seorang anak kecil berusia 10 tahun melihat sang eonnie mati-matian membela umma mereka yang selalu saja menjadi korban kekerasan sang appa.

"Kau!"geram pria paruh baya itu

Plakk...

Remaja itu jatuh tersungkur dengan sudut bibirnya yang langsung mengeluarkan darah segar. Ia mengusap bibirnya dan tertawa miris karena ini bukan kali pertama ia mendapatkan luka dibibirnya karena terus membela sang umma yang selalu saja jadi korban kekerasan.

"Dengar anak tidak tau diri! Aku bisa saja mengusir kalian diluar sana kalau tidak karena wasiat gila dari kedua orang tua ku! Bisakah kalian mati saja karena aku terlalu muak dengan kalian!"bentak pria itu

"Cihh! Kalian benar-benar kesalahan yang menjijikkan dalam hidupku!"umpatnya sebelum akhirnya ia keluar rumahnya dengan amarah yang memburu.

Melihat suaminya yang keluar meninggalkan mereka wanita paruh baya itu menghampiri putri sulungnya dan menatap sedih kearah luka yang lagi-lagi didapatkan oleh putrinya itu.

"Gwencana?"ucapnya dengan bahasa tubuhnya karena ia adalah seorang tuna rungu.

"Gwencana umma hehe"kekeh remaja itu dengan wajah tengilnya. Entahlah saat pria paruh baya itu keluar dari rumah sifat kerasnya seakan menguap begitu saja tergantikan dengan sifat periang dan lembutnya saja.

Plakk...

"Auhhh kenapa umma memukulku?!"protesnya saat sang umma memukul pelan bahunya kemudian menangis memeluknya.

"Uljimma umma, Irene akan selalu menjaga umma dan Yerim"bisiknya namun ia tau kalau sang umma tidak akan pernah bisa mendengar suaranya.

"Umma"panggilnya dengan bahasa tubuhnya setelah ia melepaskan pelukan mereka

"Hm"gumam sang umma

"Umma, aku bersyukur karena umma tuli dan tak bisa mendengar kata-kata kasar dari orang jahat seperti appa. Meski begitu umma jangan takut hm menghadapi dunia yang tak bisa umma dengar karena aku dan Yerim akan selalu bersama umma agar umma baik-baik saja"

Wanita paruh baya itu mengangguk haru melihat betapa anak sulungnya tumbuh dengan sangat baik. Hidupnya memang tak seindah seperti seorang ibu pada umumnya namun karena ia telah memiliki 2 orang putri yang selalu ada untuknya dan menerima nya itu sudah lebih dari cukup.

"Umma~"rengek si kecil Bae Yerim

"Kemarilah nak, umma mianhae hm karena telah membuatmu takut"kata sang umma meraih Yerim yang langsung masuk kedalam pelukannya.

Love In Daegu [SeulRene/SS][END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang