Chapter 23

224 32 8
                                    

"Tunggu... tunggu sebentar" Wang Yibo berusaha berdiri dengan luka tembakan yang menembus pahanya. Beruntung pengawal Wu tidak menembak tepat di jantung pria itu.

"Yibo kau harus pergi ke rumah sakit sekarangan" Jingyu yang sebelumnya hanya diam menyaksikan langsung menuju ke arah tubuh Yibo yang ambruk ke tanah. Dia menakan luka tembakan yang terus mengucurkan darah segar itu. Mencoba melakukan pertolongan pertama sebisanya

Wang Yibo menggeleng pelan. Dia berjalan teresok ke arah pengawal Wu yang terluka parah. Yibo menatap ke arah pria itu yang nyawanya berada di ujung tanduk

"Katakan siapa yang menyuruhmu!?" Yibo mencengkram pundak pengawal Wu yang bersandar pada tiang

Pengawal Wu tertawa remeh dengan darah yang keluar dari mulutnya. "Tidak akan" ujarnya lirih. Dia sudah tidak punya tenaga untuk kabur dan pria itu juga tidak butuh pengampunan dari Wang Yibo. Sudah seharusnya dia menanggung resiko ini ketika bekerja dengan Victoria Wang

Wang Yibo mengepalkan tangannya, kemudian melayangkan tinjunya pada rahang pengawal Wu. Darah kental menyembur hingga mengenai muka tampan Wang Yibo. Namun dia tidak memperdulikannya dan terus menuntut jawaban dari mantan pengawalnya

"Aku akan mengampuni nyawamu jika kau mengatakannya" Yibo masih berbaik hati dengan tidak merenggut nyawa pria yang tengah sekarat itu

Pengawal Wu terbatuk keras dadanya terasa sesak, juga pandangannya mulai kabur. Seolah sekarang ini dia bisa melihat malaikat maut yang hendak menjemputnya ke alam baka

"Uhuk! Uhuk! Aku tidak akan hidup seberapa keras kau mencoba menyelamatkan nyawaku" meski begitu pengawal Wu masih mencoba berbicara sebanyak mungkin hanya untuk membuat Yibo semakin murka

Tetapi nyatanya ucapan Wang Yibo yang satu ini membuatnya sedikit ragu. Haruskah dia tetap bungkam?

"Kau pikir Mamaku akan membantu keluargamu. Saat kau sudah tiada nanti, satu lagi bukankah kau mempunyai anak perempuan yang kau titipkan pada bibimu yang kejam itu? Kau pikir Mamaku akan mengasuh anak pengawalnya?" kali ini Yibo mencoba mengikuti permainan mantan pengawalnya. Karena yang Yibo tahu pengwal Wu suka menyerang lewat kata-katanya

Pengawal itu terdiam sejenak, selain karena dia memikirkan kalimat yang di lontarkan pria itu di depannya, dia juga merasa dadanya semakin sesak, nafasnya mulai terputus-putus.

"Kurasa kau tidak akan bertahan di menit berikutnya Wu" ujar Yibo, dia menyeringai tipis. Luka di tubuhnya sudah di bebat meski merasa sangat sakit Yibo tetap harus mengerjakannya sampai akhir

"Uhuk! Uhuk!" pengawal Wu terbatuk keras, bibirnya bergetar hendak mengatakan sesuatu namun dia sudah tidak bisa berbicara

Wang Yibo yang melihat itu langsung mendekatkan telinganya ke arah bibir pengawal Wu.

"..."

Bruk!

Tubuh pengawal Wu tumbang di menit berikutnya, persis seperti apa yang Yibo katakan.

"Wang kau harus ke rumah sakit sekarang" Jingyu menarik tubuh sahabatnya yang mematung

Ketika berhasil mengangkat Yibo. Jingyu segera membopong tubuh lemah itu ke dalam mobilnya dia harus membawa Yibo ke rumah sakit segera karena bibir pria itu mulai memucat meskipun sudah di bebat namun luka tembakan itu masih terus mengucurkan darah

"Kalian bersekan ini dan cari tahu lebih banyak siapa yang mempekerjakan pengawal Wang Yibo" Jingyu berpesan pada para pengawalnya.

Dia sudah mendengar dari mulut Wang Yibo tadi bahwa Ibu pria itu lah yang membayar orang-orang ini untuk menyiksa Meiqi, namun Jingyu masih tidak percaya. Yibo selalu membanggakan Ibunya hampir setiap hari padanya. Tak ayal Jingyu meragukan tuduhan Yibo tadi

UnfaithfulWhere stories live. Discover now