Sebelum baca, klik ⭐ dulu yukk
⤵⤵⤵
Happy Reading ❤❤❤
⬇⬇⬇"Jangan menjadi pengecut hanya untuk menghianati diri sendiri! Karena memang kenyataan itu benar-benar nyata adanya."
"Ayoo Tuan Muda, bergeraklah! Lanjutkan berenangmu!!" Teriak seorang pria paruh baya yang berdiri di samping kolam renang
"Jun Pyo! Apa yang kamu lakukan! Kenapa lambat sekali! Ayoo lebih cepat lagi!!" Teriak sang ibu
Namun seoarang bocah kecil itu semakin tidak bisa bergerak di tengah-tengah pertandingan renang internasional waktu itu.
"Ibu, lihatlah! Sepertinya terjadi masalah dengan Jun Pyo kita," Ujar Kim Jae Kyung pada Ibunya
"Jae Kyung-ah! Apa yang kau katakan? Adikmu baik-baik saja. Dia pasti bisa memenangkan perlombaan ini! Ayo beri dia semangat!!" kata Ny. Kang bersikeras membantah perkataan putrinya
"Ayah.. Ibu.. Tolong aku, kakiku tidak bisa bergerak. Ayah.. ayo melompatlah! Tolong aku, hikss..." Isak tangis Gu Jun Pyo dalam hati memohon pertolongan dari kedua orangtuanya
Jae Kyung meminta ayahnya untuk segera bertindak dan menolong Gu Jun Pyo. Mengingat saat ini sudah putaran kedua bagi peserta renang yang lain. Tetapi Gu Jun Pyo perlahan mulai tidak terlihat lagi melambaikan tangannya, seperti halnya orang yang hendak tenggelam. Namun sayangnya, usaha Jae Kyung sia-sia. Karena tindakan sang ayah juga di cegat oleh ibunya. Karena nya merasa putranya pasti bisa bangkit dan memenangkan kompetisi renang anak internasional ini.
Dan sebagai tuan rumah dari kompetisi ini, tentu ibunya ingin putranya lah yang jadi pemenang dan mengharumkan nama negera mereka.
Jae Kyung menangis dan memejamkan mata hendak berdo'a. Ditengah hiruk pikuk suara yang ramai, ia tak berdaya menolong adiknya. Tiba-tiba, "burrrghhh..." Wajah Jae Kyung yang berdiri di samping area renang basah terkena jipratan air kolam.
Sentak ia dan semua orang terkejut melihat seorang gadis kecil melompat ke dalam kolam dan berusaha untuk menyelamatkan adiknya. Senyuman lega mulai tergambar di wajahnya saat gadis kecil itu berhasil menarik Gu Jun Pyo ke pinggir kolam, begitu juga dengan sang ayah. Tuan Kim bangga melihat aksi nekad seorang gadis kecil itu dalam menyelamatkan putranya dan gadis kecil tersebut tak lain adalah Mayura.
"Heii!! Kenapa semuanya diam! Kenapa peserta perempuan dibiarkan masuk dan mengacaukan kompetisinya!!?" Teriak Ny. Kang pada panitia lomba. Namun tak seorang pun yang menggubrisnya
Ia hendak berjalan menghampiri Mayura yang sedang berusaha menyadarkan Jun Pyo dan memberikan napas buatan untuknya. Namun tangan Ny. Kang di cegat oleh Tuan Kim.
"Heii!! Apa yang kau lakukan! Kenapa kau biarkan gadis itu dengan lancangnya melakukan itu kepada putramu!!?" Ujarnya kesal.
"Tidak apa. Setidaknya rasa manusiawi gadis kecil itu lebih baik dari seorang ibu," Balas Tuan Kim dengan senyuman tanpa menoleh pada istrinya
Mendengar hal itu Ny. Kang jadi semakin kesal dan kecewa. Ia pun membuang napas kasar, kemudian beranjak pergi meninggalkan area kompetisi renang.
"Uhukk.. hukk.,"
"Heii, ayo bangunlah! Jadi pria itu jangan mau dikalahkan oleh perempuan," Ujar Mayura sembari menepuk-nepuk pelan kedua pipi Jun Pyo.
Fiks! Wajah yang pertama kali dilihat oleh Gu Jun Pyo saat membuka matanya adalah Mayura, beserta kilauan kalung liontin dilehernya membuat mata Jun Pyo semakin terbuka.
Ia berusaha bangun dan duduk dibantu oleh Mayura. Sedangkan di sisi lain kompetisi renang final pria masih berlanjut. Gu Jun Pyo menoleh pada kedua orang pria paruh baya yang selalu menemaninya, ayahnya, kakaknya, dan para sahabatnya. Kemudian ia tertunduk lemas karena tidak melihat lagi adanya sosok sang ibu disana.
"Tapi dengan menyelamatkan nyawaku, kau telah berhasil mengalahkanku," Balas Jun Pyo sekilas melihat Mayura kemudian menunduk sedih, mengingat Mayura adalah pemenang kompetisi renang wanita.
"Benarkah? Kalau begitu, apa hadiah untukku," Ujar Mayura spontan sembari menjulurkan tangan berniat ingin menghiburnya.
Gu Jun Pyo melihat wajahnya, kemudian kalung yang ia pakai.
"Kalung itu,____" Kata-kata Jun Pyo langsung dipotong oleh Mayura
"Jangan kalungku! Kalung ini adalah hadiah yang sangat berharga dari orang tuaku. Dan hanya ada 1 di dunia," Tegas Mayura
Gu Jun Pyo menoleh pada ayah, kakak, dan sahabatnya, kemudian ia pun meletakkan tangannya di atas tangan Mayura.
"Kalau begitu hadiahnya tunggu aku besar dulu ya," Kata Jun Pyo
"Kenapa harus tunggu besar dulu?" Tanya Mayura polos
"Karena nanti jika sudah besar, aku akan menikahimu!" Jawab Jun Pyo yakin, yang membuat orang-orang terdekatnya melongo mendengarnya.
Tapi beda dengan Mayura, ia malah tertawa. Secara ia adalah orang asing di negara itu dan sebentar lagi akan kembali ke negaranya, Indonesia. Jadi bagaimana mungkin mereka akan bertemu lagi. Tapi waktu itu ia tidak tahu dengan kehendak Tuhan, apapun bisa saja terjadi.
Keringat Gu Jun Pyo membasahi wajahnya, meskipun ia sedang tidur saat ini. Salah satu peristiwa mengesankan di masa kecilnya kembali terulang melalui mimpinya.
"Trrrrttt.. trrrrtt..," Suara getaran handphone yang berhasil membuat Jun Pyo terbangun dari mimpinya.
Ia melihat layar ponselnya yang disana tertera ada banyak panggilan masuk dari teman-temannya. Dan terakhir ada pesan masuk pagi ini dari seseorang yang tidak asing lagi baginya.
"Dimulai hari ini, ku mohon berhentilah mengganggunya. Kau juga boleh membalasku jika kau mau. Tapi tolong, bebaskan dia!!"
Begitulah bunyi pesan singkat itu yang membuat Jun Pyo menggeram dan membanting handphone seraya membuang kasar napasnya. Karena mengingat peringatan ini juga berhubungan dengan mimpinya tadi malam.
💫💫💫
_TBC_
❤Thanks for Reading❤
.
.
Jangan lupa kasih VOTE n COMMENT nya yaa !!
Biar Author terus semangat😍
.
.
See you💕Wassalam🙏😇
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in the sky of Asia
Romance"Orangtua bilang, _menikahlah dengan sesama bangsa kita! Dan jangan pernah coba-coba mencintai orang asing!!_. Lalu apa dayaku? Disaat rasa benci dan ketidaksukaan itu menjadi awal tumbuhnya cinta dihatiku padanya !! Bahkan semuanya terjadi tanpa ha...