Suatu pagi, gadis tersebut berjalan menuju pasar yang ada di pusat kota untuk menjualkan berbagai hasil tanamannya sehingga dapat membeli keperluan hidupnya. Walaupun orang-orang menatapnya sebagai orang yang aneh berkeliaran dengan menggunakan jubah dan tudung hitam, ia tidak perduli selama orang-orang tidak mengenalinya, hidupnya akan aman. Di sebuah gang sempit dengan gedung di kanan kiri yang tampak sangat kumuh, beberapa anak bangsawan tengah mengucilkan anak dari kelas rendahan. Penampakan itu sering terlihat. Jujur saja, ia tidak ingin terlibat dan sejauh mungkin menghindar dengan hal seperti itu. Gadis itu berniat untuk meneruskan perjalanannya. Namun niat tersebut terhenti.
"TOLOOONG...!" terdengar anak lelaki itu menjerit minta tolong sambil menatap ke arah gadis tersebut satu-satunya orang yang berada disana. Anak lelaki itu sudah terjelungkup tidak berdaya di tanah dengan genangan air yang kotor, sedangkan anak lelaki dari kaum bangsawan itu terus saja menginjak-injak dan menendang tubuh kurus si anak desa tersebut. Tidak tahan melihat pemandangan itu, sangat gadis pun mendekati mereka. Para anak lelaki bangsawan itu seketika berhenti, gadis itu lalu mengeluarkan sesuatu dari kantung jubahnya. Itu adalah senjata rahasia yang sangat ampuh dan selalu ia sembunyikan saat berpergian di kota.
"AAAAAAAA.., TIKUUUSSS..,LARII...!"
Setelah itu, sang gadispun kembali mengambil tikusnya dan menyembunyikannya kembali ke dalam jubah, lalu pergi begitu saja. Tanpa disadari ada seseorang yang tengah memperhatikan kejadian tersebut.
Langit tiba-tiba saja mendung, tak lama hujanpun turun begitu deras. "Tidak seru" gumam gadis itu. Padahal ia mengharapkan hari ini berjalan dengan baik, tapi sebaliknya. "Memang rumah adalah yang terbaik" sambungnya lagi. Gadis itu berteduh di salah satu ruko sambil berusaha menghangatkan dirinya. Matanya tidak sengaja melihat salah satu poster yang di lengketkan di dinding dekatnya. Poster tersebut memuat sebuah informasi mengenai sekolah istana yang menerima 100 anak berbakat mengenai sihir dan akan di biayakan secara gratis. Gadis itu tersenyum miring, di kepalanya masih terekam jelas bagaimana rasanya ketika diawal menantikan hari yang membahagiakan saat belajar dan bertemu teman-teman baru, tapi saat dijalani penantian itu berubah menjadi penderitaan yang membuat dirinya ingin segera mengakhiri hidup. Dahulu gadis itu pernah bersekolah, walaupun bukan sekolah istana hanya sekolah umum dan jauh dari kata layak, tapi tetap saja keberadaannya tidak diterima dan dipandang sangat hina. walaupun sejak kecil ia memiliki bakat yang selama ini tidak diperlihatkan hanya karena ia tidak ingin dianggap monster. Hidup normal saja ia sudah kesulitan, apalagi ia memperlihatkan ketidaknormalan itu. Ia memilih untuk memendam bakat tersebut dan fokus menjalani hari senormal mungkin, walaupun hidupnya sangat jauh dari kata 'normal'. Saat sedang sibuk berkelana di dalam pikirannya, tiba-tiba saja angin berhembus dengan kencang dan tudung sang gadis terkibas hingga memperlihatkan wajahnya dengan kulitnya yang putih kemerah-merahan dan bibirnya yang tampak merah natural. tanpa ia sadari sejak tadi berdiri seorang pria disampingnya yang nampaknya sedang berteduh juga. Pria tersebut menatap gadis itu dengan tatapan aneh. Gadis tersebut balas menatap lalu sedetik kemudian ia tersadar dan langsung segera menutup tudungnya kembali
" Apakah wajah yang sangat menawan seperti itu sangat perlu disembunyikan" ujar pria tersebut
Gadis itu tidak menggubrisnya dan hanya diam-diam menatap pria tersebut dari balik tudungnya. jujur saja ia baru pertama kali ada orang yang mengajaknya berbincang setelah sekian lama
"Gadis yang menarik" gumam pria tersebut,
Tidak ada percakapan yang berlanjut, hanya suara gemericik hujan yang perlahan menghilang dan digantikan kicauan burung menyambut senja. Hari pun berlalu begitu saja. Dan si gadis pulang kembali ke rumahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Shy Girl
Short StorySeorang perempuan yang selalu mengurung dirinya dan tidak ingin kelihatan, ia tidak mempunyai penyakit akan tetapi semasa kecilnya ia selalu dibully dan semenjak itu ia merasa insecure dan tidak percaya akan dirinya sendiri selalu merasa kurang ia...