Keesokan harinya, saat sang gadis bangun dan membuka pintu rumah, ia dikagetkan dengan keberadaan manusia yang bertandang di depan rumahnya dan orang itu adalah pria yang ia temui kemarin. Si gadis langsung berbalik dan ingin menutup pintu, tapi pria tersebut menahannya. Alhasil gadis tersebut hanya bersembunyi di balik pintu sambil mendengar sang pria yang bersikeras memperkenalkan dirinya. Pria tersebut mengatakan bahwa dirinya sebagai seorang pangeran Kerajaan Cilvia. Mendengar hal tersebut, sang gadis hanya menatap malas, tidak percaya dengan perkataan pria tersebut dan kembali berusaha menutup pintu. Namun, pria tersebut terus menahannya dan megatakan lagi bahwa ia benar-benar pangeran kerajaan mereka, ia ingin berkunjung di rumah sang gadis karena terlihat menarik, lebih-lebih pada kebun dan rumah kaca yang berada di belakang rumah sang gadis yang sederhana, tapi sangat indah. Rumah kaca tersebut adalah hasil dari jerih payah dan keringat dari sang gadis yang sangat berusaha membangunnya. Tapi di luar dari itu, gadis tersebut tidak percaya dan terus mengusir pria tersebut. Ia tidak tahan dengan tigkah pria tersebut yang terus memaksa ingin bertamu serta memasuki rumah kacanya. Akhirnya gadis tersebut keluar dari balik pintu dan mengatakan bahwa ia sangat ingin pria itu pergi dan tidak akan percaya dengan perkataan orang gila di pagi hari seperti ini.
"Jika engkau memang seorang pangeran, harusnya engkau tidak pernah berkunjung maupun mendekati rumah ini, apalagi berbicara langsung dengan pemiliknya." Ujar gadis itu.
"Mengapa begitu?" tanya sang pria dengan alis yang mengkerut, tidak mengerti dengan apa yang dikatakan sang gadis
"Karena rumah ini terkutuk dan sangat kotor, bagi manusia tentu rumah ini dianggap tidak pernah ada. Namun, bagi orang gila sepertimu, ini mungkin nampak sebagai bangunan atau rumah." jawab gadis tersebut dengan kesal
"Saya tidak melihat rumah ini kotor justru sebaliknya dan saya bukan orang gila. Nama saya Harnez."
Gadis tersebut tersenyum miring mendengar perkataan pria tersebut. ia tidak percaya pria di depannya itu sangat gigih dan pantang menyerah, sungguh seperti sikap seorang pangeran sesungguhnya. Tidak lama terdengar suara kaki kuda yang perlahan mendekat juga teriakan seseorang
"PANGERAAAN.., PANGERAAAN...!"
Pria tersebut gelagapan dan menolak memaksa memasuki pintu rumah sang gadis. karena sang gadis tidak siap dan fokusnya teralihkan sehingga ia tidak dapat menaham pintu tersebut. Pria itu segera bersembunyi di balik pintu dan menyuruh sang gadis keluar agar mengatakan bahwa si gadis tidak melihatnya. Tidak lama setelah itu, seorang pria dengan penampilan yang sangat berbeda dari pria di belakangnya itu datang dan menghampiri gadis tersebut. Gadis itu syok, degup jantungnya berpacu dengan cepat, seketika gadis tersebut keringat dingin.
"Apakah nona melihat Pria yang mengenakan pakaian serta penutup kepala berwarna hitam? pria tersebut tinggi dan kulitnya putih" Tanya lelaki yang tampangnya bak kesatria kerajaan.
"T-tidak, ss..siapa?" Tanya Sang gadis dengan gelagapan"Ia adalah seorang pangeran yang sedang menyamar, " Jawabnya dengan tatapan bertanya pda Sang gadis "apakah nona melihatnya? "
Mendengar pernyataan tersebut, gadis itu semakin membeku dan tidak berkutik, rohnya seperti ditarik paksa keluar dari dalam tubuhnya. Apakah ia gila, ia ingin segera menghilang saja dari muka bumi, karena ciri-ciri tersebut sangat mirip dengan pria yang berada di belakangnya saat ini.
"Nona?"
"Ahh i-iya.., saya tidak melihat orang lain kesini selain t-tuan s-sendiri" jawab Sang gadis dengan gugup. Iya harus bisa bersandiwara sebaik mungkin, pura-pura tidak tahu apapun jika masih ingin melihat dunia esok hari, karena ada banyak hal dalam hidup yang belum pernah ia jalani dan nikmati, iya sangat ingin melakukan sesuatu sebelum benar-benar meninggalkan bumi.
"Oh, baiklah Nona? Saya pikir saya melihat Yang Mulia menuju ke arah sini, apa ia berjalan ke arah lain?" Ksatria tersebut bertanya lagi dengan ragu tidak percaya.
"t-tentu saja, saya t-tidak melihat s-siapapun sedari t-tadi t-tuan dan di dalam hutan ini ada banyak sekali arah yang dapat dilewati, dan jalan ini bukan jalan satu-satunya" jawab gadis itu lagi. Aneh sekali, walaupun berusaha keras agar tidak gugup tetap saja ia tidak mengontrol suaranga. Gadis itu hanya bisa bermohon semoga pemuda di hadapannya itu percaya pada yang dikatakannya. Gadis tersebut merasakan kering ditenggorokannya seperti bertahun-tahun tidak minum air. Ia menelan ludahnya saat memberanikan diri menatap bola mata pemuda yang ada dihadapannya tersebut. Pemuda di hadapannya itu tampak berpikir dan sependapat bahwa sangat banyak jalan atau arah saat sedang menuju tempat ini, mungkin sang Pangeran melewati jalan lain.
Lama Ksatria itu berpikir sampai akhirnya ia bersuara
"BaikKalau begitu, terima kasih atas waktunya nona" ujar pemuda itu dan menunduk sembari undur diri lalu memacu kudanya meneruskan perjalanan ke arah yang berbeda.Gadis itu menghela nafas lega saat pemuda dari istana itu pergi menjauh. Tapi tidak sampai beberapa detik kelegaannya, ia sudah dihadapkan sebuah badai yang bersiap menerjangnya
"Apakah sudah aman?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shy Girl
Short StorySeorang perempuan yang selalu mengurung dirinya dan tidak ingin kelihatan, ia tidak mempunyai penyakit akan tetapi semasa kecilnya ia selalu dibully dan semenjak itu ia merasa insecure dan tidak percaya akan dirinya sendiri selalu merasa kurang ia...