12. Hospital Love (Sejeong & Doyoung)

147 23 1
                                    

Desclaimer: ini bukan part 2 dari hopes for tomorrow ya, jadi ini beda cerita.
*
*
*
*
*

"Kau masih percaya cinta sejati? Di saat kita yang dulu sedekat nadi bisa tiba-tiba sejauh bumi dan matahari"
-Kim Sejeong-
*
*
*

Pagi sudah kembali menyapa bumi, mengantarkan seorang gadis yang baru saja selesai memarkir mini coopernya di basement, lalu berlari kecil mengejar lift yang hampir tertutup.

Beberapa orang di dalam lift menyapanya dengan hormat, membungkuk seolah menyapa seorang yang dihormati.

Ya, memang gadis itu dihormati, wakil presiden direktur SJ Food, salah satu perusahaan makanan beku terbesar di Korea, yang disebut-sebut paling sukses memperkenalkan makanan tradisional Korea ke bangsa barat.

Masih dua puluh delapan tahun, tapi mau tidak mau dia harus mengambil posisi itu, karena dia anak tunggal.

Gadis itu pamit keluar dari lift di lantai tujuh, menyusuri bangunan beraksen amerika kuno itu, lalu berhenti di sebuah meja yang berada tepat di depan sebuah pintu kayu besar.

"Lee biseo-nim?" panggil gadis itu pada seorang perempuan yang seketika berdiri karena terkejut akan kedatangannya

"Nee, buhoejang-nim, ada yang bisa saya bantu?" tanya sekretaris Lee sigap

"Apakah ap— ah, maksudku hoejang-nim sudah di dalam?" tanga gadis itu ramah

"Nee, beliau sudah di dalam" sekretaris Lee menunjuk pintu kayu yang berada tepat di depannya

"Boleh saya masuk?"

"Tentu saja"

"Kamsahamnida"

Gadis dengan blazer hijau pupus itu mengetuk pintu kayu tebal di depannya, lalu mendorongnya dan segera masuk tanpa perlu menunggu aba-aba dari dalam.

"Appa" panggil gadis itu mengalihkan atensi pria paruh baya yang sedang asyik bekerja di mejanya

"Eoh, Sejeong-ah, kau sudah datang?" pria itu mengangkat kepalanya

"Hm, rapatnya lancar, appa?"

"Lancar, tapi ada beberapa hal yang perlu appa bahas denganmu. Nanti appa akan menghubungi Jung biseo saja"

"Arrasseo" gadis itu mengangguk

"Kau ada apa kemari?"

"Aku ingin memberitahu kalau aku akan di kantor sampai siang ini saja" Sejeong menjelaskan

"Kau mau kemana?"

"Rumah sakit, hari ini jadwalku bertemu dokter"

"Ah, benarkah? Siapa yang akan mengantarmu? Perlu appa antar?"

"Aniya, aku bisa sendiri"

"Jinjja?"

"Eoh, goegjong hajima, appa, selesaikan saja pekerjaan appa!" Sejeong sedikit terkikik melihat tingkah ayahnya yang masih saja menganggap dirinya seperti bayi padahal beliau sendiri yang mengajari Sejeong menjadi wakil presiden direktur.

August's ProjectWhere stories live. Discover now