13.4 Healer (Sejeong & Doyoung)

66 10 0
                                    

Sejeong dan Doyoung sudah seperti orang-orang berteman pada umumnya yang diikutkan lomba bersama, berlatih tiap hari, saling mengingatkan untuk selalu menjaga suara, dan yang terpenting saling mengingatkan bahwa kontes itu tinggal besok.

Sejeong meraih botol minumnya di meja ruang musik, lalu duduk di kursi dan meminumnya sampai sisa setengah.

Sedangkan Doyoung masih setia memandangi kertas lirik di tangannya, dia cukup kesulitan karena harus bernyanyi di pitch yang sama dengan Sejeong.

Seketika rasa bersalah menyelimuti hati Sejeong, berandai jika dia segera menjawab tawaran itu sesegera mungkin, mungkin Doyoung punya waktu berlatih yang cukup.

"Sudah malam, kau masih mau di sini?" tanya Sejeong

"Eoh, aku terlalu gugup karena tinggal besok" jawab Doyoung tanpa menoleh pada penanya

Sejeong menaruh botol minumnya lagi, lalu bangkit menghampiri Doyoung dan meraih mikrofon mahal miliknya, memencet on dan mengajak Doyoung berlatih bersama.

"Pulanglah dulu! Kau harus istirahat cukup" perintah Doyoung yang menyadari Sejeong sudah siap untuk bernyanyi lagi

"Supir belum menjemputku" jawab Sejeong singkat

Doyoung mengangguk-angguk dan meraih mikrofonnya juga. Menyalakan instrumen, dan suara keduanya mulai beradu dalam lagu bertajuk Star Blossom ciptaan Baekhyun, lagu yang begitu manis.

Satu lagu selesai, dan Doyoung masih setia menatap wajah yang akhir-akhir ini dia dambakan kecantikannya. Doyoung mulai sadar hari itu, sepertinya dia telah menyukainya.

"Lebih baik dari yang sebelumnya, kan?" seru Sejeong begitu instrumen berhenti

"Hm" Doyoung mengangguk, tapi matanya tak bisa lepas menatap Sejeong

"Ya! Jangan menatapku seperti itu!" protes Sejeong sambil mematikan mikrofon dan menaruhnya di tempat semula

"Ah, mian" Doyoung menunduk

"Ayo, pulang! Supirku sudah menunggu, aku akan mengantarmu" ajak Sejeong meraih mikrofon di tangan Doyoung dan mematikannya

"Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri"

"Aku tidak menerima penolakan, Kim Sempurna" Sejeong menatap Doyoung dengan sengaja menambahkan embel-embel sebutannya, mereka memang berteman, tapi perebutan peringkat satu tetap terjadi

Doyoung menghela napas, "Kau memang tidak bisa dilarang, Kim Ambisius"

Sejeong tersenyum tipis, "Kajja"

Sejeong yang sudah merangkul tasnya langsung meninggalkan ruangan, sedangkan Doyoung buru-buru meraih tasnya dan mengekori Sejeong.

Singkatnya, Sejeong akhirnya benar-benar mengantar Doyoung sampai di halaman rumahnya, bahkan Sejeong sempat menyapa ibu Doyoung yang terlihat menyukai sifat Sejeong.

"Aku pamit dulu" pamit Sejeong membungkuk dan kembali masuk ke mobilnya

Nyonya Kim menatap mobil mewah itu sampai hilang di tikungan, lalu tak sengaja menatap Doyoung yang tersenyum menatap kepergian mobil itu.

"Kau menyukainya?" goda Nyonya Kim

"Ya... Ya?" Doyoung gugup

Nyonya Kim terkekeh sedikit, "Geurreu, eomma juga menyukainya" ucapnya sambil menepuk pundak putranya dan kembali memasuki kedai yang sedang bersiap untuk tutup.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
August's ProjectWhere stories live. Discover now