Lost memory

183 24 0
                                    

" Apa yang sedang kau pikirkan, (Name)? ''

Sang ibu menginterupsi lamunan panjang gadis berwajah manis itu.

" Aku tidak memikirkan apa-apa. '' jawabnya pelan.

" Lalu kenapa kau masih disini?
Ini sudah larut dan udara sudah sangat dingin. Kau bisa sakit. ''
ibunya mendekat kebalkon kamar (Name) tempat (Name) masih
berdiri dipembatas balkon.

" Ibu, apa rasanya aku melupakan sesuatu? '' tanyanya tiba-tiba.

" Sesuatu? Apa ya? Rasanya
kami sudah menceritakan
semua ingatan yang kau lupakan termasuk namamu sendiri, kan? Dokter juga mengatakan kau
sudah sembuh dari amnesia.
Lalu apa lagi? '' jawab ibunya.

Ya. (Name) mengalami Amnesia
atas pukulan keras yang ia
dapatkan dulu saat akan
melindungi Kisaki. Itu sudah
cukup baik, karena jika polisi terlambat membawanya ke
rumah sakit, mungkin nyawa
(Name) sudah melayang karena kepalanya mengeluarkan banyak darah.

Ia dengan cepat kehabisan
darah. Mungkin jika pukulan
pipa besi itu mengenai Kisaki,
rasanya tidak akan separah
seperti yang dialami (Name).

Setidaknya tubuh laki-laki
lebih kuat menahan hantaman sekeras itu. Tapi (Name), pukulan keras itu sudah cukup untuk membuatnya terbunuh.

"Entahlah. Rasanya aku
sudah melupakan sesuatu.
Rasanya sudah lama sekali
sampai membuatku bingung
karena ingin tahu apa itu.
Terkadang aku tidak bisa
berhenti memikirkannya. ''

Ibunya hanya menghela. Ia
tentu tahu ingatan macam
apa yang ditanyakan oleh (Name).

" Apa aku sungguh kecelakan
waktu itu? '' tanya (Name) lagi menoleh menatap ibunya.

" Ya, ibu ingat kau waktu itu
dijemput oleh seorang supir
karena hujan yang deras sekali. Dijalan, kalian mengalami
kecelakaan karena jalanan
yang licin. Kepalamu terbentur
kuat yang membuatmu amnesia sementara. Begitulah. '' jelasnya.

Itu hanya rekayasa buatan
ayah dan ibunya.

Mereka sangat membenci
pemuda yang menyerang (Name) waktu itu. Kurokawa Izana. Yang setelah mereka sadari, pria itulah yang diceritakan oleh (Name) sepanjang waktu. (Name) yang
acap kali membagikan ciri-ciri
pria yang menjadi temannya itu.

Setelah melihat kenyataannya, mereka memutuskan untuk
tidak akan mengingatkan (Name) tentang memori yang satu itu.
(Name) tidak perlu mengingat kejadian itu. Kebencian mereka adalah, bagaimana bisa seorang teman bisa melakukan kejahatan seperti itu. Dan juga ternyata
adalah seorang berandalan.

(Name) sudah salah memilih teman..

" Sudahlah.. Itu hanya perasaanmu saja. Jangan terlalu dipaksakan. ''

(Name) menatap langit yang menghamparkan pemandangan
langit malam yang gelap tapi cukup
terang dengan cahaya bulan dan bintang.

" Ya, mungkin hanya perasaanku saja.. ''

Tak lama, ia kembali masuk
dan menaiki ranjangnya. Ibunya sudah keluar dari kamarnya.
Ia pun mematikan lampu tidur dimeja nakas.

Jangan bilang (Name) tidak
mencoba mengingat. Setiap
kali ia mencoba mengingat
sesuatu yang mengganjal dipikirannya itu, kepalanya akan langsung sakit.

Ia juga beberapa kali bermimpi.
Dan didalam mimpi singkat itu,
ia bertemu dengan seorang pria.
Tapi aneh ia tidak bisa melihat
wajah orang itu dengan jelas.

Ia hanya bisa melihat tubuh
pria itu. Terkadang pria itu menggenggam tangannya,
bersandar dibahunya dan memeluknya.

Aneh sekali untuknya. Bahkan ia tidak bisa mendengar suara orang itu.

Itulah yang membuatnya menyimpulkan ia tengah
melupakan sesuatu yang penting. Sesuatu yang penting seperti seseorang. Seseorang yang
mungkin dulu sangat dekat dengannya.

Tapi amnesia yang dialaminya
cukup parah. Sampai ia tidak mengenali diri sendiri dan juga melupakan namanya sendiri.
Benar-benar kosong. Ia seperti
tidak memiliki ingatan apapun
waktu itu.

Orang tuanya tidak henti menceritakan ingatan-ingatan
lama itu. Sampai perlahan-lahan ingatan-ingatan itu kembali
seperti potongan puzzle.

Tapi saat akan memasang
potongan puzzle terakhir, ia kehilangan potongan itu.

Dan sekarang ia sedang berusaha mencarinya.

                                   ~
" Berandalan sudah memasuki
kota ini. Kita harus semakin
waspada. ''

" Mereka berkembang seperti
jamur saja. Sangat cepat dan
akan segera membuat masalah. ''

(Name) mendengarkan beberapa orang yang terdengar
menggosipkan berita panas.

Masalah masyarakat. (Name) mengerti persis kenapa banyak
orang takut akan hal itu.
Walaupun ia sendiri merasa
belum pernah mendapat serangan langsung, ia juga ikut waspada.

Seolah sesuatu seperti itu memang menakutkan.

Tapi sejauh ini, ia belum
pernah bertemu langsung
dengan berandalan jahat.
Beberapa kali ia memang melihat sekelompok orang berseragam
aneh lalu lalang disekitar
tempatnya bekerja. Tapi ia tidak menanggapi mereka.

Bisa dibilang ia tidak ingin
bertemu dengan para berandalan.

Tapi itu bukan masalah besar untuknya. Yang sedang ia ingin ketahui adalah apa yang terasa
masih ia lupakan.

Entah itu hal penting atau tidak. Tentang pria yang beberapa kali masuk kedalam mimpinya dan
seperti memberi petunjuk.
Tapi masih sangat sulit untuknya mengingat.

Pria, pria..

" Apa mungkin sebelum aku kecelakaan, aku sudah memiliki kekasih? '' ucap (Name) asal.

" He? Yang benar saja. Jika kau
punya, tentu kami akan tahu. ''
jawab ayahnya meneguk kopi hitam yang baru saja dihidangkan ibunya.

" Lagipula, siapa yang ingin
menjadi kekasih seorang gadis
yang suka terlambat sepertimu? Hahaha.. '' ibunya tergelak.

Terlambat.. Terlambat..

Terdengar tidak asing untuknya.

" Kenapa menanyakannya tiba-tiba? Kau ingin punya kekasih?
Mengingat kau sudah dewasa, rasanya memang tidak ada
salahnya.'' ucap ayahnya menoleh menatap wajah kosong putrinya.

" Ahaha~ Kami sampai lupa
kalau kau sudah dewasa.
Memang tidak ada salahnya lagi mencari pria. Sepertinya akan menyenangkan jika kita bisa
melihat seorang bayi. hihi~ ''
ibunya tertawa gemas.

Menyadari anak mereka sudah dewasa. Waktu berjalan terlalu
cepat. (Name) sudah berubah
menjadi gadis dewasa yang
lebih bisa mengontrol emosi dan perasaannya. Lebih terkendali dan disiplin meninggalkan kebiasan lamanya.

Yang senang terlambat.

" Aku tidak tertarik. '' jawab
(Name) singkat.


"____________________________"

Vote dan komennya🌸

 

My Soft Memories [ Kurokawa Izana x Reader ] {Completed✔}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang