Intro

473 55 2
                                    

Jika ada sesuatu yang
bisa menggambarkan perasaan,
maka mungkin ia akan memilih untuk menunjukkan perasaanya.

Kalau saja ada sebuah cara
untuk mengatakan dengan
jujur sebuah penyesalan,
maka ia akan memilih mengungkapkannya.

Jika memang ia tidak
ditakdirkan untuk memiliki
perasaan, ia pasti akan terima.

Tapi rasanya ia akan
memberontak jika harus
kehilangan seseorang
yang sudah ia dambakan.

" Kudengar disekitar sini
banyak terjadi penyerangan
oleh beberapa geng. "

" Ya, kudengar beberapa siswa
tidak bersalah sudah menjadi
korban penyerangan. "

" Dan yang terakhir kudengar,
ada seorang murid perempuan
yang menjadi korban salah
sasaran. Apa dia mati? "

" Dia sempat dilarikan
kerumah sakit. Tapi setelah itu,
aku tidak mendengar kabarnya
lagi disekolah. Mati?
Mungkin ya, mungkin juga tidak. "

Seorang pria berkulit tan
yang tengah menatap luasnya
danau dari atas beton pembatas
tidak sengaja mendengar ocehan murid-murid itu yang melewatinya.

Matanya kosong menatap
hamparan danau. Sesekali
angin berhembus mengacak
rambut putihnya.

Ialah Izana kurokawa..

Geng yang tengah hangat diperbincangkan itu ada
dalam naunganya. Kelompok
terlabil dan kejam. Mengikuti keangkuhannya yang menjadikan kelompok itu ikut memanas.

Mereka suka pertarungan.
Mereka suka adrenalin yang tinggi.

Hanya jika kau bisa
beradaptasi dengan keseharian kelompok itu,kau akan bisa merasakan
atmosfer yang berbeda.

Menjadi raja?

Baru kali ini ia merasa
tengah berada di titik terburuk.

Tidak, sebenarnya kehidupannya
lah yang terburuk. Hanya saja
ia bisa menutupinya dengan
senyum khas kekosongan miliknya.

" Apa mereka sudah pergi? "

" Ya. Mereka sudah melaporkan
ke polisi dan kau akan segera
dicari. Saatnya untuk pergi."
Pria bernama Kakucho yang
selalu setia disamping Izana melaporkan penyelesaian
masalah itu.

Izana tersenyum getir.

" Aku bahkan siap untuk
kembali berakhir dipenjara."

" Kau masih bisa sembunyi.
Jangan menyia-nyiakan hidupmu dipenjara walaupun kita semua
tahu kau pasti akan baik-baik saja disana." ucap Kakucho.

" Kakucho. Apa kau percaya takdir? " Izana menatap langit biru.

Yang ditanya hanya diam dan menunduk.

" Jika takdirku membaik,
aku akan kembali dengan
keadaan yang lebih baik. "

" Dan jika takdirku memburuk, kuharap kau bisa menjauh dariku. Mengerti? "

Tak ada jawaban. Tak lama
Kakucho berlalu pergi.

Dari kejauhan mulai terdengar
sirine polisi.

Izana tidak bergeming pergi.
Ia justru menantikannya.

Sampai segerombolan polisi mengepungnya. Akhirnya ia
berbalik menatap semua polisi
itu.

Ia turun dari beton pembatas dan mengangkat tangannya ke udara.

Dengan cepat, beberapa polisi mendekat dan langsung mengunci kedua tangan Izana kebelakang punggung lalu memborgolnya.

Cooperatif, Izana hanya menurut sampai masuk ke mobil polisi.

Sejumlah polisi tampak heran.
Karena ini bukan kasus pertama
yang mengatas namakan Izana Kurokawa sebagai buronan. Tapi sejauh ini, Izana tidak pernah ditemukan oleh polisi setelah penahanannya beberapa tahu lalu.

Dan sekarang Izana menyerahkan
diri dengan mudahnya.
Padahal ini hanya kasus salah
sasaran yang hampir saja menewaskan seorang gadis.
Menurut catatan polisi bahkan
ia dilaporkan beberapa kali
sebagai pelaku penyerangan
orang-orang tak bersalah. Tapi ia justru bersembunyi.

" Jadi, apa kami bisa mendengar alasanmu untuk hukuman kali ini? " tanya seorang polisi yang akan mengintrogasi Izana.

" Aku...hanya ingin menebus dosa.. "

" _____________ "

Author kembali....♡

Ff baru okey?

Enjoy reading♡

Jangan lupa vote dan komen😊



My Soft Memories [ Kurokawa Izana x Reader ] {Completed✔}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang