Izana menatap gerbang
sekolah yang masih tertutup
rapat. Dari luar saja sudah
terdengar ribut riuhnya
para murid disekolah itu.Ia tengah menunggu..
" Haa! Aku terlambat lagi! "
Izana menoleh menatap
seorang gadis manis yang terlihat mengacak rambutnya frustasi.Gadis itu seperti tidak
menyadari kehadiran Izana
yang sudah persis disampingnya.
Dan sekarang gadis itu menempel pada pagar besi itu dan berbunyi sendu." Jam weker sialan! " ucapnya menatap ke dalam sekolah.
Izana ikut menatap ke dalam.
Tidak ada guru ataupun satpam disana." Kau ingin masuk? " tanya
Izana yang seketika membuat
gadis itu terperanjat." Siapa.. "
" Kutanya kau ingin masuk? "
ulang Izana tak memperdulikan pertanyaan gadis itu." Y-ya. Tentu saja. " jawabnya pelan.
" Aku bisa membantumu.
Tapi apa kau bisa memanjat? "" Kurasa bisa. Memangnya kenapa? " tanya gadis itu.
" Hm.. Kemarilah. " ajak Izana.
Izana berjalan kearah
pagar yang terdapat liukan
besi dibagian tengahnya.
Tentu sangat tinggi untuk gadis itu." Aku akan mengangkatmu. Berpijaklah diliukan besi ini
dan kau pasti bisa melewati
pagar ini. " tutur Izana." He? Tapi... " gadis itu tampak
ragu. Mengangkat tubuhnya?
Bukan masalah berat atau tidak. Hanya saja ia menggunakan
rok yang cukup minim. Bisa
saja pria itu.." Tidak akan kulihat. " ucap
Izana seakan tahu apa
yang tengah gadis itu pikirkan.
Tentu saja karena gadis itu
tampak memegang erat-erat roknya." Baiklah. Mohon bantuannya "
ucap gadis itu mendekat.Izana berjongkok didepan
gadis itu dan mulai memeluk
kedua kaki gadis itu. Iapun mengangkatnya setelah merasa
gadis itu siap. Dan hasilnya,
gadis itu berhasil berpijak pada liukan besi pagar itu." Berhasil " ucap gadis itu.
" sekarang perlahan lewati
bagian atas pagar itu. Hati-hati,
kau bisa tersangkut. " ucap Izana memperhatikan gerakan gadis itu yang tampak ragu.Tak lama, gadis itu berhasil
sampai ke sebalik pagar.
Karena jarak antara liukan
besi pagar dengan tanah
cukup jauh, Izana menyarankan untuk melompat." Lompat saja. " usul Izana santai.
" Aku tidak akan mati jika
jatuh dari sini,kan? " tanya
gadis itu polos menatap kebawah." Pfft.. " Izana hampir saja
tergelak mendengar ucapan
gadis itu. Mati katanya?
Jatuh dari ketinggian seperti
itu tentu tidak akan merusak
tulang bahkan kulitmu sama sekali. Apalagi mati..Akhirnya gadis itu melompat dan mendarat tanpa terjerembab ke tanah. Izana menyunggingkan senyum.
" Terimakasih banyak, Tuan.. "
" Jangan panggil aku tuan.
Namaku Izana " ucap Izana
dari balik gerbang." Eun! Terimakasih, Izana-san. Namaku Sachihiro (Name).
Sekali lagi, terimakasih banyak! " ucap gadis itu pun berlalu pergi.Ya, karena bel pelajaran pertama sudah dimulai dan juga sudah dipastikan akan ada banyak guru yang akan keluar dari ruang guru, (Name) tidak ingin sampai dikira terlambat. Ia berlari cepat menuju kelasnya yang berada di gedung bagian tengah.
Izana hanya tersenyum
melihat lari kecil gadis itu.Ini perkenalan pertama mereka.
Tapi tentu saja Izana sudah mengamati gadis itu sejak lama.Murid yang sejauh ini terus saja terlambat. Bukan sekali dua kali ia melihat gadis itu terlambat sampai dihukum berdiri ditengah lapangan sekolahnya. Bahkan yang mengejutkan adalah Izana selalu berada diposisi yang sama
setiap kali ia melihat gadis itu terlambat.Ya, disamping gadis itu.
Tapi entah sihir macam apa
yang membuat gadis itu
tidak bisa melihat atau
merasakan keberadaannya.Dan ini pertama kalinya ia menawarkan bantuan
setelah mulai bosan melihat
gadis itu terus saja terlambat." Sachihiro (Name) ? "
Kakucho muncul tepat disamping Izana.
" Sejak kapan kau ada disini? "
tanya Izana." Cukup lama. Aku mencarimu lagi karena kau terlambat ke markas. Kanapa kau akhir-akhir ini terus berada disini? Dan siapa gadis itu? Namanya Sachihiro (Name)? Siapa dia? " tanya Kakucho dengan raut datar tapi terlihat cukup penasaran.
" Dia milikku.. "
"_____________"
Heeiiii✴
Vote dan komen terbuka💘
KAMU SEDANG MEMBACA
My Soft Memories [ Kurokawa Izana x Reader ] {Completed✔}
FanfictionAku memang salah sasaran. Tapi tidak seharusnya dia melupakanku.. Entah bagaimana caranya aku bisa menariknya kembali. Tapi aku juga tidak ingin dia menyesal setelah kembali mengingat siapa diriku. Karena senyumnya tanpa diriku bahkan lebih manis _...