Wajah tampan Jung Jaehyun terlihat begjtu tegang. Ia duduk dengan kaki yang sedari tadi bergerak tidak tenang dengan mata sesekali menatap kearah meja resepsionis atau pada lift. Entah apa yang ditunggunya. Entah apa yang membuatnya begitu gelisah.
Jaehyun mendongakkan kepala ketika seorang pelayan mendatanginya dengan senyuman.
"Maaf membuatmu menunggu," kata sang pelayan yang meletakkan sebuah nampan dengan secarik kertas yang dilipat menjadi dua, "Silahkan."
Jaehyun mengambil kertas yang ada diatas nampan.
'Lift-2☆'
Jaehyun bangkit dari duduknya, melangkah menuju lift setelah melewati hall depan dari hotel,restoran dan kafe mewah berlantai 17 ini. Begitu sampai di dalam lift, mata Jaehyun menatap pada tombol - tombol yang ada. Ia menekan tombol dua dan tombol bintang yang ada di bagian bawah sendiri.
Pintu lift tertutup, Jaehyun yang berdiri seorang diri merasakan lift bergerak naik keatas. Jaehyun berdiri dengan perasaan was - was namun juga merasakan adrenalinnya naik.
Penantian yang terasa begitu panjang, akhirnya selesai ketika pintu lift terbuka. Jaehyun tidak segera keluar dari lift, matanya menatap pada koridor di depan lift dengan tembok berwarna putih dan dengan hiasan lukisan rumput menjalar yang cukup aneh. Jaehyun melangkahkan kaki keluar dari lift, menatap pada lukisan rumput menjalar yang seperti menunjuk pada satu ruang.
Kaki Jaehyun berhenti di depan ruangan dengan pintu kayu jati berukiran simbol - simbol aneh. Ia menarik nafas dalam - dalam, kemudian menggerakkan tangan, mendorong pintu. Begitu pintu terbuka, Jaehyun segera di hadapkan dengan sebuah ruang makan dengan satu meja bulat yang tidak terlalu besar. Di depan meja makan dengan jarak yang cukup jauh terdapat perapian yang menyalakan api kecil. Di sudut ruangan terdapat pantry kecil dengan berbagai perangkat dapur.
"Silahkan masuk.."
Jaehyun menolehkan kepala, menatap pada seorang laki - laki dengan rambit merah muda yang tersenyum ramah padanya. Tanpa membalas ucapan si laki - laki, Jaehyun duduk di depan meja.
Si laki - laki berambut merah muda sibuk membuatkan sesuatu, "Teh melati tidak masalah kan."
"Iya, aku bisa minum apa saja," kata Jaehyun.
Si laki - laki berambut merah muda melanjutkan membuatkan teh hangat. Ia kemudian mengeluarkan beberapa kue kering yang diletakkan pada nampan.
Jaehyun menatap pada si laki - laki yang kemudian meletakkan teh hangat di hadapan Jaehyun, lengkap dengan kue jahe berbentuk manusia, kemudian kue sus dengan isian cream yang sampai tumpah dan cake red velvet.
"Silahkan dan perkenalkan namaku Jungwoo," kata si laki - laki berambut merah muda masih dengan senyuman lebar.
Jaehyun menganggukkan kepala, ia mengambil cangkir berisi teh hangat dan meminumnya sedikit.
"Jadi apa yang menjadi impianmu dalam bercinta?" tanya Jungwoo, "Akan kami wujudkan."
Jaehyun menatap pada Jungwoo dengan bibir yang masih terkatup rapat. Banyak hal yang ingin ia ungkapkan, tentang hasrat terdalam miliknya yang ia rasa begitu buruk, tetapi semua kata yang sudah ia persiapkan bahkan semenjak seminggu lalu semuanya terasa seperti tidak bisa keluar dari belah bibirnya. Ada perasaan berdosa dan jijik bahkan pada dirinya sendiri.
“Tidak apa - apa… pelan saja…” ucap Jungwoo masih dengan senyuman lebar, ditambah dengan tangan yang mengelus lembut pada punggung tangan Jaehyun.
Tatap mata Jaehyun yang sempat teralihkan dari Jungwoo kini menatap kembali pada sosok dihadapannya. Sosok aneh yang seakan memberikan ketenangan, memberikan jaminan jika keinginannya yang ‘aneh’, aman di ruang makan bergaya Eropa pertengahan ini. Seakan - akan Jungwoo ingin mengatakan jika yang mendengar ucapan Jaehyun hanyalah percik api yang sebentar lagi mati.
“Aku ingin memerkosa seseorang..”
Jaehyun akhirnya mengatakan apa yang menjadi keinginannya semenjak lama. Hasrat seksual yang sangat sulit untuk diwujudkan. Jaehyun memiliki teman yang suka dengan kekerasan dan hanya dengan membayar beberapa uang lebih pada pelacur, si pelacur menikmati meski dicambuk bahkan di sayat oleh pisau. Tetapi bagaimana dengan keinginan Jaehyun? Bagaimana dengan hasrat seksual Jaehyun yang begitu aneh? Ia bahkan beberapa kali mendapat tamparan keras dan makian dari mantan kekasihnya ketika mengungkapkan apa yang menjadi keinginannya. Dan kini, Jaehyun ketakutan menunggu reaksi dari Jungwoo.
Jungwoo tidak terlihat terkejut sama sekali dan justru itu yang mengejutkan Jaehyun. Mungkin Jungwoo sudah bertemu dengan banyak orang yang memiliki hasrat seksual atau fetish aneh diluar nalar.
“Beri kami waktu untuk menyiapkan segala sesuatunya,” kata Jungwoo, “Jika nanti sudah siap, kami akan memberitahu anda.”
TBC
FF ini adalah FF Paling sadis yang aku tulis setelah sekian lama.. walaupun sebenarnya FF yang lain juga sadis tapi FF ini lebih sadis dari semua FF yang sudah pernah aku upload sebelumnya. Buat yang tidak tahan dengan adegan kekerasan silahkan untuk berhenti di part ini dan tidak dilanjutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black And White - Jaehyun
FanfictionBerawal dari keinginan aneh Jaehyun yang berhubungan dengan sesosok anak laki - laki berusia 17 tahun bernama Haechan. WARNING!!! ADEGAN KEKERASAN TANPA SENSOR!! BOYS LOVE!!! DONT LIKE DONT READ