Chulyong melangkah masuk ke ruang rawat VVIP - 5, ia mendekat pada ranjang dan mengelus lembut pada dahi Haechan yang tengah terlelap tidur. Ia masih tidak melihat ada sinar kehidupan dan keceriaan yang selama ini selalu ia lihat dari Haechan bahkan walau anaknya itu tengah tertidur.
“Sudah ketemu?”
Chulyong menolehkan kepala, menatap pada laki - laki berambut panjang yang tidak lain adalah istrinya - Nakamoto Yuta - yang juga kehilangan sinar harapan hidup dari dirinya semenjak malam kelabu itu.
Chulyong menarik nafas dalam - dalam, ia mendekat pada istrinya dan mencoba untuk memeluk lembut pada tubuh istrinya, namun tubuhnya didorong kasar. Istrinya memalingkan wajah darinya. Chulyong tidak menyalahkan sikap Yuta yang dingin padanya. Hati orangtua mana yang tidak hancur dengan kondisi anaknya yang begitu mengenaskan.
Laki - laki berkulit tan - Bang Chulyong, dengan wajah seriusnya menatap pada istrinya yang berjalan mondar mandir di depan pintu gerbang rumah besar mereka. Ia melangkah mendekat pada sang istri - Nakamoto Yuta yang langsung membalikkan badan dan menatap tajam padanya.
“Handphonenya masih belum bisa dihubungi,” kata Yuta dengan suara gemetar, “Jika sampai terjadi sesuatu…”
Chulyong mengelus pelan dan begitu lembut pada bahu Yuta, “Mungkin Haechan sedang asyik saja bermain dengan teman - temannya.”
“Temannya yang mana?? Aku sudah menelepon Jeno, Sunwoo dan Seungmin, semuanya bilang kalau mereka sudah tidak bersama sejak 2 jam lalu,” Yuta memukul pada dadanya sendiri dengan cukup keras, “Apa kau tahu, sedari tadi dadaku terasa sesak karena menghilangnya Haechan. Meski dia bukan anak kandungku dan tidak keluar dari rahimku, tapi aku bisa merasakan ada sesuatu yang tidak beres.”
Chulyong menarik pelan tubuh istrinya hingga masuk kedalam pelukannya, “Aku sudah menyebar orang.. sebentar lagi Haechan akan ketemu tenang saja.”
Yuta tidak berkata apapun lagi, ia hanya bisa menangis dan terus menangis di dada suaminya. Seharusnya, mereka simpan hingga mati kenyataan mengenai Haechan yang anak angkat. Mereka berfikir kejujuran adalah yang terbaik, tetapi….
@@@@@
Anak ke - 3 keluarga Bang - Bangchan melangkah masuk dengan tergesa - gesa kedalam taman yang sudah dipenuhi dengan anak buah ayahnya.
“Ketemu… tuan muda Haechan ketemu tuan muda Bangchan,” kata salah seorang anak buah.
“Dimana?” tanya Bangchan, wajahnya begitu khawatir. Jantungnya berdegup kencang karena ketakutan dan kekhawatirannya yang semakin besar.
“Tuan muda…” si anak buah menghalangi langkah kaki Bangchan.
“Apa?” Bangchan mendelik pada si anak buah.
“Keadaan tuan muda Haechan… anda… lebih baik ja…”
Bangchan mendengus kesal, ia mendorong keras pada tubuh si anak buah dan melangkahkan kaki menuju tempat yang sudah dikerubungi oleh anak buah keluarganya. Bangchan berhenti melangkah di depan sebuah kamar mandi umum yang ada di ujung taman. Ia melihat sebuah tali dengan tulisan dilarang masuk yang sudah rusak tergeletak di samping pintu. Terlihat jelas sekali, semua ini sudah direncanakan.
Bangchan melangkah masuk kedalam toilet, ia melihat seorang anak buah menutupi Haechan yang duduk meringkuk di bilik toilet paling ujung. Bangchan melangkahkan kakinya pelan, kepalanya menoleh ke arah kanan dan melihat cairan sperma tercecer di lantai kamar mandi. Kepalanya kemudian menatap pada Haechan yang kepalanya terbenam di antara pahanya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black And White - Jaehyun
FanfictionBerawal dari keinginan aneh Jaehyun yang berhubungan dengan sesosok anak laki - laki berusia 17 tahun bernama Haechan. WARNING!!! ADEGAN KEKERASAN TANPA SENSOR!! BOYS LOVE!!! DONT LIKE DONT READ