Yuta mengelus lembut pada rambut Haechan yang terlelap tidur setelah menangis keras lebih dari satu jam hingga akhirnya suaranya serak dan menyerah pada kepedihannya. Yuta berusaha sebisa mungkin menjadi ibu yang tabah, tetapi ia tetap saja meneteskan air mata setiap kali melihat kondisi Haechan.
Haechannya - tidak bisa kembali lagi menjadi Haechan dulu yang cerita dan bersemangat. Peristiwa mengerikan itu telah merenggut Haechan yang dulu dan mengganti dengan Haechan yang pemurung. Yuta tidak keberatan apapun versi Haechan untuknya.. ia tidak masalah Haechan berbuat nakal apapun, ia bahkan tidak masalah Haechan membeli barang semahal apapun atau merepotkannya bagaimanapun, tetapi semua yang terjadi benar - benar melukainya. Yuta terus dan terus merasa gagal menjadi orang tua, gagal melindungi anak yang ia bawa dari panti asuhan dengan harapan besar jika Haechan akan bahagia bersama dengan keluarga barunya.
Tangis Yuta semakin kencang, ia sulit untuk menahan semuanya dan karena tidak ingin mengganggu tidur Haechan, Yuta bangkit berdiri dan melangkah keluar dari kamar Haechan dengan tubuh sempoyongan. Ia menutup pelan pada pintu kamar Haechan dan melanjutkan tangisannya di luar kamar Haechan.
Taeil, Bangchan dan Jungkook berdiri dalam diam menatap pada ibu mereka yang terpuruk, menangis kencang dengan seluruh tubuh gemetar karena kekecewaan dan kemarahan.
"Tuan muda... ada informasi terbaru dari Tuan muda Taehyung..."
Taeil, Bangchan dan Jungkook menolehkan kepala pada salah seorang anak buah keluarga mereka.
"Pelaku sudah ketemu namanya Jung Jaehyun..."
Mata Jungkook melotot tajam kearah sang anak buah yang baru saja menyebutkan nama seseorang yang ia kenal, "Jaehyun... pemilik Gold Company?"
Sang anak buah menganggukkan kepalanya.
Jungkook berteriak kesal, ia menghantamkan kepalan tangannya pada dinding tembok hingga kepalan tangannya berdarah, ia tidak peduli rasa sakit yang didapatkannya tertutupi oleh rasa penyesalan yang begitu besar karena kebodohan yang terjadi.
"Tenangkan dirimu Jungkook," kata Bangchan.
"Dimana dia sekarang?" tanya Taeil.
"Tadi pagi sudah pergi keluar negeri," jawab sang anak buah, "Jungwoo bilang jika ia menyarankan Vietnam dan Indonesia."
"Bagus sekali..." Bangchan mengacak rambutnya kesal.
"Mulai pencarian, kerahkan semua orang yang kita punya untuk mencari. Hubungi kolega kita di dua negara itu untuk membantu," kata Taeil, "Meski dia bersembunyi di neraka, akan aku temukan."
"Siap tuan.." kata sang anak buah.
"Aku akan segera ke Vietnam," kata Jungkook.
"Aku ke Indonesia," kata Bangchan.
Taeil menganggukkan kepala, ia melangkah mendekat pada ibunya, bersimpuh di depan ibunya yang tengah menghapus air mata dan menatap balik padanya, "Akan kami temukan dimanapun bajingan itu berada papa... jangan khawatir, akan segera kami temukan."
"Apa gunanya? Haechan takkan kembali ceria.. Haechan akan terus tersiksa," kata Yuta.
Taeil, Yuta, Jungkook dan Bangchan menolehkan kepala ke arah pintu kamar Haechan yang mendadak terbuka. Haechan melangkah keluar dari kamar. Yuta dan Taeil buru - buru bangkit berdiri dan menatap kearah Haechan.
"Tangkap dia.. aku ingin memberinya hukuman.."
Jungkook dan Bangchan saling menatap, mereka kemudian melangkah mendekat pada Haechan. Jungkook mencium lembut pada dahi Haechan, mengelus lembut pada rambut Haechan dengan punggung tangannya yang terluka. Bangchan juga mendekat pada Haechan, memberikan ciuman lembut lainnya pada dahi Haechan. Keduanya kemudian melangkah pergi menjauh dari Haechan yang menatap kepergian mereka dengan harapan akan keadilan versi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black And White - Jaehyun
FanficBerawal dari keinginan aneh Jaehyun yang berhubungan dengan sesosok anak laki - laki berusia 17 tahun bernama Haechan. WARNING!!! ADEGAN KEKERASAN TANPA SENSOR!! BOYS LOVE!!! DONT LIKE DONT READ