EPILOG : KEINGINAN ANEH

198 14 4
                                    

Angin malam di tengah laut yang gelap membuat tubuh Jaehyun yang terikat menggigil kedinginan, apalagi ia tidak memakai selembar pakaian pun. Tubuhnya yang seperti sudah mati rasa karena digempur rasa dingin terus menerus, semakin membuatnya terasa sakit ketika matanya terus dipaksa menatap ke ujung kapal feri besar. Menatap pada para anak buah keluarga Bang yang menceburkan puluhan tong bekas minyak yang berisi keluarganya. Ya... Jaehyun terus dipaksa untuk menatap pada satu per satu keluarganya yang diceburkan ke dalam lautan.

Saudara sepupunya.

Sepupu jauhnya.

Tantenya.

Pamannya.

Paman jauhnya.

Kakek dari pihak ibunya.

Adi dari kakek pihak ayahnya.

Semua, tanpa tersisa satupun. Jaehyun bahkan sudah tidak mengeluarkan air mata meski mengetahui yang ada di dalam tong adalah keluarganya. Keluarganya yang menghadapi kematian mengerikan dan menyakitkan karena kesalahannya.

Kepala Jaehyun menoleh pelan, ketika mendengar suara langkah kaki. Ia menatap pada sosok Haechan yang dalam balutan jaket tebalnya, tersenyum ke arahnya.

"Aku sudah mengabulkan keinginanmu, untuk mati.." kata Haechan.

"Tapi tidak dengan keluargaku!!! Kenapa kau membunuh mereka semua???" Jaehyun berteriak keras dan ternyata teriakan kerasnya membuat kesal salah seorang anak buah keluarga Bang yang kemudian memukul kepalanya kencang. Jaehyun terjatuh tersungkur dengan rintihan kesakitan.

"Aku yakin, keluargamu akan membelamu jika tahu apa yang kau lakukan padaku," kata Haechan.

"Jadi kau menyiksa mereka semua, yang tidak bersalah dan mungkin tidak tahu apa yang terjadi," kata Jaehyun.

"Aku hanya melanjutkan tradisi nenek moyang. Kesalahan satu orang artinya kematian untuk seluruh keluarga. Kematian untuk 7 turunan ke bawah dan 7 turunan ke atas," Haechan berjongkok di hadapan Jaehyun, "Tapi setidaknya kau tidak perlu menderita perlahan lagi kan. Aku membebaskanmu dari penderitaan."

Jaehyun menatap kedalam mata Haechan. Sinar mata Haechan memang telah kembali, penuh semangat. Dua bola mata bulat itu menyinarkan semangat yang dulu pernah Jaehyun lihat dan sempat Jaehyun hancurkan. Tetapi, semangat yang Jaehyun lihat kali ini berbeda.

"Kau merencanakan apa? Apa yang kau rencanakan?" tanya Jaehyun.

Haechan terdiam, menatap kedalam mata Jaehyun. Senyum yang sempat menghilang perlahan kembali terlihat. Senyuman yang sama seperti ketika Jaehyun pertama melihat dan bertemu Haechan. Senyuman tanpa ada seringai akan indikasi kejahatan dan kengerian.

"Aku hanya ingin melakukan keinginanku.." Haechan menatap ke arah pinggir kapal feri keluarganya, dimana keluarga Jaehyun telah habis. Kini giliran Jaehyun.

Jaehyun menatap pada Haechan yang bangkit berdiri dan menjauh darinya, sementara ia di bawa oleh dua anak buah keluarga Bang yang menyeretnya menuju ke pinggir kapal feri. Ia tidak dimasukkan kedalam tong rupanya, tapi apa bedanya, dia tetap akan mati dengan mengerikan. Dia akan menghadapi kematiannya seorang diri di tengah gelapnya lautan dalam.

Jaehyun kembali menatap pada Haechan, "Karena aku akan mati... bisa kau sebutkan apa yang menjadi keinginanmu?"

"Kenapa aku harus menurutimu?" tanya Haechan.

"Permintaan maafku yang kau tolak. Penebusan dosa yang telah aku lakukan. Setidaknya.. turuti keinginan terakhirku untuk mengetahui apa keinginanmu," ucap Jaehyun.

Haechan menarik nafas dalam, "Aku ingin menjadi joker dengan gemerincing lonceng yang menjadi pertanda jika keadilan akan ditegakkan seadil - adilnya menurut para korban yang menjadi hakim dalam kasus mereka sendiri."

Black And White - JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang