"Guma, berhenti mengeong!" kesal Sunghoon yang pemandangannya mulai kabur karena mabuk berat. Lelaki yang menggunakan hoodie putih tersebut tergeletak di depan apartmentnya dan peliharaannya itu terus mengeong kearah Sunghoon, namun lelaki tersebut telah tak sadarkan diri.
Jika ditanya, memang setiap harinya Sunghoon seperti ini, mabuk tak jelas hingga tetangganya sering menegur Sunghoon, karena kadang dia muntah di lift atau tidak di lorong lantai dua dimana tetangga Sunghoon juga tinggal.
"Guma, sini aku ada dryfood buat kamu" seru wanita bernama Ningning yang baru saja pulang dari kantor.
Ningning ini merupakan tetangga sebelah Sunghoon. Sebenarnya mereka tak begitu dekat, namun Ningning tahu nama peliharaan Sunghoon dan sering memberikan makan ke anabul milik Sunghoon itu. Sudah menjadi kebiasan Ningning sering memberikan makanan ke kucing dimanapun itu dan Ningning juga selalu persiapan membawa makanan kucing di tasnya.
"Lucunya, lapar ya sayang..." ucap Ningning sambil mengelus kucing milik Sunghoon.
Ningning lalu mengarahkan pandangannya ke tetangga nomor 203 tersebut, yang masih tergeletak seperti mayat di depan pintu apartment. Ningning melihat itu merasa kasian, karena setiap Ningning pulang kerja, malamnya Sunghoon pasti sudah dalam keadaan mabuk berat.
Ningning paham betul, Sunghoon kenapa seperti itu. Lelaki itu depresi berat karena tekanan orang tuanya yang memaksa Sunghoon untuk kerja menjadi pegawai negeri, namun setiap kalinya Sunghoon mengikuti tes selalu saja tak berhasil dan hanya mengandalkan kerja freelance sebagai ilustrator.
Ningning tahu dari cerita beberapa tetangga yang sudah menetap lama di apartement lantai dua, yang kebetulan Ningning ini termasuk pendatang baru yang menetap empat bulan.
Wanita itu kemudian berjalan mendekat kearah Sunghoon dan mencoba membangunkannya dengan menepuk kedua pipi lelaki tersebut.
"Sunghoon bangun, aku bantu masuk kedalam apartment ya, kasian Guma kedinginan" ucap Ningning tapi tak ada respon dari Sunghoon.
Jujur saja Ningning panik saat itu, karena menyadari wajah Sunghoon yang memucat dan badannya mendingin, segera wanita itu menelepon ambulance.
Sesampainya di rumah sakit, Sunghoon kemudian diperiksa. Ternyata gerd nya kambuh, karena Sunghoon seharian tak makan dan langsung meminum alcohol, hal itu lah yang menjadi pemicunya.
"Ceroboh banget nih orang asli" gumam Ningning sambil melihat Sunghoon yang tengah berbaring lemas di kasur rumah sakit dan belum sadarkan diri.
Ningning sebenarnya ingin menelepon keluarga Sunghoon, tapi dia saja tak ada kontak yang bisa dihubungi, tak sopan juga membuka ponsel orang lain, jadi mau tak mau Ningning bolak balik ke rumah sakit menemani Sunghoon, karena Guma harus dititipkan tetangga dan Ningning juga harus membersihkan badannya terlebih dahulu.
Setelahnya, Ningning balik ke rumah sakit dimana Sunghoon dirawat sambil membawa bubur untuk dimakan lelaki tersebut. Ningning dapat melihat Sunghoon yang telah sadar dan sedang bermain ponsel.
Sunghoon yang sadar akan kehadiran Ningning, kemudian mulai bertanya.
"Kamu Ningning tetangga sebelahkan?"
"Iya"
"Kamu yang bawa aku ke rumah sakit ya?" Ningning mengangguk sebagai jawaban.
"Makasih banyak ya, tapi aku belum ada--"
"--itu masalah gampang kok, yang penting kamu sehat dulu, nih aku ada bubur buat dimakan..."
"...oh iya, kamu udah bisa balik, nanti kita bisa balik bareng, jangan lupa minum obatnya ya" sambung Ningning yang mengomel layaknya seorang Ibu.
Sunghoon melihat itu tersenyum, karena dia merasa tersentuh dengan kebaikan Ningning. Wanita itu kemudian membalas senyuman Sunghoon.
"Terima kasih Ningning"
Cast of '204 at Night'
KAMU SEDANG MEMBACA
204 at Night: Ningning & Sunghoon
FanfictionCerita tentang Sunghoon yang merasa hidupnya yang tak berguna, bertemu dengan Ningning wanita berhati malaikat yang menyelamatkan hidup Sunghoon.