"Kak Ningning, Leeseo pamit pulang dulu, makasih banyak kak buat makanan hari ini dan makasih juga dah mau jadi pacarnya kak Sunghoon yang nyebelin ini" ucap Leeseo sambil terkekeh karena mengucapkan kalimat terakhir tersebut, sementara orang yang sedang diledek hanya menatap sinis.
"Yaudah ya kita pamit dulu, minta tolong jagain Guma" Ningning kemudian menganggukkan kepalanya.
"Hati-hati ya dan inget omongan aku tadi--jangan lupa bicarain semua ke orang tua kamu"
Setelah berpamitan dengan Ningning, Leeseo dan Sunghoon pergi menuju rumah orang tua mereka. Jujur saja Sunghoon merasa takut, ia bahkan belum persiapan untuk mengatakannya kepada orang tuanya, tapi benar kata Ningning, sekarang adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki hubungan dengan kedua orang tuanya.
Sesampainya di tempat, Leeseo terkejut saat kakaknya juga ikut turun dari mobil.
"Kak? kok turun mau ngapain?"
"Emang kakak ga boleh masuk ke rumah sendiri? yuk masuk"
Sunghoon dan Leeseo kemudian berjalan memasuki rumah, sudah lama ia tak mengunjungi rumahnya sendiri dan keadaan dalam rumah masih sama seperti terakhir Sunghoon berkunjung. Disana ia melihat Ayah dan Ibunya tengah duduk santai di ruang tamu sambil membaca buku.
"Kami pulang" gugup Leeseo, ia takut jika kedua orang tuanya akan marah besar, karena kejadian kemarin malam hingga Leeseo kabur dari rumah.
Kedua orang tua mereka hanya terdiam saat melihat anak-anaknya datang menampakkan diri di hadapannya. Leeseo yang ketakutan kemudian bersembunyi di balik badan Sunghoon. Pria paruh baya tersebut berjalan pelan mendekat ke arah Sunghoon dan Leeseo. Tak disangka-sangka untuk Sunghoon, sebuah pelukan yang diberikan oleh ayahnya tersebut membuatnya menangis tersedu-sedu.
"Maafkan ayah ya nak, semua jadi rumit karena paksaan ayah"
Ibu Sunghoon dan Leeseo kemudian menyusul dan memeluk kedua anaknya, lalu meminta maaf kepada kedua anaknya tersebut karena telah membebankan ekspektasi tinggi bagi Sunghoon dan Leeseo. Ini merupakan sebuah keajaiban bagi dirinya, dulu Sunghoon hampir mengakhiri hidupnya karena merasa tidak bisa menjadi apa yang diinginkan kedua orang tuanya. Dan akhirnya sekarang ayah dan ibu Sunghoon telah menerima dengan sepenuh hati pilihan jalan hidupnya.
"Gimana, berhasil?" tanya Ningning yang menyambut Sunghoon masuk ke dalam apartment. Pria itu langsung memeluk Ningning tanpa menjawab pertanyaanya. Sunghoon kembali menangis haru.
"Makasih Ningning, berkat kamu, aku ada keberanian buat nemuin orang tuaku, dan akhirnya hubungan ku sama kedua orang tuaku membaik. Sebuah keajaiban orang tuaku yang pertama kali meluk aku dan minta maaf, ini pertama kalinya aku denger kata maaf dari mulut orang tuaku" Ningning mendengar itu sangat bahagia, akhirnya masalah Sunghoon selama ini telah terselesainkan.
"Sama-sama, kamu udah ngelakuin yang terbaik Sunghoon, pilihan hidupmu kamu yang tentuin bukan orang lain, jadi jangan pernah ngerasa bersalah oke?" ucap Ningning lalu mengusap air mata Sunghoon dan memeluk Sunghoon kembali.
Sunghoon tak pernah bosan mengatakan bahwa ia beruntung mendapatkan Ningning, ia merasa Ningning adalah wanita tepat untuknya dan ia tak akan pernah melepaskan Ningning.
KAMU SEDANG MEMBACA
204 at Night: Ningning & Sunghoon
Fiksi PenggemarCerita tentang Sunghoon yang merasa hidupnya yang tak berguna, bertemu dengan Ningning wanita berhati malaikat yang menyelamatkan hidup Sunghoon.